Cerita Pengalaman Supir Kyai nan Jadi Orang Kaya

Cerita Pengalaman Supir Kyai nan Jadi Orang Kaya

Cerita pengalaman atau biasa disebut dengan kisah sejati memiliki loka tersendiri di hati kalangan pembaca. Kenapa demikian? Kisah sejati merupakan sebuah bentuk cerita nan mengeksplorasi nilai kejujuran dari sang penulisnya.



Kejujuran Bercerita

Sebenarnya dia sedang berusaha menyembuhkan traumatik jiwa terhadap persoalan nan sudah cukup lama mengendap di pikirannya. Tapi kebanyakan orang akan merasa gengsi, bahkan malu jika misteri hidupnya diketahui banyak orang.

Anda tentu sudah sangat familiar dengan novel tetralogi laskar pelangi buah karya Andrea Hirata. Inilah salah satu contoh kesuksesan seorang nan berani mengeksplorasi kisah sejati kehidupannya.

Andrea telah sukses dengan kejujurannya. Bukankah kejujuran justru akan meningkatkan derajat seseorang? Sebaliknya kepura-puraan justru akan menjatuhkan harga diri orang bersangkutan. Oleh karena itu berani buat menuliskan cerita pengalaman kehidupan sesungguhnya cara ampuh melatih kejujuran seseorang.



Manfaat Cerita Pengalaman

Ada beberapa kegunaan nan bisa Anda rasakan saat Anda berani buat menuangkan kisah-kisah sejati Anda:

  1. Mengurangi trauma dan stres

Menulis bisa membantu kesehatan Anda. Apa nan menjadi sampah di pikiran Anda harus segera dibuang. Pengalaman sedih dan menyakitkan, rasa benci, rasa dendam, putus harapan dan sebagainya nan terpendam di benak hati ialah hal-hal tidak berguna nan justru akan menghambat kesehatan batin dan optimisme menjalani kehidupan.

Menuangkan beban pikiran dan hal-hal tersebut ke dalam tulisan akan sedikit membantu ketentraman batin Anda. Anggaplah saat Anda menuangkannya ke dalam tulisan, Anda seperti sedang membuang sampah-sampah tersebut ke loka pembuangan, dan selanjutnya Anda akan membakarnya menjadi abu.

Sampah-sampah itu akan musnah, dan kehidupan Anda akan kembali higienis dan sehat.

  1. Malah dapat jadi rezeki

Nah, Anda tidak perlu lagi banyak bersedih dengan cerita pengalaman kehidupan Anda nan mungkin selama ini mengungkung ruang mobilitas kehidupan. Karena saat ini pengalaman itu dapat berbuah rezeki manis buat Anda nikmati.

Tahukah Anda, saat ini banyak sekali penerbit-penerbit buku nan mencari naskah-naskah kisah sejati buat mereka tebitkan. Anda pun berpeluang menjadi penulis terkenal, hanya dengan bermodal pengalaman hayati Anda.

Semua nan terjadi niscaya ada hikmahnya. Mungkin saja duka Anda dimasa Allah ialah bagian dari planning Yang Maha Kuasa buat hari ini menjadikan Anda sosok terkenal dan dialiri rezeki dari kepedihan Anda dimasa lampau. Syaratnya hanya satu, Anda harus berani. Ingat, bahwasannya ketika Anda mencoba jujur, sesungguhnya anda akan mujur.

  1. Bermanfaat buat orang lain

Siapa bilang kisah hayati Anda hanya berisi hal-hal jelek nan tidak perlu dikenang? Okelah mungkin Anda berpikir begitu, tapi Anda juga perlu ingat bahwa evaluasi orang itu bersifat relatif.

Bagi Anda mungkin saja pengalaman hayati Anda tidak berguna, tapi bagi si A, si B dan si C, dapat saja itu merupakan pelajaran berharga nan akan sangat bermanfaat bagi dirinya.

Usaha Anda menuangkan cerita pengalaman kehidupan Anda sebenarnya ialah upaya Anda juga buat menyelesaikan permasalahan orang lain nan mungkin saja mirip dengan permasalahan nan telah Anda hadapi sebelumnya.



Cerita Pengalaman Supir Kyai nan Jadi Orang Kaya

Bila Anda membaca buku-buku nan ditulis oleh Ustad Yusuf Mansur, maka bakal menemukan banyak cerita. Baik berisi cerita tentang pengalaman pribadinya maupun cerita orang lain. Berikut ini penulis sarikan cerita seorang supir nan menjadi kaya lantaran selalu menjaga shalat berjamaah.

Ada cerita seorng supir nan ikut dengan seorang kyai di salah satu daerah di Jawa Timur. Tidak ada nan istimewa dari supir tersebut, kecuali sejak usia 20 tahun dia sudah menjadi pakar shalat berjamaah. Ketika berjumpa dengan Yusuf Mansur saat itu ia sudah berusia 48 tahun. Dia bercerita kepada Yusuf Mansur bahwa sejak usia 20 tahun, ia senantiasa menjaga shalat berjamaah. Dia sangat risi jika akan masuk waktu shalat dia belum di depan sajadah.

