Sebelas Negara Berkembang di Eropa

Sebelas Negara Berkembang di Eropa

Meski terkenal dengan kemajuan dan kemapanannya, rupanya masih ada negara berkembang di Eropa . Tidak seperti negara-negara maju nan kebanyakan terletak di Eropa bagian barat, negara-negara berkembang ini sebagian besar berada di bagian timur dan tenggara benua Eropa.



Indikator Negara-Negara Berkembang di Eropa

Perbedaan nan signifikan bisa terlihat di antara negara maju dan negara berkembang. Hal pertama nan menjadi pertimbangan sebuah negara berkembang atau maju ialah daya beli (PDB) dan pendapatan per kapitanya. Selain itu, sumber mata pencaharian juga memengaruhi pendapatan negara. Negara-negara maju cenderung bergantung pada sektor industri dan jasa, sedangkan negara berkembang bergantung pada sektor agraris dan pertanian.

Kualitas dan kesejahteraan sumber daya manusia juga menjadi pembeda negara maju dan negara berkembang. Kualitas dan kesejahteraan ini terkait dengan taraf kesehatan, pendidikan, pencerahan buat hayati bersih, dan kecukupan gizi. Sumber daya manusia nan berkualitas akan meningkatkan perkembangan ekonomi negaranya buat menjadi negara maju.



Sebelas Negara Berkembang di Eropa

Inilah 11 negara di Eropa nan sedang menggeliat bangkit mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju di benua tersebut. Negara-negara di bawah ini diurutkan berdasarkan jumlah PDB per kapitanya nan dihitung berdasarkan kemampuan belanja (dari nan terkecil hingga nan terbesar).

Sebagai perbandingan, patut diketahui bahwa Indonesia memiliki PDB per kapita sebesar 3.979 AS$, dan PDB per kapita Jerman (negara termakmur di Eropa) ialah 34.212 AS$.



1. Georgia

Georgia ialah salah satu negara pecahan Uni Soviet. Negara nan berbentuk republik ini terletak di perbatasan benua Asia dan Eropa. Dengan total penduduk 4.436.400 jiwa, Georgia menghasilkan PDB per kapita sebesar 2.774 AS$, termasuk jumlah nan terkecil di antara negara berkembang di Eropa lainnya.

Pusat perekonomian dan pemerintahan di ibu kotanya, yaitu Tbilisi, berusaha buat meningkatkan daya beli masyarakat dan menguatkan nilai mata uang Georgia, Lari melalui berbagai cara.



2. Moldova

Satu lagi negara di Eropa bagian Timur, nan sedang berkembang yaitu Moldova. Negara kecil nan tak memiliki akses ke bahari ini hanya mendapatkan PDB per kapita sebesar 2.842 AS$. Jumlah PDB per kapita tersebut menjadikan Moldova sebagai salah satu negara termiskin di Eropa.

Beribu kota di Kishinev, negara berpenduduk 3.560.430 jiwa ini menggunakan Leu Moldova sebagai mata uangnya. Perekonomiannya hanya bergantung pada pertanian dan perkebunan, mengingat tak adanya sumber daya mineral dalam jumlah besar nan terkubur di dalam bumi Moldova.

Untungnya, tanah gembur dan iklim sedang membuat Moldova bisa menghasilkan produk-produk agrikultur lalu memasoknya ke negara-negara di Eropa Tenggara. Bahkan Moldova terkenal akan kualitas wine -nya nan baik. Sayangnya, dengan tak adanya sumber daya mineral nan besar, negara ini harus memasok kebutuhan gas alam, minyak bumi, dan batu baranya dari negara lain.



3. Albania

Albania ialah sebuah negara di bagian tenggara Eropa nan berbatasan dengan Montenegro dan Serbia. Dengan total penduduk sekitar 3.600.000 jiwa, Albania menghasilkan PDB per kapita sebesar 4.937 AS$. Negara beribu kota Tirana ini disebut juga sebagai Shqiperia (tanah air burung elang).



4. Serbia

Serbia, nan terletak di sebelah tenggara benua Eropa, pada awalnya ialah sebuah negara nan manunggal dengan Montenegro. Barulah pada tahun 2006, keduanya terpisah mendirikan negara-negara nan berstatus sebagai negara-negara berkembang.

Negara beribu kota Belgrade ini meraih PDB per kapita sebesar 5.713 AS$. Dengan total penduduk berjumlah 7.306.677 jiwa, perekonomian negara berbentuk republik ini tak seberuntung Montenegro nan PDB per kapitanya 60% lebih besar. Lambatnya pertumbuhan ekonomi Serbia kemungkinan disebabkan oleh taktik ekonomi nan mengharuskan Serbia menggunakan mata uangnya, Dinar Serbia; meski memang Euro juga terkadang digunakan.



