Film Perang Salib - Kingdom of Heaven

Film Perang Salib - Kingdom of Heaven

Perang Salib menjadi salah satu peristiwa perang terbesar sepanjang sejarah. Kehebohan Perang Global I dan II terjadi jauh setelahnya. Perang besar ini kemudian menginspirasi banyak orang untk mencitpakan sebuah karya nan berkaitan dengannya, salah satunya nan terciptanya adalah film Perang Salib .

Sebuah peristiwa besar, memiliki kemungkinan nan juga besar buat menginspirasi siapapun. Termasuk para pembuat film, baik produser film maupun sutradara. Kehadiran film Perang Salib pun membuktikan hal tersebut.

Bagi Anda pecinta film kolosal, tentu Anda tak akan melewatkan film-film bertemakan sejarah. Apalagi, film nan berkisah tentang peperangan berdasarkan kejadian konkret di masa lampau. Dapat jadi film tentang "ganas"nya Perang Salib atau film Perang Salib akan menarik perhatian Anda.

Film Perang Salib ditujukan memang buat mereka nan memiliki antusias tinggi terhadap film-film bergenre sejarah dan based on true story . Umumnya, mereka ialah para pria nan secara insting memang lebih menyukai bunyi pedang nan beradu dibandingkan dengan bunyi gelas nan beradu dalam beberapa adegan film romantis.

Salah satu film nan direkomendasikan ialah Kingdom of Heaven. Sebuah film Perang Salib nan dikemas dengan sangat baik oleh Riddley Scott, nan juga pernah menyutradarai film kolosal Gladiator.

Sebuah nama seorang pengarah adegan nan memang pakar dalam mendesain film aliran seperti ini ialah agunan kualitas mutu. Mengatakan secara implisit bahwa film Perang Salib karya Riddley Scott ini pantas ditonton. Terbayang bukan hal-hal menakjubkan apa saja nan akan disuguhkan oleh pengarah adegan kawakan ini?



Film Perang Salib - Kingdom of Heaven

Sebuah film berkategori sejarah, sedikit banyak niscaya mengulas sejarah tersebut dan menjadikannya sebagai latar loka dan kondisi. Begitupun dengan film Perang Salib ini. Peristiwa besar itu, sedikit banyak akan dapat Anda nikmati dalam penggalan-penggalan film Kingdom of Heaven ini.

Film Perang Salib ini berkisah tentang seorang pandai besi bernama Balian di sebuah desa di Prancis. Dia didatangi oleh serombongan pasukan Salib nan ingin membuat sepatu kuda. Segera, dia ketahui ternyata sang pimpinan rombongan, Godfrey of Ibelin, ialah ayahnya sendiri nan memang sedang mencari anaknya nan telah lama hilang.

Dalam film Perang Salib ini, bukan hanya pertempuran berdarah nan menjai fokus utama. Bahwa emosional pun ikut dimainkan. Penggambaran cerita tentang pertalian seorang ayah dan anak nan terputus dengan tak menye-menye juga merupakan salah satu kekuatan dalam film Perang Salib ini.

Diceritakan lebih lanjut dalam film Perang Salib ini bahwa Godfrey mengajak anaknya itu buat ikut bersamanya ke Jerussalem, namun Balian menolak. Seorang rahib mencoba meyakinkannya buat pergi ke Jerussalem, sebab di sana dia bisa meraih kesadaran dan ampunan. Namun, Balian tetap menolak pergi. Bahkan, Balian membunuh rahib tersebut ketika dia mengoceh hal menyakitkan tentang istri Balian nan telah wafat sebab bunuh diri.

Balian menyadari kesalahannya, lalu pikirannya mulai berubah. Dia mulai berpikir buat pergi ke Jerussalem, ia mengharap adanya penebusan dosa bagi dirinya dan bagi istrinya sendiri. Akhirnya, dia pun menyusul rombongan Godfrey. Perjalanan seru nan dilalui oleh Balian menjadi inti cerita dari film Perang Salib, Kingdom of Heaven ini.

Di tengah jalan, rombongan dihadang sekelompok pasukan prajurit nan hendak menangkap Balian. Godfrey menolak menyerahkan Balian, hingga adu senjata antara kedua pasukan pun tidak terelakkan. Pasukan Godfrey memenangkan pertarungan, namun Godfrey terluka parah. Perjuangan seorang ayah dalam melindungi anaknya juga digambarkan jelas dalam film Perang Salib ini.

