Memilih jenis kerjasama

Memilih jenis kerjasama

Berwirausaha? Siapa takut?! Semua orang niscaya ingin berwirausaha. Tetapi rata-rata terganjal oleh kapital nan tak ada. Kalau saja ada pemberi kapital usaha , maka semua orang niscaya giat berwirausaha. Selama ini masalah kapital usaha memang merupakan hambatan paling primer jika kita membicarakan kegiatan wirausaha.

Sebenarnya, semua orang mengakui dan menyadari bahwa saat sekarang ini mencari pekerjaan sangat sulit. Kalaupun ada lowongan pekerjaan, maka tak perebutannya sangat ketat dan persaingannya juga sangat tinggi.

Tidak semua orang bisa memperoleh lapangan pekerjaan nan diharapkan. Walaupun mereka telah berusaha sekuat tenaga tetapi tetap saja sulit. Satu-satunya jalan, mereka harus berani berwirausaha, tetapi adakah pemberi kapital buat suatu usaha nan mau mengulurkan tangan?



Proposal Pengajuan Bantuan

Untuk bisa memperoleh pemberi kapital usaha, maka setidaknya kita harus membuat beberapa proposal pengajuan donasi kapital usaha. Kita harus membuat proposal ke beberapa institusi pemerintah, swasta, atau mungkin ke perorangan nan kita anggap mau memberikan donasi kapital usaha. Dengan demikian, kita mendapatkan kapital buat berwirausaha.

Dengan proposal ini, maka kita berusaha buat memberikan citra kepada calon pemberi kapital buat suatu usaha tentang segala hal nan kita lakukan. Dalam proposal inilah kita memberikan citra secara jelas segala nan akan kita lakukan dan laba nan akan kita dapatkan jika melakukan usaha ini. Proposal ini kita ajukan kepada mereka nan bermodal dengan asa mereka mau bekerjasama dengan kita.

Proposal pengajuan donasi kapital ini kita susun agar perusahaan atau pemilik kapital memberikan donasi buat kita berwirausaha. Dengan demikian, maka kita bisa bekerja sebagaimana isi proposal nan kita ajukan. Selanjutnya dengan donasi kapital tersebut, kita bisa membuka lapangan kerja, minimal buat diri kita sendiri.

Ada hal nan perlu diperhatikan dalam pembuatan proposal buat mengajukan donasi atau kerjasama dalam mendirikan suatu bidang usaha. Kita harus mampu menuliskan secara detil apa saja nan dibutuhkan dalam usaha tersebut. Semakin detil dan terperinci dalam membuat proposal maka hal tersebut semakin baik.

Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan kita telah mampu memperhitungkan semua hal dengan sangat detil. Dengan demikian akan menunjukkan dapat dipercaya dan kesungguhan kita ketika akan menjalankan usaha nan terdapat dalam proposal itu nantinya. Jangan lupa juga buat mencantumkan seberapa besar kemungkinan buat gagal dan apa saja nan akan ditanggung jika usaha tersebut mengalami sebauh kegagalan.

Yang tak kalah krusial juga ialah analisa kesuksesan dan keberhasilan dalam menjalankan usaha tersebut. Sebagai seorang nan mengajukan proposal hendaknya kita juga harus jujur ketika menulis itu semua. Hal tersebut akan dijadikan sebagai sebuah citra seberapa kompeten kita dan seberapa besar kita dapat dipercaya oleh orang lain buat memegang amanah nan akan diserahkannya.

Ketika kita dalam membuat sebuah proposal saja sudah berlaku tak adil atau curang maka tentu para pemberi kapital nan akan digunakan buat usaha akan berpikir ulang. Setiap orang niscaya mampu memperhitungkan segala hal nan akan terjadi baik nan ada di tulisan dan dilapangan niscaya dapat diprediksikan kebenarannya. Jangan sampai kita ketahuan berbohong dalam pembuatan proposal nan melebihi batas normal. Jika hal tersebut nan terjadi maka kemungkinan besar ialah dana nan akan diberikan tak akan pernah cair.

Namun sebaliknya, jika kita berlaku jujur dalam pembuatan proposal maka kemungkinan besar dana nan akan diberikan baik sebagai pinjaman maupun kerjasama akan dapat dicairkan. Dengan demikian usaha nan akan kita rintis dapat berjalan dan berdiri dengan baik.



Memilih jenis kerjasama

Agar kita bisa bekerja dengan nyaman, maka kita perlu mengetahui jenis kerjasama nan kita lakukan. Hal ini sangat krusial karena sangat terkait dengan kondisi masa depan. Setidaknya kita tak ingin merugi di akhirnya nanti. Segala hal nan ada di dalam proposal seharusnya sudah menggambarkan segala hal nan akan dilakukan dalam pekerjaan.

Bahwa, jika dalam hal ini kita katakan sebagai pemberi kapital buat suatu usaha, pada kenyataannya pemberian tersebut bukan sekedar pemberian. Kapital nan mereka berikan kepada kita sebenarnya merupakan hutang dengan kembang lunak atau tanpa kembang sama sekali.

