Jenis Pasang Surut Berdasarkan Frekuensi Air

Jenis Pasang Surut Berdasarkan Frekuensi Air

Jika kita amati di sekeliling kita banyak gejala alam nan terjadi. Mulai dari gejala alam nan berkaitan dengan udara, air, langit, bumi, maupun isinya. Salah satu gejala alam nan rutin terjadi di bahari adalah terjadinya pasang surut. Air pasang merupakan keadaan di mana terjadi kenaikan permukaan air laut. Sedangkan air surut merupakan keadaan di mana turunya permukaan air laut.

Peristiwa ini biasanya rutin terjadi di wilayah perairan dan sangat berpengaruh terhadap mobilitas kehidupan masyarakat pantai terutama para nelayan. Lalu, sebenarnya apa nan menyebabkan terjadinya pasang surut di laut?



Penyebab Terjadinya Pasang Surut Air Laut

Peristiwa pasang surut air bahari terjadi sebab adanya pengaruh dari gaya gravitasi bulan dan matahari atau dapat disebut bahwa peristiwa ini terjadi sebab adanya kombinasi dari gaya gravitasi maupun gaya tarik menarik dari beberapa benda angkasa, yaitu bumi, bulan, dan matahari dengan mengabaikan benda angkasa lainnya nan jaraknya jauh atau ukurannya terlalu kecil, sehingga kurang berpengaruh dalam peristiwa ini.

Gaya gravitasi sendiri berbanding lurus dengan massa suatu benda, namun berbanding terbalik dengan jeda benda tersebut, sehingga walaupun ukuran dan massa bulan lebih kecil dibandingkan dengan ukuran dan massa matahari, tetapi dikarenakan jeda bulan terhadap bumi dibandingkan jeda matahari terhadap bumi lebih dekat, maka gaya gravitasi bulan memiliki imbas dua kali lebih besar daripada gaya gravitasi matahari pada peristiwa pasang surut air laut.

Selain gaya gravitasi dari benda-benda angkasa tersebut, pasang surut air bahari juga dipengaruhi oleh gaya sentrifugal bumi. Gaya sentrifugal merupakan dorongan nan terjadi ke arah luar pusat rotasi bumi. Ini menjadi salah satu faktor nan mempengaruhi jumlah masaa air ketika pasang surut terjadi.

Lokasi perairan pun berpengaruh pada tinggi rendahnya pasang surut nan terjadi, seperti bentuk garis pantai maupun topografi dari dasar perairan tersebut.



Jenis Pasang Surut Berdasarkan Kedudukan Bulan

Bulan nan merupakan benda angkasa paling dekat dengan bumi memiliki pengaruh paling besar dalam peristiwa pasang surut dibandingkan dengan matahari.

Karena itu, beberapa peristiwa nan berkaitan dengan bulan menjadi titik penentu besar kecilnya pasang surut nan terjadi di laut. Berikut merupakan jenis pasang nan terjadi di laut.



1. Pasang Purnama atau disebut juga Spring Tide

Merupakan salah satu pasang nan terjadi selama periode pasang surut. Pasang ini terjadi pada saat bulan baru maupun bulan purnama di mana matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus. Pada saat pasang purnama akan dihasilkan pasang tinggi nan sangat tinggi dan juga terjadi pasang rendah nan paling rendah.



2. Pasang Perbani atau disebut juga Neap Tide

Merupakan pasang surut nan terjadi sebab posisi matahari maupun bulan membentuk sudut 90 derajat atau tegak lurus terhadap bumi. Pada saat pasang perbani akan dihasilkan pasang nan paling rendah dikarenakan posisi matahari dan bulan akan saling memperlemah gravitasi masing-masing, sehingga pengaruhnya kecil terhadap peristiwa pasang surut. Pasang perbani terjadi pada saat bulan pada posisi ¼ atau ¾.



Jenis Pasang Surut Berdasarkan Frekuensi Air

Selain menurut kedudukan posisi bulan, matahari, dan bumi, pasang surut pun memiliki jenis berdasarkan frekuensi air pasang maupun air ketika surut setiap harinya.