Tiga tahun berselang, Ustad Yusuf Mansur tidak berjumpa dengan supir tersebut, usianya sudah menjelang 52. Ustad Yusuf Mansur berjumpa kembali dengannya ketika kyai nan pernah menjadikannya sebagai supir meninggal.

Ketika Kyai meninggal, ada seorang juragan besi datang melamar anak supir tersebut. Namun, sebab si supir merasa tak seimbang dunianya, dia menolak sambil mengatakan, “Nggak usahlah. Bapak, kan, orang kaya, sedangkan aku orang susah.” Juragan besi tersebut ‘ngotot’ agar anak perempuan si supir nan diasuh oleh Kyai diminta sebagai menantu.

Akhirnya, keluarlah pernyataan, “Ya sudah, tunggulah nanti dua tahun lagi kalau aku sudah selesai kuliah.” Setelah anaknya selesai kuliah, juragan besi tersebut pun datang buat menagih janjinya.

Tiga tahun setelah berjumpa dengan Ustad Yusuf Mansur, maka Ustad tersebut berjumpa dengan anak kyai nan kini sudah menjadi anggota dewan. Ia menceritakan kepada Ustad Yusuf Mansur bahwa supir kyai nan dulu pernah ketemu dengannya kini sudah menjadi kaya.

Besannya membangunkan rumah untuknya, kemudian disewakan sawah buat ladang kehidupannya, dan diberangkatkan haji. Bila ditotalkan pemberian besannya, kira-kira hampir setengah miliar.

Ustad Yusuf Mansur pun jadi teringat, ketika itu sang supir datang kepadanya meminta diajarkan wirid agar hidupnya berubah. Maka Ustad Yusuf Mansur menganjurkannya buat setiap hari membaca surat Ali Imran ayat 26-27. Karena Ustad Yusuf Mansur konfiden bahwa hanya Allah nan bisa merubah kehidupan seseorang. Allah nan merubah seseorang nan miskin menjadi kaya, nan susah menjadi bahagia dan sebagainya.

Ketika Ustad Yusuf Mansur mendengar cerita tentang perubahan kehidupan supir tersebut, maka ia teringat akan cerita pengalaman sang supir. Sampai-sampai Ustad Yusuf Mansur menilai bahwa Allah sudah memberikan tabungan sang supir nan sekian puluh tahun.

Karena si supir bekerja dengan pak Kyai tak pernah digaji. Namun kehidupan sehari-hari sang supir menjadi tanggungjawab Kyai. Kyai makan daging, supir pun makan daging. Jika kyai puasa, maka supir dan keluarganya pun ikut puasa. Bahkan anak-anak si supir sudah seperti anaknya Kyai. Jadi, sedikitpun ia tak memiliki gaji. Tapi jika dihitung dengan rupiah, maka gajinya tidak sampai satu juta.

Menurut Ustad Yusuf Mansur, Allah menggaji si supir 27 juta. Satu juta tadi dikali dengan 27 kali lipat. Hanya 26 juta disimpan oleh Allah. Uang tersebut Allah berikan ketika si supir memang sudah pantas, sudah butuh dan sudah perlu. Untuk mengkaji matematisnya, ada 26 juta nan belum dibayarkan, 26 juta tersebut dikalikan 12 bulan dikali kurang lebih 32 tahun. Maka itulah balasan nan diterimanya. Balasan orang nan selalu shalat berjamaah.

Di sini menjadi pelajaran cerita pengalaman orang lain. Sang supir dapat menjadi kaya raya di akhir usianya gara-gara dia melaksanakan shalat berjamaah. Ia tak pernah mengeluh dalam menjalani hidupnya. Ia tampak konfiden Allah memberi rezekinya. Lihat saja, saat menjadi supir Kyai ia tak mendapatkan upah. Namun ia mensyukuri dapat makan seperti apa nan dimakan Kyai. Biaya anaknya ditanggung oleh Kyai. Namun satu hal nan paling istimewa, ia tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah.

Ada hal nan layak dipelajari dari cerita pengalaman sang supir. Ia selalu menjadikan tawakkal kepada Allah letakkanya di depan bukan di bekalang. Ia menjadikan tawakkal dalam segala pekerjaannya. Sehingga ketika sudah bertawakkal kepada Allah, maka rezekinya Allah nan menanggung. Allah berikan rezekinya pada waktu nan tepat untuknya.

Nah, masih banyak cerita pengalaman orang lain nan layak dipelajari. Dengan membaca atau mendengarnya dapat menjadi renung bagi kita. Semoga artikel ini bermanfaat bagi sobat Ahira.