Kehidupan Alam

Kehidupan Alam

Penulis bisa pastikan jika sebagian besar masyarakat Indonesia tentu sudah mengenal ikan belut. Namun, dari sebagian besar masyarakat nan sudah mengenal belut, mungkin tak banyak nan menyukai belut sebagai salah satu bahan makakan. Salah satu alasannya sebab mungkin mereka jijik melihat bentuk belut atau atau sebab alas an lainnya.

Namun, jika masyarakat sudah mengetahui jika dalam ikan belut ini terkandung gizi nan tinggi dipadu dengan rasa gurih dan lezat, ceritanya akan lain. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis akan memperkenalkan lebih jauh tentang belut sekaligus memasyarakatkan belut sebagai bahan makanan nan bergisi tinggi dan bisa mendatangkan penghasilan jika dibudidayakan.



Mengenal Belut Lebih Jauh

Belut merupakan salah satu hewan nan masuk ke dalam jenis ikan, sehingga terkenal dengan sebutan ikan belut. Meski termasuk ke dalam jenis ikan, namun bentuk belut sama sekali jauh dari bentuk ikan kebanyakan. Lazimnya, ikan itu berbentuk lonjong atau seperti torpedo hingga mundah meluncur di air dan memiliki sirip buat beranang.

Akan tetapi, sebagaimana pengetahuan kita sebelumnya tentang belut, jenis ikanini benar-benar berbeda dengan jenis ikan lainnya. Bentuk belut bulat panjang dan lebih terlihat seperti ular. Sama seperti ikan nan mempunyai sirip, belut pun sebenarnya memiliki sirip nan berada di punggung, di daerah ekor, dan duburnya. Namun, sirip-siripnya pada belut sangat halus sehingga tak terlihat secara kasat mata.

Zaman dahulu, ikan belut tak pernah diusahakan sebagai ikan kultur di kolam-kolam sebab orang masih beranggapan mustahil dapat beternak belut, namun setelah orang mengetahui bahwa di daerah Tiongkok dan Taiwan belut bisa duternakan dan dagingnya merupakan makanan nan enak, barulah masyarakat luas punmencobanya. Ternyata, dari hasil nan coba-coba ini banyak di antaranya nan sukses dengan baik.

Bahkan, menurut salah satu peternak belut, penghasilan dari penen belut ini sangat menguntungkan. Apalagi saat ini banyak orang nan meulai menyukai makanan ini. Jepang seringkali meminta kiriman belut, walaupun semua pesanannya belum dapat terpenuhi seluruhnya. Hal ini terjadi sebab persediaan belut kurang mencukupi sebab terkendalam modal. Namun, permintaan itu cukup menggembirakan hingga dengan keyakinan usaha belut akan maju, usaha belut terus ditingkatkan secara intensif.



Ciri-ciri Spesifik Ikan Belut

Di Indonesia terdapat tiga jenis ikan nan sering disebut sebagai ikan belut. Walaupun sebenarnya ketiga jenis ikan tersebut mempunyai nama sendiri-sendiri, namun masyarajkat kita telah salah kaprah dan mengatakan bahwa ketiganya ialah belut. Ketiga jenis ikan nan dianggap sebagai belut oleh masyarakat kita itu ialah Fluta alba (Zuiew), Synbranchus bengalensis (Mc. Clelland), dan Macrotrema caligans (cantor).

Setelah dipelajari dan diselidiki maka bisa dipastikan bahwa ketiganya itu ialah dari familia Synbranchidae, ordo Synbranchiddae, dan subkelas Teleostei. Karakteristik nan membedakan ketiganya dari jenis-jenis ikan lainnya ialah bentuk tubuhnya nan memanjang seperti ular. Ikan-ikan sidat, remang, tuning, dan dan lain-lain dari jenis Apodes juga mempunyai bentuk seperti ular. Namun, pada jenis-jenis Synbranchiddae ini selalu bisa dibedakan dari jenis Apodes.

Adapun disparitas nan mudah dilihat dari jenis Synbranchiddae ini ialah tak ada sirip-sirip dada, tak memiliki kuping, dan sirip punggung dan duburnya telah berganti menjadi lipatan-lipatan kulit tanpa jari-jari sirip. Adapun ciri-ciri lain nan menarik dari jenis Synbranchiddae ini ialah sifat hermaphroditism-nya. Aryinya, dengan kepemilikan sifat itu, ikan-ikan dari jenis Synbranchiddae ini bisa berganti kelamin selama hidupnya.

Jadi, setiap belut ini pada saat masih muda akan memiliki kelamin nan selalu betina, dan nanti jika sudah menjadi dewasa akan berganti kelamin menjadi jantan. Cara membedakan mana belut betina dan mana belut jantan memang masih sedikit sulit, sebab kita hanya dapat mengamatinya melalui inspeksi bentuk ganodanya.

