Gempa Bumi di Chili Menggeser Arah Kiblat

Gempa Bumi di Chili Menggeser Arah Kiblat

Pernahkah Anda mendengar kenyataan gempa bumi di Chili? Ya, beberapa tahun terakhir ini memang telah terjadi fenoma alam dengan gejala pergeseran berbagai patahan lempengan bumi. Hampir di seluruh pelosok global terjadi kenyataan bala alam, entah itu gunung berapi nan meletus, badai tornado, banjir bandang, gempa bumi, dan tsunami, terutama buat wilayah belahan global nan terdapat lempengan tektonik bumi dalam bentuk patahan-patahan nan aktif.

Kejadian alam seperti konvoi antarlempengan tektonik Amerika Selatan dan lempengan tektonik Nazca nan nan menyebabkan gempa bumi di Chili dengan kecepatan pergeseran 80 mm per tahun.

Chili ialah nama sebuah negara nan meraih kemerdekaan dari penjajahan Spanyol pada tanggal 18 September 1818. Memiliki luas wilayah 756.626 kilometer persegi dan terletak di bagian barat Amerika selatan. Wilayah ini berbatasan dengan negara-negara seperti Bolivia, Peru, dan Argentina.

Saat ini, jumlah penduduknya sekitar 17 juta jiwa lebih. Dalam posisi Negara Chili nan berdekatan dengan dua lempengan patahan bumi, yaitu patahan Nazca dan patahan Amerika Selatan, menyebabkan Chili termasuk negara nan rawan bala gempa bumi.

Dalam catatan sejarah bala alam dunia, pernah terjadi gempa bumi di Chili pada tahun 1960 nan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dengan jumlah 1655 orang. Bagaimana tidak, dengan kekuatan 9,5 skala richter, bala ini dinobatkan sebagai bala gempa terbesar di muka bumi hingga sekarang.

Karena dengan kekuatan gempa nan begitu besar, bukan saja menggoyang wilayah Chili, namun juga telah menyebabkan gelombang bahari naik hingga ke seluruh cekungan Samudra Pasifik dan menjalar hingga ke Hawaii, Filipina, dan Jepang nan juga mengakibatkan korban jiwa sebanyak 61 orang.



Catatan Singkat Gempa Bumi di Chili

Pantai di Chili memang memiliki cerita tidak ada habisnya jika dikaitkan dengan kenyataan gempa bumi. Tercatat sejak tahun 1973, paling tak telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan lebih dari 7 skala richter. Pada tahun1960, pernah terjadi gempa bumi di Chili dengan kekuatan 9,5 skala richter dan menyebabkan ribuan orang meninggal. Bukan saja korban dari orang-orang nan berada di sepanjang Pantai Chili, tapi juga telah menyebabkan jatuhnya korban di sepanjang pantai-pantai nan dilewati oleh cekungan Samudra Pasifik.

Cerita gempa bumi di Chili berikutnya terjadi pada tahun 1992, masih di pesisir Pantai Chili. Kali ini, kekuatan gempa ialah 8,5 skala richter. Pusat gempa pada tahun 1992 ini berjarak 870 kilometer dari gempa nan terjadi pada tahun 2010. Dari gempa ini, dihasilkan tsunami setinggi 9 meter dan menyapu seluruh Pantai Chili dan berimbas pada pantai-pantai lain nan berada pada cekungan Samudra Pasifik.

Lalu terjadi pula gempa pada tahun 2010 dengan kekuatan 8,8 skala richter, tepatnya pada tanggal 27 Februari. Dengan kekuatan gempa sebesar itu, tentunya sangat memenuhi syarat buat terjadinya tsunami. Sahih saja, gelombang air bahari naik hingga setinggi 6 meter dan menyebabkan tsunami ke seluruh pantai nan berada di area cekungan Samudra Pasifik, dari mulai pantai di Jepang, Filipina, sampai pantai-pantai di sebelah timur Indonesia seperti Jayapura, Biak, Manokwari, Sorong, dan Halmahera.

Yang paling terbaru ialah kisah gempa bumi di Chili nan terjadi pada tanggal 26 Maret 2012 pada pukul 05:37:06 WIB. Tercatat, gempa nan terjadi pada bulan Maret 2012 ini ialah gempa terpanjang dari gempa-gempa nan pernah terjadi sejak 2010, dengan lama guncangan sekitar satu menit. Waktu satu menit ini cukup buat menggoyangkan seluruh bangunan nan berada di Ibukota Chili. Gempa dengan kekuatan 7,1 skala richter berpusat di sekitar 16 mil sebelah barat bahari dari Talca.



