Dukungan Fasilitas

Dukungan Fasilitas

Tempat pertama dan primer dalam proses pendidikan dan pembelajaran anak tentu saja dalam keluarga. Melalui keluarga seorang anak berkembang berbagai potensi dirinya. Sejak lahir, seorang anak belajar menyerap berbagai pengaruh disekitarnya. Melalui keluarga pula pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar anak akan terbangun.

Pendidikan bagi masyarakat Indonesia sangat krusial sekali. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut penduduk global buat mengenyam ilmu setinggi-tingginya agar tak ketinggalan zaman.

Begitu pun dengan masyarakat di Indonesia. Program wjib belajar 9 tahun nan dikeluarkan oleh pemerintah diharapkan bisa mengurangi anak nan putus sekolah.

Pemerintah berupaya buat mengurangi jumlah anak nan putus sekolah melalui berbagai hal. Mulai dari penyediaan fasilitas sekolah sampai sumbangan buku-buku pelajaran. Hal tersebut dilakukan buat mengurangi biaya pendidikan nan sekarang ini sangat mahal. Apabila seorang anak sudah mau sekolah, maka sistem pembelajarannya juga perlu dibenahi agar menghasilkan anak didik nan pintar dan cerdas.

Dengan banyaknya generasi muda nan pintar dan cerdas, maka bisa membantu mengembangkan negara ini. Hal tersebut tentu saja perlu dukungan dari semua pihak. Mulai dari orang tua, pengajar, sampai masyarakat sekitarnya.



Prestasi Belajar Anak

Motivasi sebagai bentuk dorongan memang dapat berasal dari dalam diri anak (instrinsik) maupun berasal dari pengaruh lingkungan (ekstrinsik). Motivasi instrinsik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi psikologis maupun pemahaman terhadap informasi. Sedangkan motivasi ekstrinsik bisa berupa kondisi nan tercipta maupun wahana dan prasarana nan tersedia.

Keberhasilan seorang anak dalam belajarnya, selain dukungan semua pihak, juga dari sistem belajarnya juga. Untuk itu, seorang pengajar harus mengetahui karakter anak didiknya.

Anak nan satu dengan anak nan lainnya berbeda karakternya. Ada nan mudah menerima materi, ada juga anak nan susah menerima materi. Nah, itu menjadi sebuah masalah bagi pengajar, bagaimana menerapkan taktik pembelajaran.

Dalam taktik ini terkandung makna perencanaan. Maksudnya, pada dasarnya taktik masih bersifat konseptual mengenai keputusan nan akan diambil dalam aplikasi pembelajaran.

Secara umum, taktik bisa diartikan sebagai suatu garis-garis besar buat bertindak dalam usaha mencapai target nan telah ditentukan. Dalam global pendidikan, taktik bisa diartikan sebagai perencanaan nan berisi mengenai rangkaian kegiatan nan didesain buat mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa taktik pembelajaran ialah suatu planning atau tindakan (rangkaian kegiatan) nan di dalamnya termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.

Strategi disusun buat mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan taktik ialah pencapaian tujuan sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas, dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Akan tetapi sebelumnya, perlu dirumuskan suatu tujuan nan jelas nan dapat diukur keberhasilannya.

Kecerdasan, demikian juga bakat, ialah potensi dasar nan dimiliki oleh setiap siswa. Hanya saja kadarnya berbeda antara siswa nan satu dengan nan lainnya. Ia merupakan faktor internal nan sangat berpengaruh terhadap terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

Namun, dalam beberapa kasus besarnya kecerdasan dan talenta tak berbanding lurus dengan prestasi belajar siswa. Mengapa demikian? Karena prestasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.



1. Faktor internal

Faktor internal nan mempengaruhi prestasi belajar selain talenta dan kecerdasan antara lain ialah minat dan motivasi. Ketika keempat faktor ini ada dalam diri seorang peserta didik, maka prestasi belajarnya cenderung akan lebih tinggi.



2. Faktor eksternal

Faktor eksternal, seperti kualitas guru, metode mengajar, lingkungan, fasilitas mengajar, dan lain sebagainya ikut memengaruhi prestasi belajar. Namun, pengaruhnya tidaklah sebesar faktor internal.

Faktor internal dan eksternal ialah dua hal nan sangat menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Jadi, buat menghasilkan peserta didik nan berprestasi, seorang pendidik haruslah mampu mensinergikan kedua faktor di atas.



Dukungan Fasilitas

Dalam menentukan prestasi anak, peranan orang tualah nan sangat krusial buat memotivasi anak dalam berprestasi. Orang tua mempunyai keinginan agar anaknya menjadi orang nan berprestasi dan berbakat.

Sejak anak itu di dalam kandungan, seorang ibu selalu menjaga anaknya di dalam kandungan, agar anak nan dilahirkannya kelak sehat. Untuk menjaga agar anak nan dikandungnya tetap sehat, maka seorang ibu selalu berusaha menjaga stamina tubuhnya dengan memakan makanan nan sehat dan bergizi buat dirinya dan anak nan dikandungnya.

