Metode Perlindungan Tanah Vegetatif

Metode Perlindungan Tanah Vegetatif

Tanah ialah loka kita berdiri. Loka kita menjalankan kehidupan dalam sebuah ekosistem nan saling kebergantungan. Keberadaan tanah merupakan salah unsur primer pembentuk kehidupan. Di mana semua kehidupan bisa tumbuh di atas tanah. Oleh sebab itu, keberadaan tanah harus kita lindungi dengan baik serta diperlukan metode perlindungan tanah nan tepat buat menjaga keberadaan tanah.



Metode Perlindungan Tanah: Memahami Arti Perlindungan Tanah

Konservasi tanah atau penyelamatan tanah ialah sebuah kecakapan pengaturan dalam pencegahan terhadap: erosi oleh genre air, perubahan unsur tanah oleh zat kimia atau organik dampak dari industri atau limbah rumah tangga, pencemaran tanah dampak dari salinsasi, pengasaman atau unsur hara tanah rusak sebab terkontaminasi zat lain. Kerusakan tanah dan mudurnya kualitas tanah mengakibatkan mundurnya produktivitas tanah buat usaha-usaha pertanian juga peternakan. Tanah nan sudah terkontaminasi atau mengalami pencemaran ialah masalah nan serius nan harus segera ditangani segera.

Salah satu penyebab kerusakan tanah ialah tak diperhatikannya kaidah atau metode perlindungan ini sehingga tanah nan seharusnya baik buat pertanian menjadi huma kering dan kritis nan tak cocok buat pertanian apa pun. Kerusakan tanah dapat terjadi oleh erosi air hujan nan berlebihan, kerusakan vegetasi dan penerapan usaha tani tanpa metode nan jelas, sehingga perlindungan tanah kita abaikan.

Metode perlindungan tanah diarahkan buat merehabilitasi huma kritis, mempertahankan kesuburan tanah, meningkatkan fungsi hidrologis. Dengan mengembalikan kesuburan tanah maka kegunaan nan kita bisa ialah sumber kelestarian air bisa terjaga dengan baik, bisa meningkatkan sumber daya alam, memperbaiki kualitas lingkungan hidup, meningkatkan produktivitas pertanian. Metode perlindungan bisa dibagi menjadi tiga golongan yaitu metode mekanik, metode vegetatif, dan metode kimia.



Metode Perlindungan Tanah: Taraf Kerusakan Lahan

Kerusakan tanah atau taraf pencemaran tanah nan hiperbola menyebabkan huma menjadi kritis. Taraf kerusakan huma kritis bisa dibagi menjadi empat katagori.

  1. Lahan potensial kritis, ialah tanah nan masih produktif buat huma pertanian, namun tak diperhatikan masalah konservasi tahan.

  2. Lahan semi kritis, ialah tanah-tanah nan kurang produktif buat pertanian. Mungkin tanah sudah pengalami sedikit pencemaran, baik oleh bahan kimia atau pun senyawa organik nan merusak unsur hara tanah. Dapat juga tanah tersebut rusak dampak erosi air hujan nan berlebihan. Namun, tanah tersebut masih potensial buat pertanian dengan hasil nan rendah.

  3. Lahan kritis, ialah tanah-tanah nan sudah tak produktif lagi buat pertanian dan butuh perbaikan. Namun, huma ini masih dapat diselamatkan dengan metode perlindungan tanah atau butuh rehabilitasi tanah.

  4. Lahan sangat kritis, ialah huma nan sudah tak memungkinkan buat dijadikan huma pertanian. Huma tanah seperti sudah tandus atau tidak dapat lagi ditamani jenis pohon apa pun. Sebaiknya huma seperti ini cocok digunakan buat huma perindustrian.



Metode Perlindungan Tanah Vegetatif

Menurut Seloliman, metode perlindungan tanah vegetatif merupakan suatu cara pengelolaan huma miring dengan memanfaatkan tanaman sebagai wahana konservasi. Tanaman ditanam di sekitar huma sehingga bisa mencegah erosi sekaligus bisa memperbaiki struktur tanah. Tanaman juga berfungsi buat memperkaya kandungan organik dalam tanah, mencegah proses hilangnya unsur hara, dan bisa mengurangi proses fluktuasi suhu tanah.

Secara garis besar, ada beberapa fungsi dasar nan harus teraplikasi melalui metode vegetatif, yaitu:

  1. Pemilihan vegetasi tertutup, yaitu menutup huma dengan menanam tanaman nan bisa tumbuh di huma kritis.

  2. Pencegahan erosi, yaitu dengan cara membuat sengkedan pada huma nan miring atau dengan penamanan tumbuhan di daerah huma miring nan bisa mengikat tanah.

  3. Pengaturan kadar garam dalam tanah.

  4. Pengendalian keasaman tanah.

  5. Meningkatkan kelestarian organisme tanah nan menguntungkan.

  6. Pencegahan remediasi tanah dari kontaminasi zat kimia atau zat biologis.

  7. Mineralisasi tanah harus seimbang.

Ada banyak cara penerapan metode ini, antara lain ialah dengan melakukan penanaman epilog huma (cover crop) nan bertujuan buat menahan jatuhnya air hujan secara langsung ke permukaan tanah, memperkaya kesuburan tanah, mengurangi risiko terkikisnya tanah oleh air, serta mempertahankan taraf produktivitas tanah tersebut.