Secara jalan cerita, film Perang Salib ini bukan hanya menceritakan tentang bagaimana dahsyatnya Perang Salib. Tapi juga cerita di balik itu semua. Menggambarkan bahwa cerita nan dimiliki oleh pasukan serta tokoh-tokoh di balik peristiwa besar itu juga takkalah menarik, takkalah mengharu biru, dan takkalah penuh dengan perjuangan.

Diceritakan lebih lanjut dalam film Perang Salib , bahwa si Jerussalem, setelah sukses melindungi Balian, Godfrey menemui ajalnya. Sebelum meninggal, dia menobatkan Balian sebagai ksatria dan memintanya buat mengabdi kepada penguasa Jerussalem.

Balian pun berjumpa dan menjadi akrab dengan para elit politik Jerussalem, di antaranya Raja Baldwin IV nan sakit lepra, Putri Sybilla, adik Raja Baldwin IV, dan Guy de Lusignan, suami Putri Sybilla nan kejam dan intoleran. Para Elit itulah nan digambarkan sebagai para petinggi dan tokoh-tokoh terdepan ketika Perang Slib itu terjadi.

Kembali diceritakan dalam film Perang Salib ini ketibanya di Jerussalem, Balian berjumpa dengan petinggi-petinggi Perang Salib. Ia ialah Guy dan Reynald de Chatillon. Dua orang tersebut secara sadis menyerang pergerakan karavan muslim di gurun pasir. Saladin, pemimpin umat Islam, marah besar lalu bersama pasukannya mendatangi Kerak, loka di mana kastil milik Guy berdiri buat menuntut balas.

Pasukan Balian datang membela Kerak, namun kalah jumlah. Ketika Raja Baldwin IV turun tangan dan membujuk Saladin, barulah penyerangan dihentikan. Cerita pun mulai membesar, pertempuran Perang Salib pun perlahan mulai diceritakan dalam film Perang Salib nan sudah ditayangkan sejak 2005 ini.

Raja Baldwin IV akhirnya meninggal dunia, dan tahta Raja beralih ke suami Sibylla, Guy. Guy dan Reynald lantas menyulut peperangan dengan pasukan Islam dengan membunuh adik Saladin dan beberapa orang Islam. Guy pun, bersama pasukan Templar, menyerang pasukan Saladin. Namun, pasukan Saladin dengan mudah mengalahkan mereka. Guy dan Raynald tertangkap dan dijatuhi sanksi wafat oleh Saladin. Alur dalam film Perang Salib ini semakin berliku, perbedaan makna ketegangan dari sebuah peristiwa perang besar pun mulai terasa.

Pasukan Saladin pun lalu bergerak ke Jerussalem, merebut kota nan sekian lama berada di bawah kekuasaan pasukan Salib. Hanya Balian pemimpin nan tersisa di dalam kota, dan pertempuran nan bersejarah itu pun tidak terelakkan. Pertempuran ini seperti menjadi titik titik puncak dari film Perang Salib ini.

Film Perang Salib - Kingdom of Heaven tak Mengandung Sara

Berlatar abad ke-12 dan mengambil syuting di area gurun pasir Maroko, film Perang Salib ini menampilkan adegan kolosal penyerbuan benteng Jerussalem oleh pasukan Saladin.

Alat-alat pelontar melemparkan bola-bola barah nan menghantam dengan keras ke dinding benteng. Pasukan Saladin nan berjumlah ratusan ribu itu secara agresif mengepung, mendobrak, dan memanjat benteng. Adegan demi adegan dalam film Perang Salib ini diracik dengan sangat pas.

Meskipun perlawanan sengit dikobarkan oleh pasukan Balian, benteng akhirnya ditaklukkan, pasukan Saladin memasuki dan menguasai kota. Meski begitu, cerita dalam film Perang Salib ini cukup jujur dengan menampilkan sikap bijak Saladin saat memasuki benteng. Film Perang Salib ini membuktikan bahwa film ini diciptakan tak atas dasar tujuan eksklusif selain sebagai hiburan.

Dalam film Perang Salib, Saladin tak digambarkan bengis dengan membantai seisi kota begitu menang, melainkan memperlihatkan karakter cinta damai seorang panglima perang. Saladin memberikan agunan keselamatan bagi pasukan Salib nan hendak keluar dari Jerussalem. Balian akhirnya kembali ke Prancis dan menjalani hidupnya sebagai pandai besi.

Dibintangi oleh Orlando Bloom sebagai Balian dan Ghassan Masood sebagai Saladin, film Perang Salib, Kingdom of Heaven layak masuk dalam daftar film nan harus Anda saksikan. Penghargaan pun banyak diraih oleh film Perang Salib ini, salah satunya European Film Awards nan menobatkan Orlando Bloomnya sebagai best actor.