Lionel Messi Sang Penyerang Palsu nan Dapat Memanfaatkan Peluang Apa pun

Lionel Messi Sang Penyerang Palsu nan Dapat Memanfaatkan Peluang Apa pun

Seorang penyerang harus memiliki kemampuan buat mengonversi peluang sekecil apa pun. Meskipun berada di posisi sulit dan tak memungkinkan penyerang tadi mesti mempunyai kelebihan buat mencari celah dalam memanfaatkan peluang. Apalagi ketika dalam posisi satu versus satu dengan kiper atau menghadapi gawang nan kosong melompong.

Peluang seperti ini harus 100% menjadi gol. Jika tidak, suporter akan memaki penyerang tersebut. Dari sekian banyak penyerang nan pernah merumput di global sepak bola, tidak salah jika kita menyebutkan nama Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sebagai penyerang paling efektif memanfaatkan peluang di depan gawang.



Cristiano Ronaldo Sang Penembak Peluang Terjitu

Di Manchester United, nama Cristiano Ronaldo pertama kali melejit ke awang-awang. Ia diberi kepercayaan buat memakai nomor 7 nan sebelumnya dipakai David Beckham (yang saat itu hijrah ke Real Madrid). Semula,kebanyakan orang kebingungan mengapa Sir Alex Ferguson berani memberikan nomor 7 kepada seorang anak muda nan tak dikenal dunia. Namun, Ronaldo menjawab hal itu dengan aksi menawan. Ditempatkan di posisi sayap kanan (bukan penyerang sayap seperti saat ini), Ronaldo membayar lunas kepercayaan Sir Alex Ferguson. Musim 2003/2004, musim pertamanya berseragam Manchester United dan musim awal dikenal di dunia, Ronaldo mampu membuat 6 peluang menjadi gol.

Lambat laun, produktivitas gol Ronaldo melejit. Untuk seorang pemain sayap, hal ini jelas fantastis. Apalagi ketika tiba Musim 2007/2008. Ia mampu menciptakan 31 gol hanya dalam 34 pertandingan spesifik di Premier League . Musim itu menjadi musim tersubur Ronaldo di Manchester United sebab ia masih dapat menambahkan 11 gol lagi dari ajang Piala FA, Piala Carling, dan Perserikatan Champions. Melihat keberhasilan Ronaldo di United, Real Madrid pun berusaha mendapatkan peluang buat memboyong sang penyerang internasional Portugal ke Santiago Bernabeu.

Saat itu, musim panas 2009. Real Madrid tengah dipanaskan oleh pencapaian sang rival abadi Barcelona musim sebelumnya. Bersama Pep Guardiola, instruktur anyar Barcelona nan merupakan instruktur debutan dan eks pemain El Barca, Barcelona mampu memenangi semua kompetisi nan diikuti mereka. Sementara itu, Real Madrid justru tewas dan tak mendapatkan gelar apa-apa. Demi mengejar Barcelona agar tak lagi memperoleh gelar sebanyak musim 2008/2009, Real Madrid pun memburu Cristiano Ronaldo. Peluang buat mendapatkan CR7 jelas terbuka lebar.

Sebelumnya, Real Madrid pernah memboyong David Beckham dan Ruud Van Nistelrooy dari United dengan harga mahal. Maka, dengan berbekal dana 80 juta poundsterling peluang itu menjadi kenyataan. Ronaldo resmi bermain di Santiago Bernabeu. Namun, sementara ia tak memakai kostum bernomor 7 sebab nomor tersebut sudah dimiliki sang Pangeran Bernabeu, Raul Gonzalez. Sebagai gantinya, Ronaldo memakai nomor 9 dan menjadi CR9.

Pada musim pertama, Ronaldo gagal memanfaatkan peluang buat menyaingi rekor 42 gol dalam semusimnya di Manchester United. Musim 2009/2010, Ronaldo cuma mendapatkan 33 gol. Namun, ini disebabkan oleh jumlah laganya nan cuma sedikit, 35 pertandingan. Musim 2010/2011, akhirnya kesempatan datang buat membuktikan diri sebagai nan terbaik. Real Madrid mendatangkan Jose Mourinho, instruktur Portugal nan sudah melanglang buana ke Chelsea (Premier League) dan Internazionale (Serie-A). Di bawah tangan dingin Jose Mourinho, Ronaldo nan mendapatkan nomor 7 setelah Raul Gonzalez pindah ke Schalke 04, semakin menggila. Ia berhasil mencetak 53 gol dalam 54 pertandingan.