Tanaman nan digunakan dalam metode vegetatif dapat berjenis apa saja, selama memenuhi syarat yakni mampu berkembang dengan baik dan memiliki banyak daun, tahan pangkasan, mudah diperbanyak melalui biji, mampu bertahan dan menyingkirkan tanaman pengganggu, akarnya mengikat ke dalam tanah tetapi tak mengganggu jalur nutrisi tanaman pokok, tahan penyakit dan kekeringan, tak berduri atau bersulur.

Sisa-sisa tanaman perlindungan tanah bisa dimanfaatkan sebagai pupuk hijau atau mulsa. Sebagai pupuk hijau, residu tanaman dikubur ke dalam tanah loka perlindungan agar terserap dan memperkaya unsur hara tanah. Sementara itu sebagai mulsa, residu tanaman cukup disebarkan di atas tanah.

Selain cover crop, penerapan metode vegetatif dapat juga dilakukan dengan cara:

  1. Menanam tanaman dengan lajur nan berselang-seling di lereng dengan kemiringan 6% - 10%. Tujuan cara ini ialah buat membagi lereng agar menjadi lebih pendek, menghambat laju genre di permukaan, menahan partikel tanah. Ada beberapa tipe penanaman seperti ini, yakni countur strip cropping (penanaman berselang berdasarkan garis kontur), field strip cropping (penanaman berselang pada lereng tak bergelombang), wind strip cropping (penanaman berselang pada lereng nan kemiringannya tak tajam, jalur penanaman tegak lurus ke arah angin).

  2. Menanam dengan cara kontur (countur planting), biasanya diaplikasikan pada lereng dengan kemiringan 15% -18%. Tujuannya ialah buat memperbesar peluang menyerap air ke dalam tanah.

  3. Pergiliran tanaman atau crop rotation.

  4. Reboisasi atau penanaman kembali.

  5. Penanaman rumput di saluran pembuang, agar saluran pembuang tak rusak.



Metode Perlindungan Tanah Mekanik

Menurut Seloliman, metode perlindungan secara mekanik ialah cara mengolah tanah tegalan atau tanah darat menggunakan wahana fisik nan ada (misalnya bebatuan dan tanah) sebagai wahana konservasi. Tujuan metode mekanik pada prinsipnya ialah buat melambatkan genre air di permukaan tanah, mengurangi erosi, dan menampung serta mengalirkan air dengan lancar di permukaan tanah.

Ada berbagai cara pengaplikasian metode ini, seperti, pengolahan tanah berkontur, pengolahan tanah secara minimum, mengatur alur angin, adanya rotasi tanaman (jadi tanah tak hanya ditanami satu jenis tanaman saja, melainkan adanya penggantian jenis tanaman, pembuatan pematang, teras, atau gundulan tanah, pembuatan terjunan air atau membuat alur air di huma pertanian, penggunaan pupuk alami, dan pengistirahatan tanah.

Pengaplikasian melalui cara pengolahan tanah ialah nan paling lazim dilakukan. Pengolahan tanah berarti melakukan berbagai manipulasi mekanik nan diperlukan terhadap tanah guna menimbulkan keadaan tanah nan fertile dan baik buat ditanami. Tujuan pengolahan tanah ialah buat mempersiapkan tanah sebagai loka tumbuh bibit. Adapun pengendalian erosi dalam metode mekanik ialah sekumpulan usaha mengawetkan tanah agar tak banyak tanah nan hilang (terbawa genre air) di huma pertanian. Cara nan ditempuh ialah dengan melambatkan laju genre air di permukaan dan menampung penyaluran air dengan baik agar tak merusak tanah.



Metode Perlindungan Tanah Kimia

Menurut Kartasapoetra dan Sutedjo, perlindungan tanah dengan cara kimia ialah usaha mencegah erosi dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia pemantap tanah guna memperbaiki struktur tanah. Dengan demikian, diharapkan tanah akan tahan erosi. Bahan-bahan kimia pemantap tanah ( soil conditioner ) berpengaruh besar terhadap kestabilan agregat tanah. Senyawa di dalam bahan-bahan tersebut memiliki ketahanan terhadap mikroba tanah sehingga efektivitasnya terasa dalam jangka panjang. Bahan kimia nan baik ialah nan mampu mengurangi erosi sekaligus memperbaiki kualitas pertumbuhan tanaman.

Metode perlindungan tanah ini biasanya dilakukan pada huma pertanian dan perkebunan nan baru dibuka. Pertimbangan diaplikasikannya metode ini pada huma perawan ialah sebab huma seperti ini memerlukan banyak perlakuan supaya bisa didayagunakan dengan efektif, unsur hara di dalamnya terangkat dan meningkat, dan tak merusak tanah bagian atas.