Pembuatan Kompos dengan Donasi Alat

Pembuatan Kompos dengan Donasi Alat

Bagaimana cara membuat pupuk organik ? Bahan paling murah dan paling mudah didapat sebagai bahan buat membuat pupuk alami ialah tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan sebagai bahan pupuk bukanlah tumbuhan nan masih hidup, melainkan tumbuhan nan telah layu atau mati. Bagian tumbuhan nan telah wafat dan paling mudah didapat ialah daun. Membuat pupuk berbahan tumbuh-tumbuhan dapat dilakukan oleh siapa saja sebab cara membuat pupuk dari bahan ini mudah, alat-alat nan digunakan juga sangat sederhana.



Pembusukan dan Penguraian Secara Alami

Secara alami daun nan telah kehilangan klorofil akan layu dengan sendirinya, dan kemudian rontok. Suatu bagian tumbuhan rontok sebab tekanan turgor pada bagian tersebut hilang, dan kemudian terjadi ketidakseimbangan tekanan osmotik zat cair nan ada pada sel tumbuhan. Proses perontokan merupakan proses wajar. Pada beberapa tumbuhan, proses perontokan daun merupakan bentuk adaptasi cuaca dan iklim, contohnya ialah pohon jati pada musim kemarau akan menggugurkan seluruh daunnya guna mengurangi penguapan air ke udara.

Daun buat membuat pupuk kompos dapat didapat saat membersihkan halaman rumah. Daun nan didapat kemudian dibusukan. Beberapa jenis mikroba dan bakteri akan bekerja membantu proses pembusukan dan penguraian. Daun-daun nan telah berubah hampir menjadi tanah itulah nan kemudian bisa menjadi pupuk. Pupuk semacam ini lebih sering disebut sebagai pupuk kompos. Pengertian kompos sendiri ialah hasil dari penguraian tak lengkap/sebagian dari bahan organik. Jika suatu bahan orgnanik terurai secara sempurna, maka bahan tersebut sudah berubah wujud sebagai tanah.

Penguraian bahan organik menjadi kompos memerlukan waktu lama. Semakin tinggi taraf kelembaban udara, semakin cepat proses pembusukan. Namun, jika berniat membuat pupuk kompos agar dapat segera digunakan, berikut ini ialah beberapa cara pembuatan pupuk kompos.



Cara Umum/Konvensional

Bahan primer nan dibutuhkan buat membuat kompos secara konvensional ialah sampah organik dan sampah kotoran hewan (dengan perbandingan satu banding satu), dan tanah nan mengandung mikroba pengurai. Tanah semacam ini berciri fisik berwarna cokelat kehitam-hitaman, tak rapat air, tak liat, dan tak berbau tajam. Alat-alat nan dibutuhkan ialah bak atau drum plastik (penggunaan drum kaleng/besi akan menyebabkan korosi pada permukaan drum, dan bisa mencemari pupuk), dan epilog drum atau bak.

Cara membuatnya, bahan berupa sampah organik dan sampah kotoran hewan dicampur hingga merata, dan kemudian diletakan pada bak atau drum. Tanah nan mengandung mikroba diletakan di atas campuran tadi dengan sedikit diaduk-aduk. Untuk menjaga kelembaban, bak atau drum ditutup dengan anyaman bambu atau karung goni. Jika loka pembuatan kompos berada di dekat rumah tinggal, maka menutup bak/drum bertujuan buat menghindari bau nan disebabkan oleh campuran bahan kotoran hewan, dan juga buat menghindari lalat nan bisa hinggap ke bahan makanan manusia. Untuk menjaga kelembaban, secara periodik bahan adonan bisa disiram dengan air, namun jangan terlalu banyak agar adonan tak tergenang.

Selama kurang lebih satu minggu, biarkan campuran bahan menjadi busuk sendiri. Saat memasuki hari ketujuh, buka tutup bak/drum, dan kemudian aduk seluruh bahan. Lakukan terus menerus, dari minggu ke minggu, hingga seluruh bahan berubah fisik (terutama bahan organik) menjadi hancur.

Jika cara seperti ini masih terlalu lama, maka proses pembusukan dan penguraian bisa dibantu dengan bahan tambahan. Bahan tambahan berupa larutan effective microorganisme (EM) bisa digunakan sebagai bio-activator mempercepat pembuatan kompos. EM nan biasa digunakan dalam pembuatan pupuk kompos ialah EM4, dan dapat dibeli di toko pertanian.

