Rencana Rute Pembangunan Megaproyek Jembatan Selat Sunda

Rencana Rute Pembangunan Megaproyek Jembatan Selat Sunda

Di ujung timur Pulau Jawa, tepatnya di Surabaya, ada jembatan nan menghubungkan Surabaya dan Madura. Jembatan nan menghubungkan Surabaya dengan Madura ini bernama Jembatan Suramadu.

Setelah pembangunan Jembatan Suramadu, Pemerintah Indonesia kini kembali sedang menggodok pembangunan jembatan nan menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Jembatan itu bernama Jembatan Selat Sunda.

Jembatan Selat Sunda merupakan proyek pembangunan pemerintah nan telah dicetuskan pada 1960. Proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda ini merupakan proyek jangka panjang pemerintah Indonesia buat meningkatkan kehidupan ekonomi dan akselerasi pembangunan di Pulau Sumatera. Diharapkan, pembangunan Jembatan Selat Sunda ini bisa menumbuhkan ekonomi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Dana proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda ini diperoleh dari dana konsorsium. Dana pembangunan Jembatan Selat Sunda ini diperkirakan menelan biaya sekitar 10 miliar Dollar Amerika atau sekitar 100 triliun rupiah. Dalam blue print pembangunan proyek Jembatan Selat Sunda, panjang Jembatan Selat Sunda ini mencapai sekitar 31 kilometer dengan lebar sekitar 60 meter.

Jembatan Selat Sunda ini didesain buat memiliki 3 jalur kendaraan roda 4. Selain didesain buat kendaraan roda 4, Jembatan Selat Sunda pun didesain buat memiliki lajur ganda buat kereta api. Jalur kereta barah nan akan ada di Jembatan Selat Sunda ini memiliki ketinggian 70 meter di atas permukaan laut.

Namun sampai sekarang, proyek Jembatan Selat Sunda ini belum berjalan. Proyek Jembatan Selat Sunda ini masih dalam termin perencanaan. Sementara, proses pembangunan Jembatan Selat Sunda nan menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera ini belum ditentukan.

Proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda ini merupakan bagian dari proyek besar nan melibatkan negara-negara nan berada di kawasan Asia umumnya dan Asia Tenggara khususnya. Proyek besar itu bernama Asian Higway Network .



Sejarah Tercetusnya Proyek Pembangunan Jembatan Selat Sunda

Proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda pertama kali dicetuskan oleh Prof. (alm) Sedyatmo pada tahun 1960. Prof. Sedyatmo ialah seorang guru besar dari Institut Teknologi Bandung. Proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda nan dicetuskan oleh Prof.

Sedyatmo merupakan rangkaian dari proyek besar nan bernama Tri Nusa Bimasakti. Proyek ini merupakan proyek besar dan jangka panjang nan menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali dan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera.

Kemudian, pada tahun 1965, Presiden Sukarno sebagai presiden Republik Indonesia saat itu memerintahkan Institut Teknologi Bandung buat melakukan kajian terhadap proyek ini. Kajian nan dilakukan pihak Institut Teknologi Bandung ini dengan cara melakukan uji coba desain penghubung nan hasil dari percobaan tersebut menghasilkan desain berupa terowongan atau tunnel nan menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera.

Selanjutnya, desain itu selesai pada awal Juni 1989. Kemudian, desain itu diserahkan kepada Presiden Suharto sebagai presiden saat itu. Lalu, pada 1997, Presiden Suharto memerintahkan BJ Habibie selaku Menristek saat itu buat melakukan kajian dan pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda. Namun, planning itu gagal seiring dengan berakhirnya pemerintahan Suharto dan Indonesia mengalami krisis moneter nan akut.

Pada era 1990-an, Prof. Wiratman Wangsadinata dan Dr. Ir. Jodi Firmasyah melakukan uji coba kembali dari desain proyek besar nan menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Hasil kajian ulang nan dilakukan para pakar itu meyebutkan bahwa desain terowongan atau tunnel nan menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera tak sinkron dengan keadaan alam.

Kajian tersebut meyebutkan bahwa desain nan sinkron ialah jembatan. Namun sampai sekarang, megaproyek ini masih berjalan ditempat dan masih menjalani proses pengkajian dan proses tender nan melibatkan pihak asing. Sementara itu, proyek pembangunan jembatan penghubung Pulau Jawa dengan Pulau Bali belum terencanakan dengan baik.

