3. Teori Emosi Kepribadian

3. Teori Emosi Kepribadian

Apa itu teori emosi ? Jika melihat ke belakang, tentu Anda pernah, bahkan sering meluapkan emosi nan dimiliki. Ya, masing-masing dari kita biasa meluapkan emosi dengan cara sendiri-sendiri. Yang jadi pertanyaan, wajarkah hal nan demikian itu? Apa klarifikasi teori emosi mengenai hal tersebut? Barikut ialah klarifikasi teori emosi tentang segala jenis emosi nan dirasakan manusia.

Emosi ialah perasaan nan ditujukan kepada seseorang, atau reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Rasa sedih, senang, bahagia, marah, dan depresi merupakan rasa nan berbeda dan diungkapkan dengan cara nan berbeda pula. Kadang-kadang sulit buat membedakan perasaan nan muncul sebab ungkapan lahiriah nan sama. Untuk lebih mengenali emosi, bisa dengan merujuk kepada teori emosi nan ada, yaitu sebagai berikut.



1. Teori Emosi Sentral

Menurut teori Emosi sentral, jasmani merupakan dampak dari emosi nan dialami oleh individu. Jadi, individu mengalami emosi terlebih dahulu, baru kemudian mengalami perubahan-perubahan. Cara gampang buat memehami teori sentral ialah mengaitkannya dengan kejadian saat menangis.

Setiap orang tentu pernah menangis, bukan? Bagaimana Anda menggambarkan proses nan terjadi dari awal hingga akhir ketika sedang menangis? Pertama-tama, Anda tentu merasakan ada emosi, baik itu berupa rasa sakit ataupun kesedihan nan mendalam, setelah itu muncul perubahan-perubahan nan pada akhirnya memunculkan tetesan air mata nan dikeluarkan. Demikianlah maksud dari teori emosi sentral.



2. Teori Emosi Peripheral

Teori emosi ini dikemukakan oleh William James (1842 – 1910). Teori emosi peripheral justru memiliki pandangan nan berbanding terbalik dengan teori emosi sentral. Menurut teori peripheral, gejala kejasmanian bukanlah merupakan dampak dari emosi nan dialami oleh individu. Tetapi, emosi nan dialami oleh individu nan akhirnya mengakibatkan gejala-gejala kejasmanian.

Menurut teori ini orang tak menangis sebab susah, tetapi sebaliknya, ia susah sebab menangis. Memang, secara logika, teori emosi sentral lebih berterima dibanding dengan teori emosi peripheral, namun William James tentu punya pembelaan tersendiri atas pernyataannya. Atau beliau justru pernah mengalami suatu hal sehingga sanggup mengungkapkan teorinya.

Anda mungkin belum mengalami hal atau kejadian seperti nan diungkapkan William, namun banyak orang nan tengah mengalaminya sehingga teori emosi ini tetap mejadi sebuah kajian menarik dan mampu bertahan di tengah perang logika nan terus bergulir hingga saat ini.



3. Teori Emosi Kepribadian

Teori emosi nan ketiga ialah teori emosi kepribadian. Teori ini tak memiliki persamaan, baik dengan teori emosi sentral maupun teori emosi peripheral. Ya, Teori emosi kepribadian ini seakan berdiri di tengan dua teori sebelumnya. Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktivitas pribadi. Antara pribadi dan jasmaniah tak dapat dipisah-pisahkan. Oleh sebab itu, emosi meliputi pola perubahan-perubahan jasmaniah.

Teori Emosi - Fungsi Emosi

Emosi bukan hanya berfungsi buat mempertahankan hayati (survival) atau buat mengungkapkan aktualisasi diri dan mempertegas perasaan saja. Emosi juga berfungsi sebagai energi atau pembangkit energi nan dapat memberi semangat hayati dalam kehidupan manusia.

Selain itu, emosi juga dapat berperan sebagai pembawa pesan atau messenger. Artinya, emosi mampu memberi tahu diri kita mengenai kondisi atau keadaan seseorang nan berada di sekitar kita. Dengan emosi, kita dapat mengetahui apa nan sedang dialami dengan orang-orang tercinta nan kita sayangi, misalnya. Dengan mengetahui keadaan sekitar, kita dapat melakukan hal-hal nan tepat dengan kondisi nan mereka alami.

