Mengenal Tanaman Teh

Mengenal Tanaman Teh

Para pakar tanaman teh memberi nama teh dengan beberapa macam nama, antara lain ialah Camelia theifera, Thea sinensis, dan Camelia thea . Beberapa nama itu diberikan sebab memang belum ada kesatuan pendapat tentang nama itu. Namun, menurut klasifikasinya, tanaman teh termasuk berasal dari jenis berikut.

  1. Nama jenis: Thealing
  2. Suku: Camelia
  3. Ordo: Transtoeniaceae
  4. Keluarga: Cistiflorae


Mengenal Tanaman Teh

Tanaman teh ini berasal dari Pegunungan Himalaya , terutama di daerah-daerah Burma, India, Tiongkok, dan juga Tibet. Kemudian di masing-masing negara, teh diberi nama sendiri-sendiri. Teh dari daerah-daerah itulah nan menjadi teh pokok dan diberi nama assamica . Dari negara-negara itulah, teh disebarluaskan dan tentu saja telah bervariasi dengan jenis-jenis lainnya.

Dengan demikian, maka akan banyak dikenal nama-nama teh dan disebutkan dari mana daerahnya masing-masing. Teh asal Tiongkok nan kemudian ditanam di Jepang, setelah dibawa ke Indonesia dan ditanam di wilayah Jawa, namanya akan berganti menjadi teh Jawa.



A. Jenis Teh di Indonesia

Jenis nan pertama kali masuk ke Indonesia ialah jenis sinentis. Setengah abad kemudian dimasukkan juga jenis teh assamica . Dengan adanya dua jenis teh ini, maka sering terjadi hibridasi. Kerana sifat asssamica lebih menguntungkan, maka lambat laun sinensis terdesak dengan jenis assamica . Dengan demikian, maka praktis hampir setiap perkebunan teh di Indonesia menanam jenis assamica nan berasal dari berbagai variasi. Lalu, apa disparitas antara assamica dan sinensis ?

Jenis assamica ini bisa berbatang setinggi 12 meter, tumbuhnya cepat, mulanya bercabang agak tinggi, ukuran daunnya agak besar jika dibandingkan dengan jenis sinensis, dan ujungnya runcing panjang. Assamica ini bisa menghasilkan daun banyak sekali, tetapi kualitas produksinya kurang.

Sementara jenis sinensis , pohonnya rendah hanya sekitar 3 meter, bercabang banyak, dan mulai bercabang di dekat permukaan tanah. Daun teh sinensis berukuran lebih kecil dibandingkan jenis assamica , panjangnya kurang lebih hanya sekitar 9cm, dan ujung daunnya runcing pendek. Tumbuhnya lambat dengan produksi sedikit, tetapi mempunyai kualitas produksi nan baik.



B. Akar

Tanaman teh memiliki akar tunggang nan panjang. Akar tanaman tersebut masuk ke dalam lapisan tanah nan dalam. Percabangan akarnya pun banyak. Perakaran pohon ini akan menjadi baik jika memiliki gerakan nan lelauasa, yaitu bisa menembus tanah dengan mudah dan juga bergerak menyamping. Semua itu akan bisa dipenuhi jika mempunyai susunan dan fisik tanah nan baik.

Untuk pohon teh, perakaran memang sangatlah diperlukan karena ia akan banyak mengalami gangguan-gangguan dari atas, yaitu dalam pemetikan daun dan tunas. Untuk mendapatkan akar nan melebar, maka saat bibit dipindahkan ke kebun, pertanaman akan tunggang sebaiknya dipotong sedikit.



C. Batang

Batang teh tumbuh dengan lurus dan banyak, tetapi batang ini memiliki ukuran nan lebih kecil. Dengan demikian, maka pohon teh ini akan tumbuh dengan bentuk nan menyerupai pohon cemara. Hal itu terjadi jika tanaman teh dibiarkan tumbuh tanpa dilakukan pemangkasan. Akan tetapi, jika tanaman teh dibutuhkan buat diambil produksinya, bentuk nan demikian ini tak menguntungkan karena akan mengalami kesukaran dalam pemetikannya dan pemeliharaannya.

Untuk itu, maka di kebun-kebun teh, biasanya pohon teh dibentuk melebar dan pendek-pendek. Semua itu buat memeudahkan pemeliharaan dan pemetikannya. Untuk itu, maka di kebun-kebun teh, biasanya pohon teh dibentuk melebar dan pendek-pendek. Sementara itu, buat mendapatkan pohon nan pendek akan tetapi banyak menghasilkan daun dan tunas nan kita butuhkan, maka perlu sering dilakukan pemangkasan-pemangkasan sehingga tumbuhnya pohon itu melebar dan tidak akan meninggi seperti pohon cemara . Dampak dari pengaturan ini adalah sebagai berikut.