Jenis pasang surut ini terjadi sebab pada setiap lokasi pantai memiliki respon nan berbeda terhadap gaya nan memengaruhi terjadinya peristiwa pasang surut. Adapun jenis pasang surut tersebut adalah sebagai berikut.



1. Pasang Surut Harian Tunggal atau disebut juga Diurnal Tides

Merupakan peristiwa pasang surut di mana pada kawasan tersebut hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam periode satu hari.



2. Pasang Surut Harian Ganda atau disebut juga Semidiurnal Tides

Merupakan peristiwa pasang surut di mana pada kawasan tersebut terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam periode satu hari.



3. Pasang Surut Campuran atau disebut juga Mixed Tides

Merupakan peristiwa pasang surut di mana pada kawasan tersebut terjadi peralihan antara jenis pasang surut harian tunggal dan pasang surut harian ganda. Adapun penguasaan dari kedua jenis pasag surut ini pun menghasilkan jenis nan berbeda, yaitu jenis pasang surut campuran penguasaan tunggal dan pasang surut campuran penguasaan ganda.



Pasang Surut Bisa Diramalkan

Jika kita amati jenis pasang surut nan dijelaskan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa pasang surut terjadi berkala, artinya peristiwa ini memiliki periode waktu nan cenderung tetap, sehingga dengan kata lain terjadinya pasang surut bisa diramalkan.

Peramalan peristiwa pasang surut bukan oleh peramal atau orang “pintar” melainkan oleh hitungan data amplitudo maupun juga beda fasa dari tiap komponen nan memengaruhi peristiwa pasang surut.

Periode pasang surut air bahari merupakan waktu nan terjadi antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Puncak gelombang tersebut ialah nan biasa disebut pasang tinggi.

Sedangkan lembah gelombang nan salah nan biasa disebut sebagai pasang rendah. Panjang periode pasang surut biasanya bervariasi, yaitu antara 12 jam 25 menit sampai 24 jam 50 menit.

Adapun disparitas vertikal antara puncak gelombang (pasang tinggi) dan lembah gelombang (pasang rendah) disebut dengan rentang pasang surut atau tidal range.



Pengaruh Air Pasang Surut

Peristiwa pasang surut ternyata memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat nan tinggal di sekitar perairan, baik pada pengangkutan air, pembangunan di sekitar wilayah pantai, kegiatan di pelabuhan, maupun biota di sekitar pantai.

Pasang surut sangat berpengaruh pada pengangkutan air. Kapal nan berlayar maupun nan menepi di pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Nelayan biasanya merapat ke dermaga ketika air nan pasang terjadi sebab pada saat itu akan mudah membawa kapal merapat.

Jika air dalam keadaan surut, maka kapal akan kesulitan merapat bahkan jika kapal berukuran besar, sehingga kapal akan kandas di pelabuhan . Karena peristiwa itu, maka kapal besar akan mengalami buat membawa ikan hasil tangkapannya ke darat.

Hal tersebut membuat nelayan harus mengeluarkan biaya tambahan buat membawa atau menyewa bahtera nan lebih kecil nan masih dapat merapat ke dermaga.

Bagi para petani ganggang laut, peristiwa pasang surut pun menjadi penentu dalam memanen ganggang. Biasanya petani akan memanen ketika air bahari surut, yaitu ketika permukaan pantai nan ditanami ganggang tak terendam air laut.

Lain lagi bagi para petani nan menanam padi di sawah. Persawahan pasang surut bisa terganggu dengan adanya peristiwa pasang surut sebab jika air nan pasang masuk ke persawahan, maka tanaman padi akan wafat dan menyebabkan gagal panen.

Oleh sebab itu, para petani nan memiliki sawah di daerah pantai biasanya membuat saluran-saluran agar air bahari tak bisa masuk ke persawahan mereka. Banyak sekali hal nan bisa diambil khasiatnya dengan air pasang surut. Semoga uraian tersebut bermanfaat dan menambah wawasan Anda.