Kisah Gempa Bumi di Chili 2010

Pada Sabtu pagi buta, terjadilah kepanikan luar biasa. Guncangan dikarenakan gempa bumi di Chili menyebabkan robohnya rumah-rumah dan bangunan kokoh lainnya. Banyak jembatan ambruk dan ada juga beberapa mobil nan masuk ke retakan bumi. Di Pantai Chili, terlihat gelombang air bahari surut hingga belasan meter ke arah tengah lautan. Tak lama kemudian, terlihat gulungan gelombang nan kompak dan semakin meninggi hingga 6 meter.

Kejadian ini terjadi ketika rakyat Chili masih terlelap dalam tidur, tidak hayal lagi gelombang nan sudah meninggi dan menuju arah pantai akhirnya menyapu pantai hingga berkilo-kilo ke arah daratan. Gelombang tsunami itu seperti tidak mengenal belas kasihan, menghantam semua nan berada di depannya, hingga akhirnya setelah mendorong kuat semua benda, rumah, mobil, dan manusia nan sedang terlelap, kembali gelombang pasang itu menarik semuanya ke arah lautan, seperti ingin menelan mereka dab memasukannya ke dalam perut samudra.

Ketika hari menjadi terang, terlihat jelas dengan mata kepala betapa luluh lantaknya pantai, permukiman, jalanan, dan bangunan-bangunan kokoh rata dengan tanah. Banyak orang menjerit histeris sebab orang terkasihnya hilang dari pelukan. Tampak pada pandangan mereka, kehancuran rumah dan mal mereka sebab gempa dahsyat disusul gelombang besar tsunami. Korban jiwa dampak bala ini mencapai ribuan nyawa.

Keterangan nan muncul dari seorang direktur Pusat Peringatan Tsunami Pasifik bernama Charles McCreery nan mengatakan bahwa kejadian gempa bumi di Chili dapat mengakibatkan gelombang besar tsunami nan kemungkinan jika dengan kekuatan besar 8,8 skala richter dapat juga menghantam pantai-pantai di jajaran Samudra Pasifik. Sahih saja, bahwa gelombang tsunami dampak gempa bumi di Chili telah menghantam beberapa pantai di Asia, Australia, dan Selandia Baru dalam kurun waktu 24 jam setelah gempa terjadi.

Dari laporan nan disebarkan oleh Pusat Penelitian Geologi Amerika Serikat, bahwa telah terjadi gempa susulan sebanyak 24 kali. Di antara gempa susulan itu, ada nan berkekuatan 5 sampai 6,9 skala richter. Hal ini berefek menambah kehancuran pada bangunan-bangunan dan tentunya semakin menambah panik rakyat Chili dampak gempa-gempa susulan tersebut.

Gempa bumi di Chili pada tahun 2010 ini hampir menyamai daya rusak gempa nan terjadi di Chili pada tahun 60-an, dengan begitu banyaknya korban. Karena bukan hanya menggoncang pantai-pantai di Chili, tapi juga menghancurkan beberapa pantai di Asia, pantai sebelah barat Amerika, dan menyapu Pantai Hawai. Dengan kekuatan gempa terdahsyat dalam sejarah, yaitu 9,5 skala richter ini, bala ini terjadi pada tanggal 22 Mei tahun 1960.



Gempa Bumi di Chili Menggeser Arah Kiblat

Dikabarkan oleh NASA bahwa gempa bumi di Chili pada tahun 2010 telah mengakibatkan pergeseran poros bumi dan mempercepat rotasi bumi. Namun, jika melansir warta dari ANTARA news, seorang ahli astronomi dari Forum Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, mengatakan, “ Tidak ada pergeseran arah kiblat oleh pergeseran lempeng atau karena lain. Pernyataan tersebut mungkin salah kutip atau salah persepsi, tetapi berpotensi meresahkan masyarakat."

Pergeseran poros bumi nan dikabarkan oleh NASA bisa diartikan juga telah menggeser posisi kiblat (patokan arah salat) umat muslim dalam melakukan ritual salat. Hal ini dibantah oleh Prof. Dr. Thomas Djamaluddin. Dengan argumentasi logis yang cerdik, beliau membantah tentang kabar bahwa kiblat telah bergeser sekitar 30 centimeter lebih ke kanan. Menurut beliau, pergeseran lempeng bumilah nan telah menyebabkan perubahan rotasi, namun bukan oleh karena gempa bumi di Chili, sebab gempa bumi hanya “sekadar indikator divestasi energi dampak pergeseran lempeng bumi”.

Akibat pergeseran lempeng bumi juga telah mengubah sedikit roman gambar bumi dikarenakan titik massa kulit bumi nan bergeser. Namun buat dapat terjadi perubahan pada peta bumi dan perubahan pada posisi arah kiblat, dibutuhkan waktu jutaan tahun. Artinya, gempa bumi di Chili tidaklah mengubah arah kiblat salat umat muslim. Tapi hanya sedikit mengubah peta paras bumi. Tentunya, sudah menjadi kodrat alam bahwa bumi tidaklah diam, melainkan hidup.