Awan Hangat dan Awan Dingin

Awan Hangat dan Awan Dingin

Mari, mengenal jenis-jenis awan . Saat melihat langit nan jernih, maka kita akan melihat gumpalan kapas putih di langit. Itulah awan. Tampak cantik dengan gumpalannya nan berwarna putih bersih.

Awan memang menjadi penghias setia, jika hari tak mendung atau hujan. Awan juga merupakan kumpulan dari jenis-jenis awan nan berbeda-beda. Namun, apabila hari mulai tampak mendung. Maka awan putih ini akan berubah menjadi mendung hitam nan menggumpal.

Sebenarnya, bentuk awan tidaklah selalu menggumpal sebagaimana nan kita lihat dari bumi . Namun, ada pula nan berbentuk mirip sisik ikan, atau dapat pula berbentuk serat-serat nan tebal.

Awan merupakan benda kreasi Tuhan nan indah. Tetapi, awan ini juga dapat berubah-ubah tergantung dengan beberapa faktor nan mengenainya. Perubahan awan ini dapat sebab adanya angin kencang, atau dapat pula sebab adanya perubahan suhu.



Proses Pembentukan Awan

Awan terbentuk dari beberapa proses alami nan harus diikutinya. Saat hujan turun, maka air hujan pun kemudian mengendap dan diserap oleh tanah.

Selanjutnya, sinar matahari nan benderang akan diserap pula oleh tanah, tumbuhan, serta akan menghangatkan berbagai loka nan di dalamnya terkandung air. Danau, sungai, parit, kolam, samudera, dan parit-parit kecil.

Hal ini akan membuat air nan terkandung di dalamnya menguap. Uap air kemudian terdorong ke atas dan naik ke udara. Uap air ini akan semakin tinggi kedudukannya, karena atmosfer di bagian atas hanya mengandung sedikit udara.

Berbeda halnya dengan udara nan berada di dekat permukaan bumi. Uap air pun semakin naik ke atas dan terjadilah pengembunan. Uap air ini kemudian mengembun dan menjadi titik-titik air nan mempunyai ukuran sangat kecil.

Pembentukan titik-titik embun ini tergantung kepada adanya aerosol. Sebab, aerosol merupakan inti dari banyak dan sedikitnya kondensasi nan terjadi.

Adanya tetesan air dari pengembunan sangat membutuhkan lingkungan nan terkondisi jenuh. Hal ini nantinya akan disebut sebagai supersaturation, atau kita dapat menyebutnya dengan pengintian homogen. Dari sinilah akan terbentuk awan.



Jenis-Jenis Awan

Ada berbagai macam bentuk awan nan bisa kita lihat di udara. Ada awan nan berbentuk menggumpal, bergaris, berbentuk lonjong, dan lain-lain. Namun, secara umum, kita akan membagi bentuk awan ini ke dalam beberapa kelompok.

Ada tiga kelompok besar bentuk awan. Awan nan memiliki bentuk seperti lapisan-lapisan nan bertumpuk disebut sebagai stratus. Sedangkan awan nan kemudian memperlihatkan bentuk serat disebut sebagai awan cirrus. Awan nan memperlihatkan dirinya sebagai gumpalan-gumpalan ialah cumulus.

Awan stratus biasanya menempati daerah nan lebih rendah dengan ketinggian 3.000 meter dari permukaan laut. Awan ini biasanya akan menutupi daerah pegunungan.

Sedangkan pada daerah nan lebih tinggi, namun masih berada di pertengahan, maka awan nan tampak ialah strato-kumulus. Sedangkan awan nan lebih dekat dengan ketinggian 3.000 meter ialah awan kumulus.

Pada saat hari akan hujan, awan nan bergerak ialah awan nan hitam dan tebal. Awan ini kemudian akan kita sebutkan sebagai kumulo-nimbus. Awan ini besar kemungkinan akan menyebabkan petir dan guruh.

Awan lainnya nan menempati daerah dengan ketinggian menengah, misalnya ialah Pegunungan Jaja Wijaya. Merupakan awan nan berbentuk alto-stratus.

Awan ini akan tampak berderet-deret dengan indah. Biasanya, ketinggian daerah nan ditutupi awan berwarna cemerlang ini ialah sekitar 4.000 meter hingga 5.000 meter.

