Terbentuknya Kalimat Motivasi

Terbentuknya Kalimat Motivasi

Setiap insan membutuhkan kalimat motivasi . Terlebih mereka nan memang sedang membutuhkan motivasi. Karena motivasi merupakan salah satu aspek di dalam diri seseorang nan berperan besar dalam pencapaian produktivitas nan sangat tinggi. Dalam hal ini motivasi berprestasi ialah kesamaan meraih hasil nan lebih baik.

Seseorang dengan motivasi berprestasi tinggi umumnya memiliki keinginan dan usaha lebih tinggi dalam meraih prestasi, sebaliknya seseorang dengan motivasi berprestasi rendah kurang memiliki usaha dalam meraih prestasi. Oleh sebab itulah, kalimat motivasi dibutuhkan oleh mereka dengan motivasi nan kurang.

Menurut Hermans, “berprestasi berarti mengungguli prestasi orang lain, sebagai suatu baku nan kegiatannya diarahkan pada usaha melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya”. Apakah kata-kata Hermans tersebut dapat dikategorikan sebagai kalimat motivasi?



Prestasi Dahulu Bicara Kemudian

Sebenarnya semua ini berkaitan pula dengan dorongan manusia buat berprestasi. Berada di puncak kesuksesan. Karena itulah kegiatan motivasi berprestasi diarahkan kepada usaha buat melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. Kalimat motivasi dapat menjadi semacam dorongan buat menumbuhkan semangat dalam diri manusia. Disadari atau tidak.

Seseorang dengan motivasi berprestasi nan tinggi akan menentukan sendiri hasil tindakannya dalam situasi nan menuntut usahanya tak didasarkan kepada keberuntungan, kesempatan, maupun orang lain. Dari pribadi semacam itulah terbentuk, suatu daya nalar tersendiri, cara nalar nan khas membuat orang mampu melakukan pembahasan terhadap wilayah abstrak semacam motivasi. Kalimat motivasi dengan mudah pula disusun dirangkai, sebab sudah punya basis prestasi.

Seseorang nan memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Memiliki keuletan dalam menghadapi suatu tugas, mempunyai kesamaan nan kuat buat menyelesaikan tugas nan telah dimulainya. Bila dirangkum dalam kalimat motivasional, kurang lebih semacam ini, “Kerjakan hal kecil. Kerjakan hal mudah. Kerjakan sekarang juga.”
  1. Pandangan tentang waktu lebih diarahkan ke masa depan. Apabila dirangkum dalam kalimat motivasi, kurang lebih semacam ini, “Esok kan masih ada.”
  1. Mempunyai kemampuan bertahan nan besar. Kalimat motivasinya, “Sekali berlayar pantang memutar haluan.”
  1. Menghargai kemampuan orang lain atas prestasinya. Kalimat motivasinya, “Saya tak pernah menjadi pahlawan, namun aku berkerja buat melayani para pahlawan.”
  1. Mereka lebih suka berteman dengan rekan-rekan nan pakar dalam tugas-tugas nan sedang dihadapi. Kalimat motivasinya, “Belajar hingga ke Negeri Cina.”

Berkaitan pula dengan pembentukan kalimat motivasi, menurut Mc. Celland, dan kawan-kawan selain motif berprestasi ada motif persahabatan dan motif berkuasa nan mendasari tingkah laku manusia. Motif tersebut dikenal sebagai motif sosial.

Kekuatan dari masing-masing motif itu berbeda sehingga seseorang akan memiliki salah satu nan menonjol nan akan mewarnai tingkah laku orang itu, namun tak terlepas dari situasi lingkungannya, apakah lingkungan tersebut akan memberikan kesempatan atau tak buat terjadinya tingkah laku nan didorong oleh motif tertentu.

Adapun tiga motif ialah sebagai berikut.

  1. Motif prestasi ialah suatu kesamaan tingkah laku buat mencapai suatu prestasi. Seseorang nan memiliki motif prestasi tinggi atau kuat akan bertanggung jawab atas semua tingkah lakunya, justru sangat suka pekerjaan nan sifatnya menantang, melakukan apapun sebisa mungkin dengan cara nan belum pernah dilakukan orang lain, percaya akan kemampuannya dan mampu memecahkan masalah sendiri. Kalimat motivasi buat orang semacam ini adalah, sesuatu nan berkaitan dengan mengejar prestasi.
  1. Motif persahabatan ialah kesamaan tingkah laku buat mencapai persahabatan dengan orang lain. Kepuasannya akan diperoleh bila sukses memelihara dan membina interaksi nan harmonis dengan orang lain. Kalimat motivasi buat nan semacam ini, tentu saja tentang bagaimana seseorang berupaya dekat dengan orang lain.
  1. Motif berkuasa ialah kesamaan tingkah laku buat bisa mengendalikan dan memengaruhi orang lain. Maka dari itu, orang macam ini akan mencari kalimat motivasi nan dapat membangkitkan rasa pede nya di depan orang lain. Dan berupaya mengangkat derajatnya sebagai seseorang nan sangat spesial sehingga perlu diperhatikan oleh orang lain.


