Bantuan

Bantuan

Akhir-akhir ini di berbagai belahan global sering terjadi bala alam.Bnecana alam itu dapat dalam bentuk nan bermacam-macam. Indonesia tak luput dari negara nan terkena bala alam. Bala alam nan menimpa Indonesia, seperti banjir, longsor, sampai gempa bumi nan disertai gelombang tsunami. Semua bala alam tersebut telah membuat bangsa ini cukup menderita. Walau perlahan, masyarakat nan daerahnya rentan terkena bala telah bersiap diri. Mau tak mau mereka harus menerima keadaan tersebut terutama nan berkenaan dengan bala gempa bumi. Gempa bumi di Indonesia ini sering terjadi di beberapa daerah.



Sedikit Tentang Gempa Bumi

Gempa terjadi sebab adanya pergeseran secara tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi nan menghasilkan gelombang. Bumi nan terdiri dari lempengan-lempengan itu sangat sering bergerak. Hal ini sebab memang bumi itu dianggap benda nan 'hidup'. Konvoi bumi inilah nan membuat manusia nan tinggal di dalamnya merasakan goncangan nan cukup keras.

Ketika goncangan ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak bangunan. Hal inilah nan ditakutkan masyarakat jika terjadi gempa. Gempa bisa terjadi di mana saja dan kapan saja tanpa mengenal musim. Yang lebih membuat tak dapat tidur ialah bahwa gempa bumi ini tidak dapat diprediksi. Secanggih apapun peralatan kegempaan nan telah ada sekarang ini, tetap saja belum mampu memperkirakan kapan gempa bumi akan datang. Jadi, apapun dapat terjadi.

Hal ini seolah menjadi satu peringatan kepada manusia bahwa kehidupan ini memang terkadang tidak dapat diprediksi. Segala sesuatu nan tadinya ada dapat menjadi tiada hanya dalam hitungan detik. Orang nan tadinya terlihat segar bugar dengan senyum manis ternyata dalam hitungan menit saja telah menajdi kaku. Padahal tak ada tanda-tanda akan pergi buat selamanya. Gempa bumi itu bagaikan kematian nan dapat hadir tiba-tiba.

Setelah beberapa kali diguncang gempa, masyarakat Indonesia sepertinya semakin paham dan semakin tahu bagaimana bersahabat dengan gempa. Mereka sadar bahwa sudah menjadi watak bumi buat bergoyang dan terguncang. Oleh sebab itulah, tidak ada pilihan lain selain menyesuaikan diri. Masyarakat Indonesia juga tahu kalau sebenarnya gempa itu tak mematikan kalau saja dapat diantisipasi. Misalnya, bangunan nan akan didirikan harus tahan gempa dengan kekuatan sebesar apapun. Bukankah korban nan banyak berjatuhan itu ialah korban nan tertimpa bahan bangunan nan runtuh atau pohon-pohon nan tumbang.

Teknologi bangunan telah berkembang hingga batas nan tidak terhingga. Dengan memanfaatkan semua teknologi baik nan sederhana maupun nan sangat canggih, diharapkan bahwa masyarakat dapat lebih tenang dalam menghadapi gempa bumi. Mereka tidak harus menanti datangnya gempa sebab memang gempa tidak dapat diperkirakan. Mereka juga tidak harus cemas dan risi dengan keterangan orang nan tak dapat dipertanggungjawabkan nan mengatakan bahwa akan ada gempa terjadi di daerah tertentu.

Kalaupun gempa itu akan datang, lalu mau berbuat apa? Pergi dari lokasi nan di diami sekarang bukanlah suatu pilihan nan tepat sebab mereka sendiri tak mempunyai alternatif loka buat pindah. Selain itu, semua estimasi itu hanya estimasi dan belum diketahui waktunya. Yang harus dilakukan ialah bersiap dan tak takut. Bangunan diperkokoh. Latihan penyelamatan diri disimulasikan agar masyarakat lebih siap kalau bala gempa bumi itu benar-benar terjadi.

Berikut peristiwa gempa bumi di Indonesia nan cukup membawa korban jiwa nan banyak.



Gempa Bumi Aceh 2004

Gempa bumi ini ialah gempa paling dahsyat nan menimpa Aceh dalam kurun waktu 40 tahun. Gempa ini menyebabkan tsunami dan terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 di Samudera Hindia, lepas pantai barat Aceh dengan berkekuatan 9,3 Skala Richter. Gempa ini tak hanya menimpa Aceh, tetapi juga beberapa negara seperti Thailand, Srilanka, sampai Pantai Timur Afrika.
Kekuatan gempa tersebut mampu meruntuhkan banyak bangunan nan ada di provinsi terujung di Indonesia tersebut. Diperkirakan korban jiwa tak hanya terjadi dampak dari kedatangan gelombang super tinggi, tsunami. Melainkan juga diakibatkan oleh tertimpa bangunan nan runtuh. Maklum saja bahwa pada saat gempa terjadi, masyarakat Aceh baru saja beraktivitas. Hari Minggu dengan segenap aktivitas keluar rumah nan biasa dilakukan ketika hari libur dan sudah dekat dengan pergantian tahun.