  1. Pertumbuhan perakaran akan mengalami kelambatan.
  2. Pertumbuhan batang juga akan mengalami keterlambatan pula. Ukuran garis tengah tanaman teh nan memang akan diproduksi tak pernah lebih dari 20cm walaupun umur tanama itu telah puluhan tahun. Lain halnya jika pohon teh ini akan dipelihara dan diambil bijinya, maka ukuran batangnya akan bisa lebih besar.
  3. Tanaman nan mengalami pemangkasan batang dekat dengan permukaan tanah, lama kelamaan akan menyususn percabangan nan nantinya akan membesar. Cabang pertama ini kelak akan memberi trangka pada pohon.


D. Periodiciteit

Periodiciteit adalah pertumbuhan tunas nan silih berganti pada tanaman teh, yaitu pada ketiak daun atau bekas ketiak daun, bisa bergerak tumbuh menjadi tunas. Tunas ini berangsur-angsur memanjang dan disertai pula dengan penyusunan daun. Akan tetapi, tunas-tunas ini tak seterusnya bergerak. Kadang-kadang tunas ini diam dan tak bisa menghasilkan daun.

Bila demikian, berarti tunas tersebut sedang istirahat. Sebenarnya, memanjangnya tunas ini ditentukan oleh gerakan kuncup tunas nan terletak pada ujung tunas. Maka jika pada masa istirahat, tunas nan terletak pada kuncup, ujung ini pun ikut istirahat pula. Kejadian ini tak saja terjadi pada tanaman-tanaman nan telah berusia tua, namun juga telah terlihat pada bibit-bibit teh nan baru tumbuh. Pada tiap tunas terdapat:
1. Daun kuncup nan menutup titik tumbuh.
2. Daun-daun dalam macam-macam pertumbuhan , terdiri atas nan masih muda sampai nan sudah tua.

Kuncup Inaktif

Yang disebut kuncup inaktif ialah daun nan masih muda, baru membuka, dan letaknya paling ujung dari tunas. Ternyata bukan bekas membungkus kuncup nan berbentuk panjang, melainkan membungkus kuncup nan berukuran kecil dan bentuknya agak bulat. Adanya kuncup inaktif ini merupakan tanda bahwa tunas tersebut mulai akan istirahat. Pada saat seperti tunas, buat sementara berhenti tumbuh dan tidak akan melanjutkan pembentukan daun-daun muda lagi.

Pada saat demikian ini, maka akan disebut dengan nama burung stadium dan kuncupnya sendiri akan disebut kuncup burung. Setelah burung stadium ini berlangsung, maka kuncup ini bergerak lagi dan menjadi kuncup aktif. Bila ia sudah menjadi kuncup aktif, maka tunas baru nan memanjang menyusun daun-daun baru sampai pada suatu saat bersiap-siap istirahat lagi.

Di saat tunas tumbuh dan bergerak menjadi panjang, akan disebut pecco stadium, sedangkan kuncup pada tuna ini disebut “pecco”. Bila kuncup-kuncup telah mulai aktif lagi, maka pelan-pelan akan tersusun susunan berikut.

  1. Satu atau dua helai daun, yaitu sisik daun; sisik ini berukuran kecil dan panjangnya tidak lebih dari 2 cm dan cepat sekali rontok.
  2. Ada kalanya dua helai, namun biasanya hanya satu helai, berukuran lebih besar dari sisik daun, bentuknya sempit memanjang, tepi daun licin, daun ini disebut kepel ceuli atau K1 dan ini pun cepat gugur.
  3. Biasanya, hanya sehelai daun nan berukuran agak besar dan mendekati ukuran normal, tetapi tepi daunnya tidak bergerigi.
  4. Daun normal nan jumlahnya antara 3-8 lembar dengan tepi daun nan bergerigi.
  5. Daun nan paling ujung sekali, masih merupakan pupus dan membungkus kuncup burung.


E. Bunga dan Buah

Jika kita lihat rona dan bentuk daun-daun kelompok dan daun-daun mahkota bunga, keduanya hampir sama. Kelompok daun itu akan berjumlah antara 4-5 helai dan berwarna agak hijau. Jika daun mahkota kembang berjumlah sekitar 5-8 helai, adapun jumlah benang sarinya antara 100-250 helai.

Di atas mahkota kembang terdapat putik, kepala putik bersirip 3 helai. Tangkai putik berukuran panjang, tetapi kadang-kadang ada nan berukuran pendek sekali. Sementara itu, buah teh mengandung 3 biji, tetapi ada kalanya hanya mengandung 1 atau 2 biji. Jika buah berukuran agak besar, akan mengandung sekitar 4-5 biji dan berwarna putih.

Nah, demikianlah sosialisasi kita terhadap tanaman teh. Semoga apa-apa nan terdapat dalam pembahasan ini dapat bermanfaat buat pembaca.