Proses pembuatan pupuk kompos dengan donasi EM memakan waktu empat hingga enam minggu. Jika telah memasuki masa tersebut, pupuk kompos sudah dapat digunakan. Seandainya masih ada sisa-sisa bahan organik nan belum hancur dengan baik, sisa-sisa tersebut bisa digunakan sebagai EM pada pembuatan pupuk kompos selanjutnya, tanpa perlu menambah larutan EM lagi. Agar tak menjadi bumerang, penggunaan EM4 harus sinkron dengan takaran. Paling banyak 5 sendok makan (dan itupun harus dilarutkan dalam air sebanyak 2 liter) pada satu buah bak berukuran 1 x 1 meter nan telah berisi campuran bahan kompos.



Pembuatan Kompos dengan Donasi Alat

Prinsip proses pembuatan proses pupuk kompos ialah melakukan pembusukan bahan-bahan organik . Penggunaan mesin atau alat terutama buat mempercepat proses perubahan fisik bahan organik agar lebih cepat terurai oleh mikroba. Mesin atau alat sederhana buat pembuatan kompos bisa dibuat sendiri dari drum plastik atau drum kaleng (hanya buat mengahancurkan).

Saat ini telah ada produsen alat pertanian nan memproduksi seperangkat mesin pembuat kompos, mulai dari mesin penghancur, mesin penyaring, alat inkubator, hingga mesin pengering (sehingga kompos tak terlalu basah). Walau mesin tersebut bisa digunakan buat memproduksi pupuk kompos dalam skala besar, harganya masih mahal buat digunakan perseorangan. Mesing pembuat pupuk kompos lebih cocok digunakan oleh kelompok tani atau perusahaan pertanian.



Pembuatan Kompos dengan Donasi Cacing

Pupuk kompos bisa dibuat dengan donasi cacing. Pupuk kompos nan dibuat dengan donasi cacing memiliki istilah vermicompost sebab berasal dari vermics (kotoran cacing). Bahan-bahan primer buat membuat vermicompost ialah tumbuh-tumbuhan dan kotoran hewan. Sedangkan bahan tambahannya ialah cacing tanah nan masih hidup. Cacing tanah mudah didapat pada kotoran hewan ternak.

Pembuatan kompos cacing memerlukan waktu nan lebih lama dan lebih rumit daripada pembuatan kompos secara konvensional. Proses ini terdiri dari dua tahap. Termin pertama ialah menyiapkan bahan kompos. Termin ini sama seperti termin pembuatan pupuk kompos secara konvensional. Hanya saja bahan tumbuh-tumbuhan harus dipotong-potong atau dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil. Usahakan agar tinggi adonan campuran tumbuhan dan kotoran hewan tak lebih dari 50 cm, sebab cacing tanah bisa hayati dengan maksimal jika tak terlalu dalam dari permukaan tanah. Tanah nan mengandung mirkroba pengurai dapat ditambahkan pada adonan tersebut. Setiap tiga hari sekali dalam kurun waktu dua minggu, adonan diaduk merata agar kelembaban dalam adonan merata.

Tahap kedua ialah memasukan cacing ke dalam adonan. Setelah dua minggu, bahan adonan siap menjadi habitat dari cacing. Cacing tanah bisa langsung dimasukan dalam bak atau drum. Cacing dengan sendirinya akan tumbuh, dan jika berkembang biak, maka hal itu sangat baik sebab semakin banyak jumlah cacing berarti semakin cepat bahan kompos terurai. Kurang lebih dua hingga tiga minggu sejak adonan diberi cacing, bahan kompos akan berubah fisik. Bentuk fisiknya malah menyerupai tanah (dan bukan lagi kompos) sebab bahan telah diurai dengan paripurna oleh cacing.

Pupuk kompos sangat baik digunakan dalam usaha pertanian . Pupuk kompos memiliki unsur nan hampir serupa dengan tanah, sehingga bila ditabur pada tanah tak akan merusak tanah. Justru penggunaan pupuk kompos bisa membantu kerusakan tanah nan disebabkan oleh penggunaak pupuk kimia dan penggunaan pestisida. Namun sayang, jumlah produksi pupuk kompos masih sedikit. Untuk satu hektar huma pertanian, paling tak dibutuhkan pupuk kompos sebanyak 6 hingga 10 ton buat satu kali periode masa panen. Karena jumlah produksi pupuk kompos nan masih sedikit, petani sering memadukan penggunaan pupuk kompos dengan pupuk kandang atau dengan sesekali pupuk kimia.

Cara membuat pupuk dari bahan tumbuh-tumbuhan sangatlah mudah dan murah. Pupuk kompos merupakan pupuk nan bisa diproduksi dalam skala rumah tangga. Hasil dari pupuk kompos produksi sendiri bisa digunakan sendiri, maupun dijual pada masyarakat sekitar maupun komunitas pencinta tanaman. Jadi, pupuk kompos memiliki kegunaan nan nyata, bukan saja bisa merehabilitasi lingkungan pertanian nan rusak, namun juga bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi rumah tangga.