Beberapa Profil Komunitas Penulis

Beberapa Profil Komunitas Penulis

Cerpen budaya , bagi kalangan pencinta aliran sastra pop tentu saja istilah ini menjadi hal nan paling tak menarik dan membosankan. Yang terbayang di kepala ialah istilah dan bahasa-bahasa rumit nan sulit dicerna dan dimengerti.

Apakah cerpen budaya itu? cerpen jenis ini sama halnya dengan cerpen-cerpen lain nan terikat anggaran penulisan sebuah cerpen yakni alur, tokoh, plot, konflik dan seterusnya. Yang membedakan ialah isinya nan lebih menekankan pada kondisi budaya pada sebuah daerah tertentu.

Cerpen jenis ini lebih mengutamakan unsur lokalitas buat ditampilkan dalam penulisannya, misalnya tokoh, seting, obrolan dan seterusnya ditekankan pada unsur lokalitas. Cerpen budaya bergenre sastra serius, tak seperti cerpen-cerpen populer kebanyakan di majalah-majalah remaja.

Keseriusan bahasa sastra nan digunakan dalam jenis cerpen ini menyebabkan kesulitan bagi para pembaca awam buat memahami maksud dari isi cerpen tersebut. Kesulitan ini nan kemudian menjadi alasan primer bagi para peminat sastra populer meninggalkan jenis cerita pendek ini.



Teknik Menulis Cerpen Budaya

Apakah menulis cerpen budaya itu sulit? Selama ini Anda melihat di kolom-kolom koran harian, nan biasa mengisi kolom-kolom budaya ialah para sastrawan nan dianggap sudah mempunyai nama.

Bagi kalangan pencipta karya-karya pop, menulis jenis cerpen ini tentu saja hal nan sulit, tak menarik dan membosankan. Mereka akan terkendala dengan persoalan bahasa. Bahasa populer dan bahasa sastra tentu saja berbeda secara jelas.

Namun demikian, tidak ada salahnya Anda mencoba menulis jenis cerpen ini. Upaya pelestarian kebudayaan daerah salah satunya ialah melalui global sastra. Dan menulis cerpen budaya artinya Anda sedang melakukan sumbangsih upaya pelestarian kebudayaan daerah. Berikut langkah-langkah awal nan dapat Anda lakukan buat mulai belajar menulis cerpen bertema budaya:

1. Mengakrabkan diri dengan sastra serius

Saat akan menulis cerpen jenis ini, artinya Anda akan bersentuhan dengan sastra ‘serius’. Oleh karena itu, Anda harus mengakrabkan diri terlebih dahulu dengan aliran sastra ini. Caranya dapat Anda lakukan dengan mulai membaca tulisan-tulisan nan ditulis oleh para sastrawan terkenal. Atau jika Anda ingin lebih cepat terasah, biasakanlah membaca sastra-sastra terjemahan.

Pada awalnya memang Anda akan merasa kesulitan memahami isinya. Namun sebab faktor kebiasaan, percayalah lama-lama Anda akan merasa nyaman dengan apa nan dibaca. Efeknya bisa Anda rasakan saat membaca sastra-sastra ringan. Terkadang Anda malah jadi kurang tertarik lagi dengan tulisan-tulisan pop.

2. Riset budaya

Anda tentu kenal dengan sosok penulis asal kota Solo, Afifah Afra lewat karya bestseller -nya novel De Winst. Sebuah novel nan mengisahkan kehidupan masyarakat Solo pada masa penjajahan Belanda. Novel ini ialah novel sejarah nan cukup kaya dengan research .

Menulis cerpen budaya pun tidak jauh beda halnya. Membutuhkan keseriusan dari penulisnya buat bisa mengelola unsur-unsur cerpen nan telah memasukkan nilai-nilai lokalitas. Misalnya dari nama tokoh, setting, bahasa dan dialog, sampai kepada konflik nan dibangun, semuanya melibatkan unsur-unsur lokalitas.

3. Mulailah menulis

Jangan takut tak dapat memulai menulis, sebaliknya jangan terlalu percaya diri tulisan nan Anda untuk akan langsung bagus kualitas. Lakukan uji kualitas tulisan Anda dengan mengirimkan karya tersebut ke media massa, ataupun mengikut sertakan karya tersebut pada kegiatan perlombaan-perlombaan kepenulisan sastra.

Jangan menyerah jika Anda belum berhasil. Teruslah menulis dan menulis. Tak ada ruginya Anda terus menulis, karena yakinlah suatu saat nanti tulisan Anda itu akan ada gunanya. Paling tidak, melalui banyak pengulangan proses penulisan, akan membuat kemahiran Anda kian terasah.



Bergabunglah Di Komunitas Cerpenis

Jika kamu ingin mahir dan piawai dalam menulis cerpen budaya, maka bergabunglah di komunitas cerpenis. Kenapa harus demikian? Jawabannya, sebab dengan bergabung tersebut kamu bakal mendapatkan banyak informasi baru. Kalau tak bergabung, dapat tidak?