Dengan mengetahui model kerjasama, khususnya terkait dengan pemodalan, maka kita mengenal beberapa pola pemberian kapital usaha, misalnya:

1. Model dana bergulir

Model dana donasi bergulir ini merupakan donasi kapital wirausaha nan diberikan kepada seseorang buat melakukan usaha menggunakan kapital nan ada. Dalam konteks ini, pemberi kapital nan akan digunakan buat usaha hanya memberikan dukungan kapital dan peminjam harus mengembangkan kapital tersebut dalam pekerjaannya.

Dalam jangka waktu tertentu, sinkron dengan kesepakatan nan dibuat, maka peminjam harus mengembalikan dana pinjaman tersebut, baik holistik ataupun secara berangsur. Biasanya kita menerapkan model pengembalian secara berangsur.

Kita tak menambahkan kembang atau apapun kepada peminjam melainkan peminjam hanya berkewajiban mengembalikan kapital kerja. Tentunya dalam hal ini pengembalian setelah peminjam mendapatkan hasil dari pemberdayaan modalnya.

Pada bulan pertama sampai kedua, mungkin peminjam belum mengembalikan sebagian modalnya. Tetapi, pada bulan ketiga, peminjam harus mengembalikan sebagian kapital nan dipinjam. Dana nan dikembalikan ini selanjutnya akan digulirkan kepada orang lain nan membutuhkan.

Sementara peminjam pertama sudah bisa menggunakan hasil usaha sebagai kapital kerja. Hasil usaha nan kita maksudkan dalam hal ini ialah laba usaha nan didapatkan peminjam selama dua bulan masa peminjaman.

Dengan demikian, maka ada satu lagi paket dana nan bisa dipinjamkan kepada orang lain. Berarti dalam pola kapital dana bergulir ini, dana primer tetap. Sementara para peminjam mendapatkan kapital dari hasil usahanya selama dua bulan menggunakan kapital pinjamannya.

Dengan demikian, maka peminjam harus bertanggungjawab terhadap dirinya dan orang lain nan juga mengharapkan donasi dana bergulir ini. Sistem nan seperti ini sebenarnya sangat rawan sekali buat dapat bergulir pada nan lainnya. Kemungkinan trersebut dapat saja terjadi sebab dana nan akan digunakan oleh seseorang dapat saja tak kembali dikarenakan oleh beberapa faktor.

Faktor tersebut dapat saja disengaja maupun tak disengaja. Terlepas dari itu semua, nan jelas ada kemungkinan jika dana nan bergulir pada satu orang itu macet maka kemungkinan buat orang selanjutnya tak akan mampu menikmati danan bergulir ini nan akan digunakan sebagai sebuah kapital usaha.

Oleh sebab itu, meskipun hanya bersifat pinjaman kapital nan tak memiliki kembang sama sekali tetapi harus memiliki anggaran nan jelas dalam pengembaliannya. Ada jangka waktu nan harus ditentukan ketika pinjaman itu dicairkan. Selain itu juga, ada sebuah perjanjian nan harus dibubuhkan materai agar ada kekuatan hukum nan mampu menjerat seseorang ke ranah hukum jika terjadi sesuatu hal nan tak diinginkan.

2. Model donasi kembang ringan

Bantuan kapital kembang ringan ini merupakan salah satu jenis permodalan usaha nan diberikan seseorang atau institusi dengan mewajibkan peminjam mengembalikan dana pinjaman dengan kembang kecil. Tentunya model kapital seperti ini memberikan kegunaan nan maksimal jika diterapkan secara baik dan bertanggungjawab.

Donasi model ini, sebenarnya sudah banyak kita jumpai dalam kehidupan kita. Dan, memang jenis donasi ini cocok diterapkan pada masyarakat nan mempunyai kegiatan usaha, wirausaha. Jika tidak, maka donasi jenis ini tentunya sangat memberatkan kehidupan kita. Hal ini sebab walaupun bunganya kecil.

Tetapi, demi bisa melakukan kegiatan wirausaha, maka banyak orang nan memanfaatkan donasi kembang rendah ini. Dan, ternyata banyak nan sukses dalam usahanya.

3. Model Kerjasama Murni

Dalam hal ini ialah seseorang mencoba memberikan modalnya buat dikelola menjadi sebuah usaha nan telah ditentukan. Tentu saja usaha tersebut biasanya telah disepakati oleh kedua belah pihak. Jika nan terjadi ialah kolaborasi maka biasanya jika terjadi sebuah kerugian maka sudah tentu akan ditanggung bersama.

Dalam kolaborasi pihak pemodal dapat saja sebagai pemodal murni tanpa ikut mengelolah usaha tetapi juga dapat sebagai pemodal sekaligus pengelolah usaha. Tentu saja jika seorang pemodal memiliki peran ganda niscaya akan mendapatkan bagian nan ganda pula.

Bantuan kapital usaha memang sangat diharapkan oleh banyak orang. Hal ini sebab buat mencari pekerjaan sangat sulit, maka wirausaha ialah alternative bekerja dan buat itu membutuhkan kapital dari para pemberi kapital buat suatu usaha mandiri. Maukah Anda menjadi salah satu pemberi kapital buat suatu usaha??!