Negara Berkembang di Afrika - Ekonomi Afrika Selatan

Negara Berkembang di Afrika - Ekonomi Afrika Selatan

Di Benua Afrika, terdapat beberapa negara nan kondisinya masih terpuruk dari segi ekonomi dan politik. Keterpurukan itu terjadi sebab dilanda perang saudara, bala kekeringan, dan instabilitas kondisi masyarakat Afrika nan masih didominasi budaya koloni.Namun, di balik cacat minus tentang Afrika, sebenarnya ada beberapa negara berkembang di Afrika nan tergolong maju, yakni Afrika Selatan. Afsel merupakan barometer negara berkembang di Afrika nan patut dicontoh.

Negara Berkembang di Afrika - Sejarah Afrika Selatan

Sebelum negara Afrika Selatan (negara berkembang di Afrika) terbentuk, daerah di Afrika Selatan dihuni oleh beberapa suku orisinil nan mendiami Tanah Afrika bagian selatan. Suku-suku nan ada di negara berkembang di Afrika ini antara lain suku Zulu, Bushman, dan Khoi, nan hayati nomaden dan beternak sapi serta berburu.

Pada 1652, datanglah Belanda buat menjajah Afrika Selatan. Yang melandasi Belanda ingin menjajah Afrika Selatan sebab negara ini memiliki aneka tambang berlian, emas, dan platina, nan melimpah.

Ternyata, bukan hanya Belanda nan ingin menguasai Afsel. Kerajaan Inggris rupanya memiliki minat nan sama buat menguasai Afsel dan mengeruk berlian dari bumi Afsel. Invansi Inggris ke Afsel rupanya mendapat perlawanan sengit dari Belanda nan lebih dulu menjajah Afsel dan terjadilah perang sengit Britinia Belanda dan Pertempuran Boer nan terjadi pada 1910.

Akhirnya, Inggris Raya sukses menguasai Afsel. Semenjak itu, urat nadi perekonomian dan perpolitikan di Afsel dikuasai oleh kulit putih. Tidak hanya itu, pemerintahan kulit putih mengeluarkan kebijakan rasialis, pemisahan kulit putih dan kulit berwarna. Kebijakan itu dinamai Apartheid.

Negara Berkembang di Afrika - Afrika Selatan Terbelenggu Subordinat Rasial

Kebijakan rasialis sangat merugikan orang pribumi dan banyak kontradiksi dalam negeri maupun internasional. Tokoh penentang Apartheid ialah Nelson Mandela. Karena begitu gencarnya melawan pemerintah Kulit Putih, Nelson Mandela dihukum kurungan selama 25 tahun di Pulau Robben. Pada 1961, Afsel memproklamirkan diri sebagai Negara Republik, tapi kebijakan subordinat ras masih diperlakukan di seluruh Afsel (negara berkembang di Afrika).

Pada 1990, atas desakan kelompok anti subordinat dan dukungan PBB menuntut membubarkan rezim Apartheid dan melihat angin perubahan nan kencang, Presiden Afsel (negara berkembang di Afrika) waktu itu, De Klerk, mencabut kebijakan Apartheid mengadakan restrukturisasi pemerintahan di Afsel dan membebaskan Nelson Mandela.

Negara Berkembang di Afrika - Momen Kebangkitan Afsel

Sejak rezim Apartheid bubar, negara bekembang di Afrika, Afrika Selatan mulai membangun demokrasi nan lebih baik. Pemerintahan baru nan dipimpin oleh Presiden Nelson Mandela berusaha membangun perekonomian Afsel (negara berkembang di Afrika) nan lebih makmur dengan mengeksploitasi sumber daya alam dan mengundang kapital asing buat menanamkan usahanya di negara berkembang di Afrika ini.

Afrika Selatan ialah negara berkembang di Afrika dan sudah dikategorikan negara maju sebab disokong oleh devisa dari hasil tambang platina, berlian nan terbesar di dunia. Global perindustrian di Afsel (negara berkembang di Afrika) termasuk maju. Bahkan, menjadi salah satu incaran investor asing. Tak pelak, sektor industri Afsel menempati peringkat ke-25 negara-negara industri dunia.

Negara Berkembang di Afrika - Interaksi Bilateral Afrika Selatan dengan Indonesia

Hubungan kolaborasi bilateral dengan Indonesia dijalin sejak Nelson Mandela naik menjadi presiden Afsel. Antara pemerintah Indonesia dan Afsel sepakat mengadakan kolaborasi dagang dengan saling mengirim komoditi lokal buat dijual pada kedua negara. Indonesia mengekspor komoditi pertanian, carft, dan pangan. Afsel mengirim produk manufaktur buat keperluan industri di Indonesia.