Terbentuknya Kalimat Motivasi

Motif mempunyai peranan nan sangat krusial dalam kegiatan seseorang. Agar kegiatan seseorang itu memberikan hasil nan efektif maka perlu adanya usaha-usaha buat membangkitkannya atau motivasi. Jadi kalimat motivasi ialah usaha-usaha buat menyediakan kondisi dan situasi dalam bentuk kalimat dan kata-kata nan seolah memberi ‘petunjuk’ sehingga seseorang itu melakukan kegiatan apa nan bisa dilakukannya sebab merasa ter- boosting semangatnya, seolah dia hendak menaklukan banyak hal.

Bentuk-bentuk kalimat motivasi nan menyesuaikan dengan kegiatan nan tengah dilakukan seseorang itu sebagai berikut.



1. Kalimat Motivasi Berkaitan dengan Kompetisi atau Persaingan ( Competition )

Kompetisi ini ada dua macam, yaitu pertama, kompetisi dengan prestasi sendiri. Dalam pengertian seseorang itu harus mengetahui prestasi nan telah dicapainya, kemudian ia berusaha buat meningkatkan prestasi nan telah dicapai itu. Dengan jalan bermuhasabah. Menghitungi kekurangan dirinya, dari nan lalu, dan merangkumnya buat ke masa depan. Kalimat motivasinya biasanya semacam ini, “Apakah hari ini lebih baik, dari hari kemarin.”

Kedua, kompetisi dengan orang lain. Seseorang mempelajari dan membandingkan prestasi nan telah dicapainya dengan prestasi nan telah dicapai oleh orang lain sehingga usaha buat mencapai tujuan akan makin kuat. Kalimat motivasi terbentuk, buat menyamaratakan kondisi dirinya dengan orang lain. Dalam pengertian positif, dia mampu mengejar apa nan orang lain pula kejar, bahkan bila perlu, saling mendahului. Misalnya, “Orang lain dapat melakukannya, kenapa aku tidak? Toh sama-sama makan nasi?”



2. Kalimat Motivasi - Pace Making (Mendekatkan Tujuan)

Tujuan dari suatu kegiatan seringkali sangat jauh dan kalau melihat tujuan nan terlalu jauh itu pada umumnya seseorang malas buat mencapainya. Agar tujuan itu tak tampak jauh maka buat membangkitkan semangat sine qua non tujuan-tujuan sementara nan dekat. Penentuan tujuan sementara ini disebut “pace maker". Kalimat motivasi juga sering hadir dari mereka.

Sebagai contoh, pada olah raga balap sepeda biasanya di barisan paling depan ada sepeda motor atau mobil. Motor atau mobil ini merupakan pace maker nan merupakan tujuan terdekat. Dengan adanya pace maker pembalap-pembalap itu akan berusaha dengan penuh semangat buat mengejar pace maker dan selanjutnya mencapai tujuan akhir. Mereka juga niscaya memiliki stok kalimat motivasi nan cukup banyak buat dibagikan kepada orang lain.

Demikian pula misalnya dalam study , program study dibagi-bagi ke dalam program semester. Dengan pace maker , terbentuk baku motivasi. Seolah jenjang-jenjang eksklusif telah mampu dilewati. Maka dari itu, terbentuklah majemuk kalimat motivasi berkaitan dengan sisi pace making . Seperti nan dicontohkan di atas. “Bersemangatlah, masih beberapa hal lagi, sebelum ke finish .” Mengapa finish dan bukan kemenangan. Justru itulah, pace making sama sekali berbeda dengan motif prestasi. Karena pace making itu, lebih kepada. “Jangan menyerah di tengah jalan.” Atau “Selesaikan apa nan tengah kamu mulai.”

Motif mendorong seseorang buat mencapai tujuan. Kalau tujuan itu jelas dan berarti bagi seseorang, ia akan berusaha buat mencapainya. Dengan perkataan lain bisa dirumuskan, semakin jelas dan berarti tujuan nan ingin dicapai itu, semakin besar kekuatan motif buat mencapainya. Kalimat motivasi sebenarnya dapat Anda rangkai sendiri. Menyesuaikan dengan apa nan Anda rasakan akan berdampak lebih besar daripada mendengarkan kalimat motivasi dari orang lain nan belum tentu dapat merasakan kesulitan Anda.

Sebenarnya hal semacam ini dapat didudukan pada porsi kompetisi, namun dapat juga menjadi bahan evaluasi. Karena setelah jauh orang berusaha, namun kurang mendapat hasil maka dia harus berevaluasi. Apakah tujuannya sudah benar, apakah dirinya berada di dalam posisi nan tepat? Orang-orang dengan tipe seperti itulah nan secara tak sadar membutuhkan kalimat motivasi.

Sesuai dengan kalimat motivasi semacam ini. “Takkan lari gunung di kejar.” sehingga seseorang dapat dengan mudah melepaskan targetnya bila hal semacam itu memang bukan sesuatu nan layak buat diperjuangkan, itupun tanpa berkecil hati. Karena merupakan hasil dari evaluasi. “Memulai dari awal? Hmm.. satu keberhasilan ialah 999 kegagalan.”