Proyek Jembatan Selat Sunda nan kini sedang direncakan kembali ini dipicu oleh faktor Jembatan Suramadu nan menghubungkan Surabaya dan Madura telah selesai dibangun. Ya. Setelah Jembatan Suramadu selesai dibangun, pemerintah dengan cepat mengodok kembali perencanaan pembangunan Jembatan Selat Sunda.



Pra Studi Kelayakan Pembanguna Megaproyek Jembatan Selat Sunda

Setelah jembatan Suramadu selesai dibangun dan menghasilkan akibat nan positif, kini pra studi kelayakan pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda mulai dibicarakan kembali. Pra studi kelayakan pembangunan Jembatan Selat Sunda ini diserahkan kepada pemerintah daerah Banten, pemerintah daerah Lampung, dan pemerintah pusat.

Selanjutnya, pra studi kelayakan pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda ini melibatkan 10 provinsi nan ada di Pulau Sumatera.

Dengan dijalankannya kembali pra studi kelayakan pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda, maka Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2005 direvisi. Revisi Peraturan Presiden itu menghasilkan diaktifkannya kembali kelompok studi kelayakan nan terdiri atas studi teknis, tata ruang, keekonomian, dan sosialnya. Pra studi kelayakan megaproyek Jembatan Selat Sunda ini masih memerlukan waktu satu hingga dua tahun.



Rencana Rute Pembangunan Megaproyek Jembatan Selat Sunda

Pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda ini direncanakan memiliki beberapa rute atau bagian. Bagian pertama dari Jembatan Selat Sunda ialah jembatan nan menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Ular. Rute pertama Jembatan Selat Sunda ini memiliki panjang sekitar 3 kilometer.

Rute pertama Jembatan Selat Sunda ini berupa jalan layang ( viaduct ). Rute kedua megaproyek Jembatan Selat Sunda ialah jembatan nan menghubungkan Pulau Ular dengan Pulau Sangiang. Bentuk Jembatan Selat Sunda pada rute kedua ini berupa jembatan gantung (suspension bridge).

Rute selanjutnya nan menjadi bagian dari pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda ialah jembatan nan menghubungkan Pulau Sangiang dengan Pulau Panjurit. Jembatan nan menghubungkan Pulau Sangiang dengan Pulau Panjuit ini memiliki panjang sekitar 8 kilometer dan merupakan jembatan gantung.

Di Pulau Sangiang, direncanakan dibangun jalan raya darat sepanjang 5 kilometer dan rel kereta api. Lalu, di Pulau Panjuit direncanakan dibangun jalan darat sepanjang 7,6 kilometer dan rel kereta api.

Rute terakhir dari megaproyek Jembatan Selat Sunda ialah jembatan nan menghubungkan Pulau Panjuit dengan Pulau Sumatera. Pulau Panjuit dan Pulau Sumatera ini akan dihubungkan dengan Jembatan Layang (viaduct) dengan panjang sekitar 3 kilometer.



Jembatan Selat Sunda, Menunggu Realisasi

Rencana pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda ini sedang dirumuskan matang-matang. Jika terealisasi, Jembatan Selat Sunda ini akan menjadi jembatan dengan bentang tengah terpanjang kedua di Asia. Jembatan Selat Sunda direncakan dibangun pada 2014 dengan aturan sekitar 100 triliun rupiah.

Perencanaan pembangunan Jembatan Selat Sunda ini direncakan selesai dalam jangka waktu 10 tahun. Jembatan nan direncanakan memiliki total sekitar 29 kilometer ini akan dibangun dengan struktur 2 jembatan suspensi sebagai jembatan primer dengan panjang sekitar 2500 meter.

Jembatan Selat Sunda direncanakan dilengkapi dengan infrastruktur, seperti transmisi gas, rel kereta api, transmisi listrik, dan transmisi air minum. Selain itu, pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda akan diikuti pembangunan dan pengembangan kawasan, seperti kawasan indutri, kawasan pariwisata, kawasan energi, kawasan logistik, kawasan pengembangan teknologi, dan kawasan pengolahan ekspor.

Jika Jembatan Selat Sunda ini terealisasi, diperkirakan akan terjadi lonjakan arus lalu lintas antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Hal ini pun akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Diperkirakan sebanyak arus lalu lintas di Jembatan Selat Sunda dapat mencapai 20.000 sampai 27.000 kendaraan setiap harinya.

Itulah klarifikasi mengenai planning pembangunan megaproyek Jembatan Selat Sunda. Diharapkan pembangunan Jembatan Selat Sunda ini bisa meningkatkan perekonomian di kedua pulau nan dihubungkan Jembatan Selat Sunda.