Meski memiliki tekad nan kuat, ketekunan dan bekerja keras diri sendiri ialah hal nan paling primer buat menjadikan seseorang benar-benar jadi seorang cerpenis, namun dengan bergabung dalam sebuah komunitas, maka akan lebih mengasah kemampuan. Nah, apa saja nan dapat didapatkan dengan bergabung dengan sebuah komunitas penulis?

  1. Saling mengkritisi karya. Biasanya dalam komunitas kita tak perlu malu menyodorkan karya kita buat dibantai alias dibongkar dan kritisi bersama-sama dengan teman-teman, baik tentang kelebihan dan kekurangannya.
  2. Saling berbagi pengalaman menulis. Kiat-kiat menulis praktis dapat didapatkan di dalam komunitas. Apalagi jika di dalam komunitas tersebut ada penulis nan sudah berpengalaman.
  3. Saling memotivasi, misalnya mengajarkan percaya diri dengan mengirimkan tulisan ke media massa. Bahkan informasi-informasi tentang cara mengirim tulisan, trik-trik kirim tulisan ke media, penerbit, juga sering kita bisa dalam sebuah komunitas.
  4. Saling memberi semangat. Kalau karya kita ditolak atau sedang tak semangat menulis, maka ketemu teman se-komunitas dapat saling menyemangati.
  5. Saling memberi informasi seputar kepenulisan, seperti lomba menulis, informasi menerbitkan buku dan sebagainya.


Beberapa Profil Komunitas Penulis

1. Lembaga Lingkar Pena (FLP)

Organisasi satu ini dikenal sebagai organisasi penulis nan cukup pesat perkembangannya. Sejak berdiri 22 Februari 1997 sampai saat ini telah memiliki pengurus 30 propinsi dan 5 perwakilan di luar negeri. FLP didirikan oleh Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Muthmainnah serta beberapa mahasiswa dari Fakultas Sastra UI. Sasaran utamanya ialah pada usaha berkelanjutan buat menghasilkan kader-kader penulis baru

Sekitar 200 judul buku telah terbit yng lahir dari para anggota FLP. Saat ini pengurus pusatnya diketuai oleh Helvy Tiana Rosa. Sektretariatnya dinamakan dengan Rumah Cahaya, Jl. Keadilan Raya No. 13, Depok Timur 16418, Telp: (O21) 772100.

2. Rumah Dunia

Rumah Global didirikan dengan duet suami-isteri, yaitu Gola Gong dan Tias Tatanka pada tahun 2002. Rumah Global (RD) memiliki visi menjadi learning center buat meningkatkan kualitas sumber daya anak dan remaja di Banten khususnya dan Indonesia umumnya.

Memiliki perpustakaan dengan koleksi nan cukup lengkap dan setting loka nan teduh dan asyik sekali. Tak hanya itu, RD juga memiliki banyak kegiatan nan berhubungan dengan global baca-tulis. Tujuh hari dalam seminggu RD memiliki jadwal berbeda, nan dinamakan wisata.

Di antaranya, ada wisata baca dan dongen, wisata gambar, wisata aktualisasi diri sampai wisata lakon? Khusunya buat wisata menulis dilakukan pada hari Rabu dan Minggu. Spesifik hari Minggu ialah kelas menulis buat pelajar dan mahasiswa. Selama 3 bulan mereka diajarkan tentang jurnalistik, fiksi dan skenario TV.

Setiap bulan RD mengadakan diskusi seputar kesenian, budaya dan perpustakaan. Sebagai ajang latihan buat calon penulis, setiap bulan RD juga menerbitkan jurnal RD. Berbagai lomba, dari menulis puisi, cerpen, menggambar dan lain-lain diadakan buat merangsang kreativitas.

Alamat sekretariat RD: Komplek Hegar Alam 40, Ciloang, Serang, Banteng 42118. Telepon: (0254) 202861.

3. Sanggar Pelangi

Sanggar Pelangi didirikan sejak Januari 2001. Tujuannya ialah ingin menekankan bahwa menulis itu penting, dan mengenalkan anak dan remaja bahwa mereka punya potensi, salah satunya menulis.

Setiap 6 bulan sekali SP mengadakan pelatihan terbuka buat anak dari kelas 4 SD sampai 3 SMU. Kegiatannya diadakan setiap hari Minggu, pukul 14.00 sampai dengan 17.00 WIB. Selain itu, SP juga sering mengadakan dongeng serta musikasasi puisi. Tujuannya, buat mengasah kemampuan menulis, SP memiliki halaman spesifik di harian Padang Express hari Minggu. SP juga memiliki belutin sendiri.

Alamat sekretariat: Jl. S. Parman No. 186, Padang. Telepon: (0751) 55834.

Inilah artikel sederhana tentang menulis cerpen budaya serta seputar beberapa komunitas nan mampu memberikan semangat buat tetap menulis cerpen. Semoga bermanfaat.