Umroh dari Kantor

Umroh dari Kantor

Hanya seorang pedagang kecil biasa, tetapi rajin ke masjid dan selalu minta didoakan agar dapat menginjak tanah kudus buat naik haji atau umrah. Setiap musim haji, dengan penuh perjuangan sang bapak meminta didoakan agar dapat naik haji atau umrah. Seperti sudah menjadi budaya di loka tinggal si bapak, setiap ada nan akan berangkat ke tanah kudus buat menunaikan haji, para tetangga dan sahabat akan memberi uang sekedarnya sambil berpesan didoakan agar segera menyusul ke tanah kudus juga.

Tanpa terasa ketika usianya menginjak 60 tahun, doa nan sudah begitu lama terus didengung-dengungkannya terkabul. Tanpa mengeluarkan uang sepeser pun, si bapak nan tidak pernah punya uang sebanyak biaya umroh mampu berangkat umroh lewat Batam.



Umroh Bersama Anak dan Cucunya

Si bapak itu tak mengira kalau anaknya nan baru saja pindah ke tanah Arab langsung mengajaknya pergi umroh. Dengan linangan air mata haru, beliau pergi ke Batam dan ikut rombongan umroh orang-orang Batam nan tidak dikenalnya sama sekali. Rombongan umroh tersebut terbang bersama Batavia Air nan menyelenggarakan umroh bekerja sama dengan satu agen embarkasi umroh dan haji. Karena rombongan dari Batam sudah memenuhi kuota, maka mereka berangkat.

Tanpa persiapan apa-apa, hanya kepasrahan nan menjadi modalnya. Dia terus berdoa buat dimudahkan dan dilancarkan pada saat umroh. Apalagi kakinya nan patah dampak kecelakaan motor 2 bulan sebelumnya belum juga sembuh. Diabetes nan diidapnya membuat proses penyembuhan berlangsung lama.

Dengan masih terseok-seok menarik kaki kanannya, beliau mengikuti manasik buat umroh nan hanya diselenggarakan sekali. Tak tahu bahasa Inggris apalagi bahasa Arab. Belum pernah juga tidur di hotel. Benar-benar pasrah. " Allah, Engkau telah memanggilku. Bimbinglah aku. Mudahkanlah dan lancarkanlah semua urusan umroh ini ." Itulah doa si bapak nan lugu.

Setiba di tanah Arab, anak dan cucunya telah menanti. Rendezvous nan begitu mengharukan. Semua proses ibadah umroh dijalaninya dengan tenang. Air zam-zam tidak henti diminumnya. Berbagai doa nan dititipkan oleh para sahabatnya dipanjatkannya. Tidak tertarik hatinya buat belanja sebab dia tak tahu bagaimana berbelanja di tanah Arab. Wajahnya nan lugu malah mengundang iba orang lain sehingga seringkali si bapak menerima makanan dan minuman dari orang-orang nan tak dikenalnya.

Pada saat akan mencium Hajar Aswad, bapak sekali lagi bermodalkan kepasrahan. Rasanya tak mungkin menembus begitu banyak orang dengan tubuh nan besar-besar, sedangkan kakinya masih sakit. Tapi kuasa Allah Swt itu tiada duanya. Dengan perlahan tapi pasti, si bapak mendekati batu dari surga itu dan sukses menciumnya. " Harum, sejuk, damai sekali. Kalau tak ingat orang lain, ingin rasanya berlama-lama mencium batu kudus itu ." Begitulah si bapak berkomentar. Setelah sukses mencium Hajar Aswad, si bapak sujud syukur. Rangkaian ibadah umroh hari itu begitu manis dirasakannya.

Bila orang lain mengabadikan kegiatan umroh mereka, si bapak tak sama sekali. Hal ini sebab beliau tak mempunyai kamera dan tak tahu bagaimana menggunakan kamera. Tapi nan terjadi ialah ketika beliau sudah sampai ke daerahnya lagi, beliau mendapatkan kiriman 3 album foto beliau mulai dari Batam hingga seluruh loka nan beliau kunjungi di tanah suci.

Ternyata ada seorang kenalan si bapak nan dari Batam nan dengan antusias mengabadikan si bapak. Entah apa latar belakangnya, si bapak tak tahu sama sekali. Hanya ucap syukur dan terima kasihlah nan beliau panjatkan.

Dari kisah si bapak nan lugu, secara logika tak mungkin beliau dapat berumroh. Tapi Allah Swt berkehendak lain. Lewat umatnya nan lain, Allah Swt mengirimkan rezeki dan membawa si bapak ke tanah suci. " Jangan putus berdoa. Kita tak tahu kapan panggilan itu datang. Bersiap sedialah setiap saat ." Itu ialah pesan si bapak nan telah merasakan kekuatan doa.