Pada belut-belut muda nan telah beranjak dewasa, ganodanya menjadi lebih besar dan menonjol sebab berisi sel-sel telur. Karena kondisi inilah makan belut tersebut bisa dikatakan sebagai betina. Kemudian, jika kita tekliti lagi pada belut-belut nan lebih tua, kita akan mendapati ganoda tadi telah menyusust, sebab itulah belut tadi dapat dikatakan sudah berganti kelamin menjadi jantan.



Kehidupan Alam

Sebagaimana sudah dijelaskan di awal, jenis belut ini terdapat 3 macam. Akan tetapi, sebenarnya masyarakat generik nan sering melihat ataupun memakan belut nan mereka sebut belut itu ialah jenis Monopterus albus. Memang, jenis inilah nan paling banyak dikenal orang.

Jenis belut ini banyak terdapat di sawah-sawah sehingga banyak nan mengatakannya belut sawah. Lain halnya dengan jenis synbranchus nan banyak terdapat di rawa-rawa, sebab kehidupan alamnya di rawa-rawa, maka synbranchus ini sporadis dikenal orang.

Belut sawah dewasa panjangnya dapat mencapi 40 cm dan berkembang biak dengan cepat. Untuk kehidupan belut di alam bebas ini, penangkapan belut umumnya dilakukan dengan memakai jebakan dengan posong bamboo atau wuwu atau penangkap ikan lainnya.

Namun, buat menangkap belut ini haruslah member umpan sekerat daging dalam jebakan itu. Biasanya nan dijadikan umpan ialah daging ulat atau katak kecil dan pemasangan jebakannya pun biasanya dilakukan pada waktu malam.

Pada siang hari, biasanya penangkapan belut ini dilakukan dengan cara mengailnya. Ujung kail nan diberikan umpan daging atau katak kecil itu kemudian kita tempatkan di setiap lubang belut. Bangsa belut sawah terkenal sebagai binatang nan tahan hayati di dalam lumpur. Dan ketika swah tersebut dalam keadaan masih becek, biasanya siklus hidupnya lebih baik dibanding setelah sawah kering.

Menurut Wu dan Kung nan mempelajari belut secara khusus, belut-belut bisa hiduo di dalam lumpur sebab mereka mempunyai pernapasan tambahan. Adapaun pernapasan tambahan tersebut ialah kulit-kulit tipis nan berlendir di dalam rongga mulutnya. Konon, kulit tipis nan berada dalam mulut itu bisa memperoleh oksigen langsung dari udara, di samping pernapasan sebenarnya nan melalui insang nan mengambil oksigen dari air.



Makanan Orisinil Belut di Alam Bebas

Sulit buat menentukan jenis makanan orisinil belut nan hayati di alam bebas. Kehidupan belut sangat sulit buat diperhatikan sebab hidupnya selalu bersembunyi di dalam lumpur-lumpur. Namun, berkat penyelidikan nan teliti serta supervisi nan dilakukan secara intensif dapatlah diketahui kehidupan belut nan serba tersembunyi itu.

Belut pada dasarnya bersifat carnivoor, bila masih kecil makanan nan dimakannya ialah jenis renik nan merupakan zooplankton dan zoobenthos nan terdapat di sawah-swah bagian nan dangkal. Namun, ketika sudah beranjak dewasa, selain memakan renik-renik zooplankton dan zoobenthos, belut-belut ini pun memakan larva-larva, serangga, bangsa cacing, siput, berudu katak, serta benih-benih ikan nan masih lemah.

Untuk mendapatkan makanan, belut memiliki cara nan cukup unik. Ada kalanya belut langsung dengan aktif mencari makan, namun nan paling sering dilakukan dalam pencarian makannya ialah dengan cara bersembunyi di lubang-lubang dalam lumpur nan digalinya sendiri. Di lubang-lubang tersebut belut menunggu hewan-hewan kecil nan masuk ke dalam, lalu memangsanya.



Perkawinan Belut secara Alamiah di Sawah

Belut hanya mengalami sekali masa perkawinan. Namun, masa perkawinan belut liar ini sangatlah panjang, yakni mulai dari musim penghujan sampai dengan oermulaan musim kemarau. Untuk keperluan perkawinan dan menetaskan telur, belut ini membuat lubang nan strukturnya hampir sama dengan lubang jebakan. Perbedaannya, lubang buat perkawinan ini dibuat lebih dalam dan selalu berada di tepian nan dangkal, kira-kira 10 cm di bawah permukaan air.

Nah, demikianlah taaruf kita dengan ikan belut ini. Semoga pembahasan dalam artikel ini mampu memberikan pengetahuan tambahan bagi pembaca, terutama bagi mereka nan tengah mencari informasi buat memulai usaha peternakan belut. Semoga bermanfaat.