Segala macam vitamin, susu, makanan, dan pola hayati diatur sedemikian rupa buat menjaga kandungannya tetap sehat. Begitu pentingnya seorang anak bagi sang ibu.

Setelah anak itu lahir, orang tua melanjutkan menjaga anak tersebut. Segala macam kebutuhan sang bayi dipenuhi. Orang tua mulai mendidik anaknya merangkak, duduk, berjalan, berbicara, sampai anak itu bisa berdikari melakukan semuanya.

Pendidikan tersebut sudah diterima oleh sang anak dari lingkungan keluarganya. Anak mulai berpikir dan bertindak. Pengaruh pendidikan di lingkungan keluarga menjadi satu hal nan bisa membentuk awal kepribadian anak.

Terbentuknya kepribadian anak tersebut akan berkembang seiring dengan pertumbuhannya dan pergaulannya. Akan tetapi, dasar dari pembentukan pribadi anak ialah di lingkungan keluarga.

Anak diajari tentang hayati itu dimulai dari lingkungan keluarganya. Untuk itu, membimbing anak sejak dini oleh orang tua itu sangat krusial dalam membangun dasar kepribadian anak tersebut. Apakah anak tersebut menjadi pendiam, periang, pemarah, atau lain sebagainya.

Ketika anak masuk ke dalam lingkungan nan baru, maka orang tua tetap harus membimbing anak tersebut memasuki lingkungan baru agar anak tak terpengaruh oleh hal-hal nan buruk.

Apalagi zaman sekarang nan semuanya serba instan dan canggih. Hal tersebut bisa memengaruhi prestasi belajar anak dan kepribadian anak tersebut. Untuk itu, supervisi anak oleh orang tuanya memang sangat penting.

Apabila anak seperti itu, maka prestasi belajar dan talenta nan ada di dalam anak tersebut tak akan berkembang. Pertumbuhan anak akan terhambat buat menjadi anak nan cerdas dan berbakat.

Untuk itu, peran orang tua dalam mengawasi anak itu sangat penting. Anak perlu dibimbing dan diarahkan kepada hal-hal nan positif nan bisa mengembangkan prestasi dan bakatnya.

Lantas bagaimana orang tua bisa membuat atau membangun pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar anak? Sebenarnya banyak nan telah dilakukan orang tua buat mengoptimalkan seluruh potensi anak. Hanya saja, seiring makin kompleksnya kegiatan maupun tantangan nan harus dijalani anak, maka makin bertambah dan bervariasi pula motivasi nan perlu diberikan orang tua.

Kita tentu memahami bagaimana pola asuh orang tuanya bisa mendorong anak buat bisa belajar membaca dan berhitung. Begitu juga ketika anak masuk Taman Kanak-Kanak, suasana dan lingkungan baru membuat anak merasa ketakutan. Sekali lagi, orang tua pun memberikan dorongan agar anak beradaptasi dengan lingkungan di luar rumahnya nan baru.

Begitu juga ketika anak mulai masuk sekolah dasar, tentu membutuhkan dukungan orang tuanya buat menjalani proses sosialnya. Dalam kaitan ini, orang tua bisa memberikan motivasi nan cukup beragam.

Di antaranya dengan menyediakan dan melengkapi kebutuhan sekolah anak. Seperti buku dan alat-alat tulis, tas sekolah, serta sepatu nan selayaknya. Itu semua merupakan motivasi belajar nan diberikan orang tua. Saat anak belajar di rumah, orang tua maupun anggota keluarga lainnya juga sangat berperan dalam memberikan motivasi belajar.

Di antaranya dengan menyediakan meja belajar nan memadai ataupun kamar otodidak nan berbeda dengan kamar tidur ataupun ruang keluarga. Apalagi kalau semua anggota keluarga turut belajar saat anak mengerjakan PR, TV dimatikan, sehingga tercipta kondisi belajar nan nyaman bagi anak-anak.

Ada sebuah hasil penelitian nan menemukan hubungan nan sangat signifikan antara kedekatan ibu dengan anak perempuannya dengan prestasi belajarnya di sekolah. Ketika anak perempuannya mengalami masalah, sang ibu menjadi loka curhat nan menyenangkan. Ketika anak ngambek, sang ibu mampu memosisikan secara bijak tanpa mengumbar emosi dan kemarahan.

Ketika dibandingkan dengan prestasi anak perempuan nan kurang dekat dengan ibunya, hasilnya cukup jauh. Anak perempuan nan dekat dengan ibunya mampu menunjukkan prestasi belajar nan baik dan konsisten.

Jadi, pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar anak sangat besar. Dan, hal ini bisa dibangun melalui hal-hal keseharian nan mungkin dianggap sepele, namun bagi anak justru vital dan sangat besar akibat positifnya.