Atasan

Atasan

Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan , bisa terjadi di mana saja, baik di instansi pemerintah maupun perusahaan perusahaan. Dan stress menjadi penyakit nan kerap dialami oleh masyarakat modern. Dengan kata lain stres ialah hal nan lumrah dialami oleh setiap orang termasuk bayi sekalipun. Stres ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya, anak muda nan sedang jatuh cinta tapi cintanya ditolak. Anak muda itu akan mengalami stres dampak ketertekanan batin. Pengaruh stres dapat berwujud banyak rupa seperti hilangnya nafsu makan, perut mulas, kepala terasa pusing dan lain sebagainya. Yang niscaya penyaruh stress berdampak merugikan kesehatan.



Faktor Penyebab Stres di Global Kerja

Bila suatu pekerjaan dilakukan bukan dengan rasa suka dan cinta terhadap pekerjaan itu, pekerjaan tersebut akan berpotensi menjadi faktor pencetus stres. Pekerjaan nan dilakukan sebab keterpaksaan hanya akan menjadi penekan batin luar biasa. Apalagi pekerjaan tersebut sangat sulit dilepaskan sebab ketakberdayaan potensi buat mencari bidang kerja lain nan lebih diminati.

Faktor lain nan mungkin menjadi pencetus stres kerja, adalah:



  1. Gaji

Stres muncul sebab gaji atau imbalan kerja nan tak seimbang dengan beban kerja. Tidak bisa dipungkiri bahwa orang mencari pekerjaan sebab ingin mendapatkan upah atau imbal jasa nan bisa dipakai sebagai penopang hidup. Kalau gaji tak mampu mencukupi biaya kehidupan sehari-hari, stres itu akan datang dengan sendirinya. Kodrat manusia ialah berusaha buat mendapatkan lebih dan lebih banyak materi

agar dapat hayati layak.



  1. Atasan

Atasan nan terlalu menuntut, tak mempunyai leadership skill nan bagus, lemah dalam komunikasi, akan menjadi faktor stres bagi para bawahannya. Sangatlah tak enak bekerja pada bos nan tak terlalu cerdas tapi maunya menang sendiri. Atasan nan selalu ingin mendapatkan pujian dari bawahan tapi tak pernah memuji atau memotivasi apalagi menghargai hasil jerih payah bawahan.

Atasan nan sering berongsang tanpa karena nan tidak jelas juga akan menambah stres kerja. Atasan nan tidak mampu memberikan pelukisan kerja nan jelas juga sangat tak mendukung lingkungan kerja nan kondusif.



  1. Beban kerja

Penyebab berikutnya ialah beban kerja nan terlalu banyak, dan overlap working. Karyawan nan terlalu banyak mengerjakan pelaksanaan kerja, memiliki potensi stress lebih tinggi dari pada nan lain. Job diskripsi nan kabur, sehingga satu orang karyawan mengerjakan berbagai urusan nan berbeda. Menyebabkan bertambahnya jam kerja dan tentu waktu istirahatnya berkurang. Apalagi setiap harinya mereka bekerja di bawah pressure nan tinggi. Kondisi kerja seperti ini, dalam jangka panjangnya tidak baik bagi kesehatan pegawai.



  1. Ketidakmampuan

Tuntutan beban kerja nan melebihi skill nan dimiliki juga akan membawa stres berkepanjangan bagi seorang karyawan. Lebih-lebih kalau karyawan tersebut ialah karyawan nan mempunyai tipe bukan seorang pejuang dan pembelajar sejati. Beban kerja nan semakin banyak hanya akan membuatnya semakin tertekan.



Efek dari Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Saat stres kerja tidak tertangani dengan baik, maka kinerja karyawan nan bersangkutan niscaya menurun. Sebelum stres kerja ini semakin parah dan akan sangat mengganggu kinerja perusahaan, ada ciri-ciri nan hendaknya diketahui oleh atasan atau bidang SDM.



  1. Kejiwaan terganggu

Karyawan nan bersangkutan terlihat murung, lelah, pucat nan akhirnya banyak bolos dengan alasan nan bermacam-macam. Mulai dari sakit, pusing kepala, macet, orang tua nan sakit, mertua datang dan ingin ditemani, anak sakit, dan lain sebagainya. Yang niscaya mereka tidak nyaman dengan suasana loka kerjanya.



  1. Target kerja tidak tercapai

Dampak stress nan diakibatkan sebab pekerjaan, tentu berkaitan dengan kinerja. Misalnya sering menolak perintah atasan dengan alasan sebab sakit dan problem kesehatan lainnya. Kinerjanya tidak sinkron dengan sasaran nan telah ditetapkan atau molor dari deadline dengan berbagai alasan nan mungkin tak masuk akal.

Bayangkan jika dalam perusahaan nan mengalami stress tidak hanya satu melainkan banyak orang, bakalan menyebabkan omzet penjualan turun drastis. Ini bukanlah sesuatu nan tidak masuk akal, banyak perusahaan nan gulung tikar, lantaran pemilik perusahaan tidak peka dengan permasalahan internal perusahaannnya sendiri.

Perusahaan nan hanya melulu mengejar omzet tanpa memperbaiki kesejahteraan pegawainya, termasuk pelanggaran UU Ketenaga kerjaan, dan layak buat dituntut ke meja hijau.