Yang paling spektakuler ialah jumlah gol di La Liga . Ronaldo mencetak 40 gol dalam 34 pertandingan. Artinya, ia mencetak lebih banyak gol dari jumlah bermain. 40 gol ini menjadi nan terbanyak dalam semusim dalam sejarah La Liga . Berkat rentetan gol ini, Ronaldo akhirnya dinobatkan menjadi peraih Sepatu Emas Eropa 2010-2011. Sebelumnya, CR7 mendapatkan gelar nan sama di Manchester United. Sejauh ini, Ronaldo terus mencetak gol buat Real Madrid. Ia jelas mempunyai peluang buat mencetak 200 gol bersama Los Blancos , julukan Real Madrid. Kalau perlu, CR7 dapat pula memiliki peluang merampas gelar pencetak gol terbanyak Real Madrid sepanjang masa nan dimiliki oleh Raul Gonzalez.



Lionel Messi Sang Penyerang Palsu nan Dapat Memanfaatkan Peluang Apa pun

Lain Cristiano Ronaldo, lain pula Lionel Messi. Kalau Ronaldo dikenal dengan perangai nan cukup nakal, karakteristik khas kebanyakan pemain bintang, Lionel Messi tak demikian. Messi dikenal sangat sopan dan pemalu. Kemampuan Messi tak perlu diragukan lagi. Ia ialah tipikal penyerang palsu nan jago memanfaatkan peluang macam apa pun.

Mengapa disebut penyerang palsu? Karena Messi sebenarnya bukan penyerang murni. Ia dapat diposisikan sebagai penyerang lubang atau malah playmaker . Bahkan, jika kita menggunakan game Football Manager (FM) 2008 sekalipun, Messi akan diletakkan di posisi sayap kanan, kiri, atau gelandang serang. Meskipun bukan penyerang murni, Messi sangat mampu mencetak gol. Naluri gol nan tinggi inilah nan membuat Pep Guardiola, instruktur Barcelona, meletakkan Messi di posisi khusus. Ia tepat berada di belakang dua penyerang Barcelona nan sejajar. Tugasnya ialah menjadi penyerang "sesungguhnya".

Sebaliknya, para penyerang murni ditugaskan buat menjadi tembok penghalang para bek agar gerakan Messi tak bisa dibaca, atau bermain lebih melebar ke sayap buat memberi umpan kepada Mesiah , julukan Messi. Dengan sistem semacam ini, peluang Barcelona buat mencetak gol di setiap pertandingan ternyata lebih tinggi. Pertama , bek musuh terbiasa buat menjaga seorang penyerang murni, bukan penyerang lubang seperti Messi. Kedua , akurasi tembakan Lionel Messi begitu tinggi sehingga semakin banyak bola nan dioper kepadanya, peluang mencetak gol semakin besar pula.

Tidak kalah dengan Ronaldo, Messi juga menjelma sebagai predator paling mengerikan bagi kiper lawan. Kalau Ronaldo mengandalkan fisik buat mengalahkan bek-bek lawan, Messi memakai skill individu dan kegesitannya dalam mencetak gol. Messi memang tak tinggi, 169 cm. Bahkan buat ukuran Liga-liga Eropa, postur tubuh Messi sangat mini. Namun, teknik Messi bisa menutupi kekurangan ini. Messi dapat mencetak gol dari peluang apa pun. Mulai dari peluang biasa, mencetak gol melalui tendangan chip, dari sudut sempit, bahkan dengan tangannya saat menghadapi Espanyol pada musim 2006/2007. Aksi Messi mencetak gol dengan tangan ini membuat semua orang menyetarakannya dengan sosok Diego Armando Maradona nan mencetak gol serupa di Piala Global 1986 saat Argentina menghadapi Inggris. Peluang Messi buat menyetarai atau melebihi Maradona terbuka lebar jika ia dapat memenangi Piala Dunia.

Bicara tentang rekor, Messi memiliki catatan tersendiri. Pada tahun 2011, ia mampu mencetak gol di semua ajang nan diikuti. Mulai dari La Liga, Copa del Rey, Perserikatan Champions, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, dan Piala Global Antar Klub. Belum pernah ada pemain nan dapat mencatatkan rekor ini kecuali rekan Messi di Barcelona, Pedro Rodriguez, pada 2009. Messi juga dikenal sebagai pemain nan konsisten. Kalau Cristiano Ronaldo pernah terlihat tanpa tenaga dalam sebuah pertandingan, Messi tak demikian. Ia seperti seorang bocah nan mendapati bahwa lapangan sepakbola ialah taman bermain. Diciptakannya peluang demi peluang bagi rekan-rekannya nan lain. Disepuhnya peluang demi peluang nan diberikan kepadanya buat mencetak gol demi gol kemenangan Barcelona.