Pasar-pasar niscaya ramai. Ibukota Aceh sendiri, Banda Aceh diramaikan oleh ribuan masyarakat nan mengikuti mobilitas jalan santai. Mereka berkumpul di lapangan luas. Masyarakat lainnya mungkin masih menikmati suasana pagi bersama keluarga. Jadi, kalau banyak nan menjadi korban, hal ini dapat dimengerti.
Kota Meulaboh dan Banda Aceh ialah daerah nan paling parah kerusakannya. Puluhan gedung hancur. Sekitar 50% bangunan di Banda Aceh rusak parah. Jumlah korban tewas dalam gempa dan tsunami di Aceh ini tercatat ratusan ribu, sepuluh ribu luka-luka, dan lebih dari tiga puluh ribu orang hilang. Saat ini, kondisi di Aceh sudah normal kembali.
Walaupun penanganan gempa bumi Aceh ini sempat menjadi sorotan mulai dari banyaknya dana nan tak diketahui rimbanya hingga isu-isu nan berkaitan dengan SARA nan sempat membuat banyak orang geram, kini keadaan Aceh sudah nisbi damai. Masyarakat mulai berusaha buat hayati tak dalam kenangan. Mereka tidak ingin larut dalam kesedihan nan hanya akan mebuat batin jadi lebih tertekan. Bahkan setahun setengah setelah Aceh kehilangan ratusan ribu jiwa itu, jumlah nan hilang itu telah terganti dengan kelahiran bayi-bayi nan berasal dari pasangan nan baru menikah.

Ternyata banyak di antara duda dan janda pada musibah gempa bumi dan tsunami itu akhirnya memutuskan buat menikah sebab latar belakang kehidupan nan sama dan penderitaan nan sama. Bersama melangkah dalam kelam duka dinilai lebih baik daripada meraba sendirian dalam kekelaman nestapa. Langkah nan patut diacungi jempol. Cinta kasih dapat terbina dan tercipta seiring dengan waktu nan akan terus bergulir. Kalau hanya mengingat cinta nan telah hilang, hayati ini akan terasa kian menderita.
Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Gempa bumi (gempa bumi tektonik) ini berkekuatan 5,9 skala Richter dan berlangsung selama 57 detik. Posisi gempa berada 25 km selatan-barat daya Yogyakarta dan getarannya juga dirasakan di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Banyak bangunan nan rusak parah. Di antara bangunan nan rusak parah itu ialah Mall Saphir dan Mall Ambarukmo Plaza nan berada di Jalan Solo - Yogyakarta, GOR Universitas Ahmad Dahlan, STIE Kerja Sama, dan ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, nan posisinya memang cukup berdekatan dengan titik gempa.

Kesedihan tergambar sangat jelas di wajah-wajah nan baru saja terkena akibat gempa. Padahal selama berminggu-minggu masyarakat Yogyakarta menanti dengan cemas apa nan akan terjadi dengan Gunung Merapi nan mulai menunjukkan aktivitas kegempaan nan cukup mengkhawatirkan. Pada saat gempa itu terjadi, tak ada nan mengira bahwa gempa itu berasal dari gempa tektonik. Semua mengatakan bahwa gempa itu ialah gempa vulkanik nan berasal dari Merapi. Tanah Yogya bagaikan karpet nan dibersihkan dengan cara dilempar-lemparkan.



Bantuan

Presden SBY langsung memerintahkan Panglima TNI buat mengirim pasukan ke Yogyakarta dalam rangka melakukan langkah cepat tanggap darurat. Selain itu, berbagai negara juga ikut memberi bantuan, seperti Amerika, Inggris, Jepang, Singapura, Malaysia, Belanda, dan Kanada.
Gempa Bumi Bengkulu 2007

Gempa ini terjadi pada tanggal 12 September 2007 pukul 18.00 WIB dan pusatnya berada kira-kira 10 km di bawah tanah, 105 km lepas pantai Sumatera. Gempa ini juga sempat menimbulkan peringatan tsunami di pantai-pantai Samudera Hindia, tetapi peringatan ini dicabut kembali.



Gempa Bumi Sumatera Barat 2009

Kekuatan gempa ini ialah 7,6 Skala Richter dan berada di lepas pantai Sumatera Barat, 50 km kota Padang. Gempa ini mengakibatkan kerusakan parah di beberapa daerah seperti di Kabupaten Padang Pariaman, kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, kota Pariaman, Bukittinggi, Padanganjang, Kabupaten Agam, kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat.
Korban tewas dampak gempa Sumatera Barat ini berjumlah kurang lebih 1.117 orang, 1.214 orang luka berat, 1.668 orang luka ringan, dan satu orang korban hilang. Sementara itu, rumah nan rusak berat berjumlah 135.448, rumah nan rusak ringan berjumlah 65.380 unit, dan 78.604 rumah rusak ringan.

Itulah sekelumit info tentang gempa bumi di Indonesia nan cukup dahsyat dan akan selalu dikenang.