Negara Berkembang di Afrika - Politik Afrika Selatan

Afrika Selatan termasuk negara nan menerapkan sistem demokrasi konstitusional. Sistem itu memiliki tiga taraf dan institusi kehakiman nan independent . Tiga peringkat tersebut, yaitu nasional, wilayah, dan pemerintahan lokal nan memiliki badan legislatif serta eksekutif dengan daerah kekuasaan masing-masing.

Afrika Selatan dipimpin oleh seorang presiden. Presiden Afrika Selatan memegang dua jabatan, yaitu Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Presiden dipilih saat Sidang Nasional ( National Assembly ) dan Majelis Provinsi-provinsi Nasional ( National Council of Provinces ) bergabung. Umumnya, presiden nan menjabat ialah pemimpin partai mayoritas di Parlemen.

National Assembly terdiri atas 400 anggota nan dipilih melalui pemilu secara perwakilan proporsional. Sementara itu, National Council of Provinces , nan menggantikan Senat pada 1997, terdiri atas 90 anggota nan mewakili setiap 9 provinsi termasuk kota-kota besar di Afrika Selatan. Di Afrika Selatan, pemilihan generik dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Pemilu di Afrika Selatan bisa diikuti oleh warga negara Afrika Selatan nan minimal telah berusia 18 tahun.



Negara Berkembang di Afrika - Pembagian Administratif Afrika Selatan

Afrika selatan nan merupakan negara berkembang di Afrika terbagi menjadi sembilan provinsi. Sembilan provinsi tersebut, yaitu Eastern Cape, Free State, Gauteng, KwaZulu-Natal, Mpumalanga, Limpopo, North West, Northern Cape, dan Western Cape. Afrika Selatan (negara berkembang di Afrika) pun memiliki kota-kota utama, seperti Johannesburg, Durban, Cape Town, Pretoria, Kimberley, dan Bloemfontein.

Letak geografi Afrika Selatan berada di paling ujung Benua Hitam ini. Salah satu negara berkembang di Afrika ini memiliki luas 1.219.912 km persegi. Wilayah Afrika Selatan termasuk Pulau Robben dan Kepulauan Prince Edwards. Negara ini bersebelahan dengan Samudra Atlantik di kawasan pantai barat dan Samudra Hindia di kawasan pantai timur.

Afrika Selatan termasuk negara berkembang di Afrika nan kaya dengan bahan tambang bernilai tinggi. Barang tambang nan terkandung di dalam tanah Afrika Selatan ini antara lain emas, platinum, dan berlian. Selain itu, di Afrika Selatan pun ditemukan biji besi, nikel, biji timah, dan uranium. Sementara iklim di Afrika Selatan bervariasi. Di kawasan timur bahari Afrika Selatan, memiliki iklim subtropis.



Negara Berkembang di Afrika - Ekonomi Afrika Selatan

Afrika Selatan termasuk negara berkembang di Afrika dengan penduduk nan berpendapatan sederhana. Afrika Selatan atau Afsel memiliki kekayaan alam nan sangat melimpah. Kekayaan alam tersebut khususnya bahan tambang nan memiliki nilai tinggi seperti emas, platinum dan berlian.

Afrika Selatan pun memiliki sistem keuangan, perundangan, telekomunikasi, energi, dan infrastruktur nan maju dan modern. Bursa saham Afrika Selatan nan ada di Johannesburg sangat aktif. Bursa saham Afrika Selatan pun termasuk 10 besar bursa saham terbesar di dunia.

Selain sektor pertambangan nan menjadi sumber devisa, Afrika Selatan (negara berkembang di Afrika) pun mengandalkan sektor industri sebagai roda penggerak perekonomian negara berkembang di Afrika ini. Sektor industri di Afrika Selatan sangat maju sehingga mengantarkan ekonomi Afrika Selatan sebagai salah satu dari 25 kekuatan ekonomi terbesar di dunia.



Negara Berkembang di Afrika - Piala Global 2010 di Afsel

Penyelenggaraan Piala Global 2010 di Afrika Selatan membuktikan bahwa negara ini ialah negara berkembang di Afrika. Piala Global FIFA 2010 merupakan Piala Global FIFA ke-19 dan termasuk turnamen sepak bola utma internasionalyang digelar di Afrika Selatan, negara berkembang di Afrika. Pada bulan Mei 2004, negara berkembang di Afrika ini sukses terpilih sebagai penyelenggara Piala Global 2010 setelah menyingkirkan Maroko dan Mesir dalam acara pengundian nan hanya diikuiti oleh negara-negara Afrika.

Perhelatan akbar sepak bola ini diikuti 0leh 32 negara dengan melibatkan 736 pemain buat bersaing meraih tropi Piala Dunia. Pertandingannya sendiri akan dilaksanakan di sepuluh stadion di Afrika Selatan, negara berkembang di Afrika. Sekali lagi, penyelenggaraan Piala Global 2010 di Afrika Selatan menunjukkan bahwa negara ini ialah barometer negara berkembang di Afrika.