Coba Anda bayangkan, apa jadinya jika kita tak memiliki emosi. Kita tak akan pernah tahu dengan keadaan orang-orang nan kita cintai. Ketika mereka bersedih sebab sesuatu hal, mungkin kita akan tertawa-tawa atau marah terhadap mereka. Namun, dengan adanya emosi, kita dapat empati apa nan mereka rasakan. Sedikitnya kita dapat bersimpati atau berempati kepada mereka.

Berdasarkan garis besar teori emosi, setidaknya, emosi dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu:

  1. Emosi Positif ; ialah emosi menyenangkan nan dapat menimbulkan perasaan positif pada orang nan mengalaminya. Misalnya: jatuh cinta, senang, gembira, dan kagum.
  1. Emosi Negatif; ialah emosi tak menyenangkan, yaitu emosi nan menimbulkan perasaan negatif, di antaranya sedih, marah, benci, takut, dsb.


Teori Emosi - Apakah Emosi Memaksa Kita buat Berbuat Sesuatu?

Menurut teori emosi, rasa sayang, bahagia, dan benci biasanya merupakan tanggapan terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Peristiwa tersebut dapat datang dari dalam maupun luar diri. Contohnya: ketika Rizal, memenangkan kampiun lomba baca puisi ia sangat bangga, bahagia. Sewaktu putus dengan kekasih, Beti merasa sedih selama berbulan-bulan, bahkan timbul rasa benci kepada mantannya tersebut.

Teori emosi menyatakan bahwa setiap emosi bisa merangsang pemikiran baru, imajinasi baru, dan tingkah laku baru. Semenjak menjadi kampiun lomba puisi akhirnya Rizal rajin membeli buku-buku puisi, membacanya, bahkan ia mulai menulis puisi.

Sementara nan dialami Beti, ia menjadi benci kepada mantan kekasihnya. Jika berjumpa mantan kekasihnya ia akan menghindar, memalingkan wajah, memperhitungkan kedekatan-nya dengan laki-laki lain, bahkan dapat jadi akhirnya ia trauma buat menjalin interaksi nan serius.

Menurut teori emosi, sebenarnya rasa sayang, benci, gembira, dan marah sebenarnya tak memaksa kita buat bertingkah laku secara tertentu. Tetapi, sebab kita memberi arti pada emosi itulah nan menyebabkan kita bertingkah laku tertentu. Itulah nan dinamakan motif. Motif ialah sesuatu nan menggerakkan orang baik dalam keadaan sadar atau tak buat melakukan suatu tindakan.



Teori Emosi - Emosi Bisa Dipakai buat Membangun dan Merusak

Teori emosi menyebutkan bahwa emosi dapat menjadi sesuatu nan negatif ataupun positif, sebab perasaan mempunyai kekuatan buat melukai orang lain, diri sendiri dan merusak interaksi baik dengan orang lain.

Namun, emosi kita juga dapat membangun sesuatu nan positif, apabila dipakai dengan baik, bahkan dapat dipakai buat lebih mengenali diri sendiri. Seperti rasa iri, cemburu terhadap orang lain, dapat dijadikan motivasi buat melakukan nan terbaik, melebihi orang lain.



Teori Emosi - Menekan Emosi

Kadang-kadang disadari atau tak kita biasa menekan emosi diri sendiri. Sebagian dari kita tak menghendaki emosi tersebut, contohnya. Ketika kita ditubruk orang, atau dimarahi dosen. Kita kadang tidak ingin marah, walaupun orang lain menunggu kemarahan kita.

Ada orang nan sudah membunuh perasaannya sehingga ia tak punya perasaan lagi. Namun, nan semacam itu tak akan bisa berhubungan baik dengan orang lain sebab mereka tak bisa mempergunakan emosinya buat orang lain.

Dengan menghilangkan emosi dapat mengakibatkan akibat negatif pula. Kita tak bisa memberi nama emosi pada masa lalu, dan nan mempengaruhi hayati sekarang. Emosi nan tak diakui dapat menyebabkan penyakit batin, juga jasmani. Pusing sebagai pengganti rasa marah, lelah mengganti rasa sedih.

Jalan nan terbaik ialah menerima emosi kita dan memilih cara nan konstruktif buat memanfaatkannya. Seperti sekarang ini, aku benar-benar sedang tak marah.

Nah, itulah sekilas bahasan mengenai teori emosi dalam kehidupan manusia dan bagaimana cara kita memanfaatkannya. Semoga apa-apa nan dipaparkan tadi bisa bermanfaat bagi pembaca.