5. Ukraina

Ukraina ialah salah satu negara berkembang di Eropa nan merupakan negara pecahan Uni Soviet. Negara ini berbatasan dengan Belarus di sebelah utara, Rusia di sebelah timur laut, Bahari Hitam di selatan, serta Slowakia, Hongaria, dan Polandia di sebelah barat.

Negara nan beribu kota di Kiev ini memiliki PDB per kapita sebesar6.554 AS$. Dengan Hryvnia sebagai mata uang resmi, Ukraina berusaha buat menggeliat bangkit dan meningkatkan kesejahteraan 46.835.305 orang penduduknya.



6. Montenegro

Montenegro ialah sebuah negara di Eropa Selatan. Negara nan pada awalnya bergabung dengan Serbia ini memiliki PDB per kapita sebesar 11.228 US$. Dengan penduduk sebanyak 625.266 orang, negara beribu kota Podgorica ini memutuskan buat bergabung dengan Uni Eropa dan menggunakan Euro sebagai mata uang resminya. Taktik ini dilakukan buat memperkuat ekonomi Montenegro.

Pasalnya, Montenegro diperkiraan mengalami perkembangan ekonomi nan signifikan saat bergabung dengan Uni Eropa (dibandingkan dengan berjuang sendirian).



7. Latvia

Republik Latvia ialah sebuah negara kecil di Eropa Utara. Negara ini memiliki penduduk sebanyak 2.299.000 jiwa. Meski digolongkan sebagai negara berkembang, perekonomian Latvia semakin membaik seiring berjalannya waktu. Dengan PDB per kapita sebesar 11.980 AS$ dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya, Latvia digadang-gadang sebagai salah satu negara nan siap bertransformasi menjadi negara maju.

Tingkat pengangguran di negara beribu kota Riga ini juga semakin hari semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah lapangan kerja dan semakin banyaknya penduduk nan bermigrasi ke Irlandia dan Inggris Raya.



8. Bulgaria

Negara dengan ibu kota Sofia ini memiliki PDB per kapita sebesar 12.052 AS$. Bulgaria menyandarkan pendapatan ekonominya pada produksi bahan mentah seperti emas, tembaga, besi, batu bara, bismut, kilang minyak, dan komponen manufaktur seperti elektronika, komponen senjata api, kendaraan, dan bahan bangunan. Di antara sumber-sumber tersebut industri pertambanganlah nan merupakan jantung ekonomi Bulgaria.

Dengan total penduduk 7.351.234 orang (tahun 2011), Bulgaria memiliki 3,2 juta tenaga kerja usia produktif. Sayangnya, peningkatan pendapatan negara dengan mata uang Lev Bulgaria ini tergolong lambat. Pasalnya, korupsi di sektor pelayanan generik dan penegakkan keadilan nan lemah menjadi penghambat primer meningkatnya kesejahteraan ekonomi Bulgaria.



9. Rumania

Terletak di sebelah utara Semenanjung Balkan, Rumania merupakan di Eropa dengan PDB per kapita sebesar 12.600 AS$. Beribu kota di Bukares, negara ini menggantungkan pendapatan nasionalnya pada sektor jasa. Meski demikian, sektor industri dan agrikultur juga turut berperan meningkatkan pendapatan nasional.

Setelah melalui berbagai krisis, seperti jatuhnya rezim komunis dan jumlah pengangguran nan melonjak, Rumania tengah berusaha bangkit buat menguatkan nilai mata uangnya, Leu. Kini, Rumania termasuk salah satu negara berkembang di Eropa nan perkembangan ekonominya cukup signifikan.



10. Lituania

Lituania ialah sebuah negara berbentuk republik nan terletak di wilayah timur bahari benua Eropa. Setelah pecah dari Uni Soviet di awal tahun 1990-an, negara berpenduduk 3.382.041 jiwa ini berusaha buat meningkatkan sistem ekonomi, sosial, dan politiknya. Lituania memiliki PDB per kapita sebesar 12.980 AS$. Dengan jumlah sebesar itu, negara beribu kota Vilnius ini termasuk negara pecahan Uni Soviet nan berkecukupan.



11. Polandia

Polandia merupakan salah satu negara berkembang di Eropa nan memiliki PDB per kapita cukup tinggi, yaitu 13.275 AS$. Berbatasan dengan Jerman, negara di Eropa tengah ini dipadati 38.157.055 orang penduduk.

Sektor ekonomi Polandia ialah pariwisata. Banyaknya warisan arsitektur dan bangunan (misalnya kastil) nan tersebar di negara ini serta berlimpahnya pemandangan latif menjadi daya tarik bagi turis asing buat berwisata ke negara beribu kota Warsawa ini. Dari sinilah pemasukan primer pemerintah Polandia didapatkan.

Itulah sebelas negara berkembang di Eropa. Selain kesebelas negara nan dipaparkan dalam artikel ini, masih ada negara berkembang di Eropa nan lainnya, nan sebagian besar merupakan pecahan dari Uni Soviet.