Usia Batita

Usia Batita

Terkadang, orangtua melakukan kesalahan dalam memilihkan mainan buat buah hatinya. Mereka membelikan mainan ini dan itu bukan berdasarkan perkembangan kemampuan sang bayi, tetapi lebih disebabkan oleh penampilan mainan tersebut. Padahal, pemberian mainan balita nan tepat bisa merangsang perkembangan motorik, kognitif, dan bahasa si buah hati.

Nah, agar orangtua tak melakukan kesalahan lagi, berikut jenis-jenis mainan nan disesuaikan dengan perkembangan kemampuan bayi hingga balita.



Fungsi Mainan Bagi Anak

Anak di dalam tumbuh kembangnya biasanya selalu membutuhkan stimulus dari luar dirinya. Baik itu stimulus dari beberapa benda nan dirasakan oleh panca-inderanya maupun stimulus nan berasal dari contoh nan diberikan oleh orang-orang terdekat di sekelilingnya.

Beberapa benda nan bisa memberi stimulus terhadap balita itu ialah mainan. Dan mainan ini tentu saja sifatnya mobile dan bukan berupa jenis nan terlalu berat, besar maupun menyulitkan ruang mobilitas balita itu sendiri.

Seperti nan telah disinggung di awal artikel, bahwa dengan memberikan mainan balita diharapkan mampu menimbulkan rangsangan nan bersifat kognitif serta motorik. Dan dari proses bermain tersebut pada akhirnya menimbulkan keselarasan bahasa antara si buah hati dengan Anda. Ataupun pengasuhnya.



Selektifitas Memilih Mainan

Dunia bermain bagi anak ialah global nan dilakoni sebagai suatu upaya dan proses pembelajaran juga. Anak-anak tak jauh dari bermain. Karena bermain merupakan manifestasi jiwa dari si anak itu sendiri.

Dari kecil biasanya orangtua telah memenuhi kebutuhan bermain sang anak, dengan cara memberikan berbagai jenis mainan. Namun nan patut diingat adalah, bahwa pemberian mainan balita tersebut jangan sampai galat dan jatuh kepada pembinasaan karakter balita.

Artinya dalam memberikan mainan, harus disesuaikan dengan usia balita itu sendiri, minat balita serta sisi keamanan dan kenyamanan bagi si balita.

Dalam bermain tersebut anak-anak pada usia pra-sekolah bisa dikelompokkan ke dalam dua golongan umum. Yakni usia batita (di bawah tiga tahun) serta balita (di bawah lima tahun).



Usia Batita

Usia 4 - 6 bulan

Mengapa 4 bulan? Karena pada saat bayi mencapai usia ini dia sudah mampu mengamati benda-benda di sekitarnya dengan jelas. Itulah sebabnya, perlu sebuah mainan nan bisa merangsang mobilitas motoriknya seperti mainan nan bisa diputar dan mengeluarkan suara dan mainan nan memiliki rona paradoksal seperti hitam putih.



Usia 6 - 9 bulan

Bayi sudah bisa merangkak dan memegang benda. Di usia ini, mainan balok sangat baik buat melatih kemampuannya menggenggam benda kecil (agar lebih cakap dalam bermain tangan), atau mencabuti rumput (kegiatan ini sangat disukai bayi), bermain merogoh kantong, bermain spageti, dll.



Usia 9 bulan

Ketika berusia 9 bulan, bayi sangat suka bermain bola, bermain dengan cermin, dan bermain dengan guling.



Usia 9 bulan - 1 tahun

Bayi lebih suka berdiri daripada merangkak sebab dia baru mengenal keterampilan baru (yaitu, berdiri). Letakkan mainan miliknya di atas kursi atau meja kecil dan biarkan dia memainkannya sambil berdiri.



Usia 1 - 3 tahun

Carilah mainan nan bisa merangsang si kecil buat mempelajari keterampilan baru, mengasah imajinasinya, merangsang kemampuannya berkomunikasi, dan memecahkan masalah.

Ada beberapa mainan nan bisa Anda pilih di antara banyaknya mainan nan ada di toko mainan anak, yaitu:

Sepeda atau mobil-mobilan. Belikan anak sepeda ketika usianya 2 tahun. Biarkan dia belajar mengeksplorasi dengan sepeda itu. Mungkin awalnya ada rasa takut. Tetapi, sekalinya bisa, mereka akan ketagihan bermain sepeda terus menerus. Bermain sepeda atau mobil-mobilan akan membuat bayi belajar meningkatkan keterampilan motorik.