  1. Cepat emosi

Karyawan nan stres akan lebih emosional. Tersinggung sedikit, seketika langsung marah, atau mengeluarkan aktualisasi diri negative lainnya. Hal ini akan mempengaruhi taraf emosi karyawan lainnya. Emosi itu menular dan mempunyai energi negatif nan sangat dursila bila tak dikelola dengan baik.



  1. antisocial

Bentuk lain sikap negative nan disebabkan oleh stress kerja salah satunya ialah prilakunya menjadi antisocial. Maksudnya karyawan tersebut akan menarik diri dari pergaulan dengan sesama karyawan. Sifat mengisolasi diri ini terjadi sebab adanya krisis rasa percaya diri dan ketidaknyamanan nan dirasakan oleh karyawan tersebut. Sikap antisosial seperti ini sangat kontra produksi ketika dia masuk dalam bagian tim kerja nan mengharuskan si pegawai bekerja saja dengan pegawai lainnya.



  1. Banyak nan berhenti kerja

Suasana kerja nan tidak nyaman, dengan beban kerja berlebihan, membikin cepat stress. Kondisi seperti ini bakalan tidak membikin pegawai tidak betah lagi mencari uang di loka kerja. Perasaannya ingin segara mengundurkan diri dari loka kerja dan cari lowongan kerja baru lagi.

Tentu keputusan seperti sangat merugikan kedua belah pihak, di sisi perusahaan banyaknya pegawai nan mengundurkan diri berakibat terganggunya proses produksi, sehingga manajemen mengeluarkan biaya lagi buat rekuitmen karyawan baru dan tentu melatih lagi karyawan barunya agar dapat beradaptasi dengan sistem produksi.

Diskripsinya ketika beban kerja nan berat, memicu stress pada karyawan. Kalau stress di likungan kerja tidak segara ditangani, secara langsung menyebabkan turunnya produktifitas kerja. Perusahaan harus mengerti tentang masalah ini, dan harus bertanggungjawab terhadap masalah ini.



Cara Penanganannya

Stress ketika kerja merupakan hal nan lumrah adanya. Stress dapat menimpa semua devisi dari pimpinan sampai bawahan pun, tentu taraf stress berbeda tergantung taraf kesulitan permasalahan nan dihadapi setiap individu.

Ada sejumlah solusi menajemen stress agar tidak berkembang menjadi hal negative. Berikut ini solusi nan biasa dilakukan oleh perusahaan nan peduli dengan masalah ini.



  1. Rotasi

Rutinitas kerja nan menjemukan, dapat memicu stress walaupun tidak parah. Rotasi kerja merupakan salah satu cara buat menghilangkan kejenuhan pegawai. Dengan merotasi pegawai di loka / devisi nan baru, dengan suasana kerja nan baru pula, diharapkan dapat menambah gairah kerja karyawan. Penerapan rotasi kerja dilaksanakan minimal dua kali setahun.



  1. Konsultasi

Mengajak karyawan nan stres berbicara dan mendiskusikan permasalahan nan sedang dihadapinya akan membuat suasana cair dan mungkin juga akan membuat stres kerja nan dialami oleh karyawan segara reda. Sekiranya perusahaan tidak mampu, menggelar konsultasi secara personal, dapat mendatangan agen konsultan managemen nan memang memiliki keahlian dibidang konseling sumber daya manusia.

Perusahaan besar niscaya memiliki sendiri devisi HRD dan konsultasi. Pada devisi diisi orang nan memiliki latar pendidikan psikologi, pakar manajeman sumber daya manusia. Tugas mereka ialah menganalisa kinerja para karyawan, memberikan konsultasi psikologi, memberikan masukan kepada direksi.



  1. Olah raga

Solusi cerdas kedua ialah berolah raga secara teratur. Olahraga bermanfaat menjaga kebugaran dan sangat efektif menghilangkan stress. Misalnya futsal bareng dengan teman kerja ketika liburan atau selepas pulang kerja. Kalau perlu diadakan pertandingan dalam satu perusahaan.



  1. Outbond

Outbond merupakan salah satu terapi nan dapat menghilangkan stress di loka kerja. Outbond itu semacam training SDM, pengembangan diri nan dengan konsep permainan. Outbond biasanya dilaksanakan di ruang terbuka atau di tempat-tempat wisata. Sambil wisata, peserta diberi training tentang bagaimana cara membangun tim kerja nan solid, menjaga kekompakan, dan problem solving secara cepat. Paket outbond nan ditawarkan oleh biro wisata, banyak diminati perusahaan dan sekolah-sekolah sebagi pengisi hari libur.



  1. Wisata bersama

Wisata bersama merupakan jalan penyelesaian nan menarik. Walaupun membutuhkan dana nan besar. Tapi perusahaan nan mengerti dengan kebutuhan karyawan, tentu memilik aturan spesifik buat alokasi wisata. Manfaat wisata bersama antara lain menjalin komunikasi nan lebih serasi antara karyawan dan pimpinan. Kemudian mempertebal loyalitas karyawan, sebab merasa dia dihargai oleh perusahaan. Sehingga kenyataan datang dan pergi karyawan semakin berkurang.

Demikianlah sedikit ulasan tentang pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan. Yang ternyata masalah ini bukanlah masalah sepele melain juga menjadi tanggung jawab perusahaan.