Berumroh Atas Undangan Raja Arab

Beliau hanya seorang dosen arsitektur di sebuah universitas di Palembang. Beliau tak merasa istimewa dan tak pernah merasa telah berbuat nan sangat istimewa. Tapi suatu hari beliau mendapat sebuah telepon nan mengabarkan kalau beliau mendapat undangan buat berumroh. Beliau bingung campur ragu dan bahagia. Semua berkecamuk dalam satu dada. Beliau tak menanggapi dengan serius telepon dari orang nan tak dikenalnya itu. Beliau takut telepon itu hanya sebuah penipuan nan memang marak terjadi.

Keesokan harinya beliau mendapatkan telepon dari sebuah agen perjalanan haji dan umroh nan meminta beliau buat mempersiapkan semua berkas pembuatan paspor dan visa. Semakin tidak percayalah si bapak terhadap apa nan baru saja diterimanya. Berkali-kali si bapak bertanya dan bahkan dengan lembut memohon kepada nan meneleponnya buat tak menghubunginya lagi kalau hanya akan menipu. Berkali itu juga orang nan meneleponnya meyakinkan si bapak bahwa dia tak sedang menipu.

Si bapak pasrah dan mengikuti semua persyaratan buat berangkat umroh. Beliau juga seolah tak percaya ketika menerima sebuah kartu dengan cap Kerajaan Arab Saudi. Pesan dari nan memberikan kartu tersebut membuat beliau berggidik bukan sebab takut tapi begitu takjub dengan kekuasaan Allah Swt. " Gunakan kartu ini kalau mendapatkan kesulitan apa pun di tanah kudus nanti ." Pesan itu benar-benar sesuatu nan begitu menguatkan hati.

Dengan rasa syukur, si bapak dosen berangkat ke tanah kudus sendirian. Beliau bergabung dengan beberapa orang dari kelompok umroh dari agen perjalanan nan telah mengurusi semua hal nan berkaitan dengan umrohnya. Hingga waktu nan cukup lama beliau tak tahu mengapa dapat mendapatkan undangan umroh. Kiranya beliau hanya dapat menduga-duga bahwa ada salah satu temannya nan mempunyai posisi cukup tinggi di pemerintahan nan memberikan undangan umroh dari Raja Arab Saudi tersebut.



Umroh dari Kantor

Manusia diberi kesempatan buat memperbaiki nasibnya. Tapi keputusan akhir tetap di tangan Allah Swt. Ketika seorang pimpinan berniat memberikan hadiah umroh kepada bawahannya nan berprestasi, hal itu tak terlepas dari kuasa Allah Swt membolak-balikkan hati manusia.

Bagi para bawahan, mereka bekerja keras dengan motivasi tinggi agar hadiah nan begitu menggiurkan itu jatuh kepada mereka. Sekali lagi bahwa Allah Swt memegang peranan paling tinggi dalam hal ini. Biasanya orang nan tak terlalu menunjukkan perasaannya, mendapatkan hadiah tersebut.

Ini juga nan terjadi kepada salah seorang pegawai negeri nan ada di Kota Palembang. Kisah hidupnya nan cukup miris membuat hadiah umroh ini semakin menambah keimanan nan mendengarkannya. Sebelum menerima hadiah umroh tersebut, si pegawai baru saja ditinggal pergi ibundanya. Di usianya nan telah lewat 40 tahun, dia belum juga dikaruniai seorang anak.

Sebenarnya ketika mendaftarkan ayahnya buat berhaji, diapun berdoa agar Allah Swt memanggil dia dan suaminya ke tanah suci. Tapi dia tak menyangka kalau doa itu begitu cepat terkabul.



Mendapat Hadiah Umroh

Kisah berikutnya ialah seorang qori nan menang dalam lomba baca Al quran. Qori tersebut berangkat umroh tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Dengan linangan air mata, dia pergi umroh. Sepanjang perjalanan dia tak pernah berhenti mengucap syukur. Dia tak menyangka bahwa anugerah suara merdu nan dimilikinya mengantarkannya ke Mekkah dan Madinah tanpa harus keluar uang sepeser pun.

Adapula orang nan berangkat umroh sebab mendapatkan hadiah dari Telkomsel, Diva Press, dan forum lainnya nan menyelenggarakan sebuah program dengan hadiah umroh. Memang tak semua orang beruntung. Tapi percayalah ketika kuasa Allah Swt telah berperan, tak ada satu pun penghalang nan mampu membuat menggagalkan takdir tersebut.