Telepon mainan dan boneka buat merangsang kemampuan berkomunikasi. Selanjutnya mainan seperti puzzle sederhana (2 - 4 keping), balok mainan, kartu huruf, dan angka mainan. Dan krayon dan buku mewarnai agar si kecil bebas mengekspresikan dirinya.



Usia Balita

Usia 3 - 5 tahun

Ketika si kecil sudah mulai cakap melakukan banyak hal, jangan langsung puas. Berusahalah agar kemampuannya selalu berkembang dari waktu ke waktu. Untuk itu, pilihlah mainan nan bisa merangsang daya pikirnya dan meningkatkan keterampilan saat mereka bersekolah kelak.

Berikut ialah berbagai mainan nan sesuai:

  1. Buku mewarnai dan krayon.
  2. Balok mainan, puzzle nan lebih rumit, huruf dan angka.
  3. Bermain kostum seperti kostum petugas pemadam kebakaran, kostum Polisi, kostum astronot, kostum petani dan sebagainya.
  4. Bermain profesi. Balita sangat suka meniru sesuatu beserta kegiatannya. Seperti peran menjadi dokter, menjadi petugas kebun binatang, atau menjadi ibu guru. Tentu saja lengkap dengan mengenakan kaca mata, membawa buku, atau stetoskop buat memeriksa pasien.
  5. Bermain peran. Semisal bermain menjadi petani sayur-sayuran atau pedagang sayuran buat melatih imajinasinya agar berkembang dengan baik.


Mainan nan Harus Dihindari

Dalam kegiatan bermain, ada beberapa hal nan harus diperhatikan oleh pendidik ataupun pengasuh. Termasuk juga bagi Anda sendiri. Yakni, kewaspadaan Anda terhadap beberapa jenis mainan nan harus dihindari.

Kebijakan buat menghindari jenis mainan tertentu, tentu saja berkenaan dengan masalah keselamatan anak, kenyamanan anak, dan tanggung jawab orang dewasa bagi balita.

Beberapa jenis mainan nan harus dihindari tersebut adalah:

  1. Mainan nan berbahaya, seperti mainan nan mengandung zat-zat berbahaya bagi anak. Contohnya: plastisin dengan aroma kuat (membahayakan pernapasan anak), cat minyak (menyebabkan iritasi pada kulit anak).
  2. Menembakkan benda kecil ke udara. Hal ini sungguh sangat tak disarankan. Karena ada kemungkinan bisa melukai anak atau dilukai oleh mainan tersebut (karena bisa mencederai mata, dan sebagainya).
  3. Menggunakan tali panjang. Karena, dapat membuat anak tersandung tali.
  4. Mudah pecah dan tajam. Contoh: mangkuk nan terbuat dari beling (bila jatuh dapat melukai anak). Atau mainan panah-panahan (ujung tajamnya dapat menusuk atau terkena mata).
  5. Mainan nan terlampau kecil bentuknya. Anak bahagia sekali bereksperimen terhadap dirinya. Memberi mereka mainan nan terlampau kecil, ada kemungkinan membahayakan. Karena anak bahagia memasukkan benda-benda kecil ke dalam mulut atau lubang hidung.
  6. Mainan nan tak stabil. Sebagai contoh: sepatu roda (dapat menggelincirkan anak), kuda kayu (dapat menjatuhkan anak), atau mainan jungkat-jungkit (anak bisa terjepit kakinya).


Mainan nan Disarankan

Sebaliknya, selain ada jenis mainan nan dihindari maka ada pula mainan nan disarankan. Secara garis besar jenis mainan tersebut harus memenuhi beberapa syarat berikut ini:

  1. Mainan terbuat dari bahan nan lembut. Contoh bola dari karet jangan kulit, matras terbuat dari bahan karet bukan kayu, dan sebagainya.
  2. Mainan nan cukup besar bentuknya, bagi anak batita. Sebagai contoh: bola plastic nan besar bagi batita. Karena refleksi daya genggam batita belum terlatih maka sulit buat menggenggam benda atau bola nan lebih kecil. Jauh lebih mudah memegang bola plastik nan agak besar.
  3. Mainan nan sarat muatan pendidikan (edukatif). Istilah learning by playing memang patut diterapkan dalam hal bermain ini. Beberapa contoh mainan seperti ini adalah: balok-balok penyerupa bentuk dan warna, dan sebagainya.
  4. Mainan nan memiliki kapasitas kondusif dan nyaman bagi anak. Contohnya ialah mainan balita berupa gelang-gelang holahop.

Demikian semoga berguna!