Salah satu pegunungan lainnya nan kemudian ditutupi oleh pegunungan ini ialah Gunung Fuji .

Sedangkan awan nan berada di ketinggian 6.000 meter lebih merupakan awan siro stratus nan tampak seperti bayangan di sekeliling matahari. Bentuknya berkeping, dan nampak cukup luas. Tetapi awan ini juga bisa berbentuk seperti serpihan asap.



Awan Hangat dan Awan Dingin

Selain bentuk dan jenis-jenis awan nan telah dipaparkan sebelumnya, kita juga akan mulai mengenal suhu nan ada di sekitar awan. Lingkungan fisik di sekeliling awan akan mempengaruhi perkembangan awan ini selanjutnya.

Awan-awan ini ialah awan dingin nan disebut pula sebagai cold cloud, kemudian awan hangat nan kemudian dikenal pula sebagai warm cloud.

Awan dingin ialah awan nan lingkungan fisiknya memiliki suhu nan berada di bawah titik beku 0 derajat. Awan dingin seringkali berada di daerah nan memiliki lintang, berada di daerah menengah dan tinggi.

Pada daerah seperti inilah suhu udara dapat terasa sangatlah ekstrim. Sedangkan di Indonesia, kebanyakan awan nan ada ialah awan hangat.

Indonesia merupakan daerah tropis dan berlimpahan sinar matahari. Daerah lintang menengah dan tinggi ialah daerah-daerah nan memiliki empat musim. Selain itu ialah daerah kutub nan memiliki suhu dingin nan sangat.



Terjadinya Hujan sebab Awan Dingin

Awan dingin akan membawa hujan sebab keberadaan dari kristal-kristal es. Kristal es ini akan berkembang dan mulai berubah menjadi titik air disebabkan adanya deposit uap air.

Bisa pula sebab adanya proses air nan sangat dingin. Adanya kristal es ini merupakan hal nan paling penting, saat terjadi proses pembentukan hujan. Seringpula kita mendengar bahwa proses ini kemudian disebut sebagai proses kristal es.

Ketika uap air nan menghangat naik ke akan atmosfer, maka di sana akan terbentuk titik-titik air. Selanjutnya titik air ini akan membentuk awan. Saat titik air ini berada pada posisi eksklusif dan pada ketinggian tertentu, maka titik air ini akan membeku bersama kristal air.

Ketika kristal air menjadi lebih besar, selanjutnya akan turun salju. Jika salju nan turun ini melewati daerah nan hangat maka ia akan mencair menjadi hujan .

Sedangkan apabila ia hanya melewati udara nan dingin. Maka ia akan tetap turun menjadi salju. Sebab itulah, maka kita akan menemukan bahwa salju akan turun pada musim dingin.



Terjadinya Hujan sebab Awan Hangat

Saat uap air naik ke atmosfer, sebab adanya aktivitas konveksi, ataupun sebab adanya proses nan nantinya disebut sebagai orogris. Maka kita akan melihat, bahwa pada partikel eksklusif uap air ini akan mengalami sebuah proses nan dikenal sebagai kondensasi atau pengembunan.

Kondensasi terjadi sebab adanya pemanasan terhadap garam di lautan, nan bergerak sebab adanya pergolakan dari laut. Proses inipun akhirnya bersifat higroskofik.

Sehingga sejak semula, partikel nan berubah langsung menjadi cair. Partikel ini menjadi semakin berat saat dikelilingi oleh garam dan juga debu, sehingga ia pun turun dan jatuh ke bumi sebagai hujan.

Air nan turun ini akan bergerak sangat cepat, sehingga ia disebut pula sebagai kolektor di lintasannya. Air ini akan menumbuk air lainnya nan lebih kecil, dan kemudian bergabung menjadi lebih banyak dan besar.

Proses turunnya hujan semacam ini kemudian dikenal sebagai proses penumbukan dan penggabungan. Proses inilah nan kemudian terjadi secara berulang-ulang saat hujan turun.

Secara konkret kita akan menemukan bahwa bentuk dan rona awan ini menggumpal dan kehitaman. Demikianlah jenis jenis awan dan proses alamiah nan terjadi padanya. Semoga bermanfaat.