Sinopsis Film Laskar Pemimpi

Sinopsis Film Laskar Pemimpi

Laskar Pemimpi merupakan sebuah film besutan PT Kharisma Starvision Plus nan disutradai oleh Monty Tiwa bergenre lawak musikal. Film Laskar Pemimpi akan membawa kita pada era 1948 ketika berlangsungnya Serangan Militer Belanda II.

Monty Tiwa sebagai sutrada sekaligus sebagai penulis naskah film menggambarkan film Laskar Pemimpi ini sebagai bentuk perjuangan para pemuda dan pemudi Indonesia nan berjuang menegakkan kedaulatan RI tanpa pamrih.

Film Laskar Pemimpi menyuguhkan cerita nan mengangkat kehidupan rakyat dan perjuangan di Jawa Tengah menjelang peristiwa Agresi Generik 1 Maret 1949. Film ini dikemas dalam bentuk lawak nan didalamnya tentu saja banyak kejadian lucu nan mengundang tawa. Pengemasan film Laskar Pemimpi ini bertujuan agar penonton mendapat suguhan lain cara mempelajari sejarah dari sudut pandang nan lain.



Di Balik Layar Laskar Pemimpi

Untuk berkomedi, Project Pop memang tiada bandingannya. Project Pop merupakan grup musik asal Bandung nan terkenal akan lagu-lagunya nan jenaka dan terkadang mereka menciptakan parodi dari lagu-lagu terkenal dengan mengubah lirik dan aransemen musiknya. Para anggota Project Pop berasal dari grup musik lawak juga, Padhyangan Project.

Pemilihan Project Pop buat bintang Laskar Pemimpi ini bukan tanpa alasan. Project Pop dianggap tepat mewakili semangat para lakon perjuangan nan memiliki selera humor. Selama berkiparah selama 14 tahun dalam global hiburan terutama musik dan telah menelurkan delapan album, Laskar Pemimpi merupakan film layar lebar pertama dari grup musik lawak ini.

Project Pop dibentuk buat menyalurkan ide gila anggotanya dalam bermain musik. Project Pop merupakan grup musik hasil regenerasi dari Padhyangan Project dengan personel Gumilar Nurochman (Gugum), Wahyu Rudi Astadi (Odie), Mochamad Fachori (Oon), Kartika Rachel Panggabean (Tika), Djoni Permato (Udjo), Herman Josis Mokalu (Yosi), dan Hilamn Mutasi (Hilman).

Selain dibintangi oleh Project Pop, film Laskar Pemimpi juga dibintangi oleh bintang-bintang tenar lainnya yaitu Dwi Sasono, Gading Marten, Masayu Anastasia, Marcell Siahaan, dan Candil (Mantan vokalis Serieus Band). Sang sutradara, Monty Tawa menyadari bahwa personil Project Pop masih hijau dalam global seni peran dan kehadiran Dwi Sasono, Shanty dan Teuke Rifnu Wikana melengkapi sederet pemain nan bermain dalam film Laskar Pemimpi ini.

Bukan Project Pop nan tak bernyanyi. Dalam film Laskar Pemimpi ini pula menyanyikan beberapa lagu, salah satunya ialah "Negeri Impian."

Alkisah sebuah negeri di jaman prasasti
Yang dulu hijau makmur gemah ripah loh jinawi
Namun tiba-tiba datang raksasa sakti
Menghancurkan negeri adu domba sana sini

Raksasa tertawa
Gembira sebab membuat orang-orang menjadi sengsara
Rakyatpun menangis
Satria bertikai membela diri dan golongannya sendiri

Adakah negeri impian negeri hayalan
Negeri nan ku dambakan
Di sana tak ada perang dan kejahatan
Rakyatnya kondusif dan tentram

Menyenangkan ... mengasyikan
Menyenangkan ... mengasyikan

Nafsu serakah semakin menjadi
Tiga kali sehari dia minta upeti
Hooow raksasa tertawa
Perut buncit kayak demit
Bikin lari terbirit-birit



Pemain Laskar Pemimpi

Film arahan Monty Tiwa ini patut diacungi jempol sebab menyuguhkan pelajaran sejarah bangsa dalam konteks komedi. Akan tetapi, film Laskar Pemimpi ini mengusung pesan nan bisa menyentuh hati dan perasaan kita ketika berbicara mengenai pengorbanan pada pahlawan bangsa nan telah gagah berani berjuang buat merebut kemerdekaan.

Project Pop dan pemain lainnya menciptakan berbagai kelucuan nan membuat penonton tertawa terpingkal-pingkal. Tidak lupa pula, lagu-lagu nan dinyanyikan oleh Project Pop pula sukses menciptakan tawa nan lain dengan diselingi oleh bahasa gaul dalam liriknya. Film Laskar Pemimpi ini serentak diputar di bioskop Indonesia pada September 2011.

Ingin tahu peran apakah nan dimainkan oleh Project Pop dan pemain lainnya? Berikut daftarnya.

  1. Tika Panggabean (Tika), dalam film Laskar Pemimpi berperan sebagai Sri Mulyani, gadis desa Meguwo nan lugu dan tukang tidur nan ayahnya ditawan oleh tentara KNIL. Tika ikut mendaftar sebagai sukarelawati di bawah pimpinan Kopral Jono.

  2. Djoni Permato (Udjo), berperan sebagai Dimas Pudjosujadi keturunan ningrat nan manja. Dalam film Laskar Pemimpi Dimas mencintai Wiwid seorang pembantu rumah tangga di rumahnya. Dimas mendaftar sebagai sukarelawan sebab dikerjai oleh pembantu pujaan hatinya itu walaupun tak mendapat respon.

  3. Wahyu Rudi Asadi (Odie), berperan sebagai Ahok, pedagang kecil keturunan Tionghoa.

  4. Herman Josis Mokalu (Yosi), berperan sebagai Toar Lumempow, seorang gerilyawan asal Manado nan matanya rabun.

  5. Mochamad Fachroni (Oon), berperan sebagai Once Sahuleka, tentara KNIL nan membelot dan membela perjuangan tentara Indonesia. Once menjadi informan sebab mengenai seluk beluk KNIL.

  6. Gumilar Nurochman (Gugum), berperan sebagai Tumino si peternak bebek. Dengan ilmu angon bebeknya, dia sukses mencegat tentara KNIL.

  7. Dwi Sasono, dalam film Laskar Pemimpi ini berperan sebagai Kopral Jono nan oleh Kapten Hadi pangkatnya sudah diturunkan dua kali.

  8. Shanty, berperan sebagai Wiwid, pembantu rumah tangga di keluarga Dimas.

  9. Gading Marten, berperan sebagai Kapten Hadi.

  10. Marcell Siahaan, berperan sebagai Letkol Soeharto.

  11. Teuku Rifnu Wikana, berperan sebagai Letnan Bowo, tangan kanan Kapten Hadi.

  12. Masayu Anastasia, berperan sebagai Yayuk.


Sinopsis Film Laskar Pemimpi

Laskar Pemimpi berkisah mengenai perjuangan gerilyawan amatir dalam melawan tentara KNIL. Mereka ialah Sri Mulyani (Tika Project Pop), seorang gadis desa Meguwo nan lugu dan suka tifur, Dimas (Udjo Project Pop), keturunan ningrat nan ndablek, Tumino (Gugum Project Pop), seorang peternak bebek, dan Ahok (Odie Project Pop), pedagang kecil keturunan Tionghoa.

Mereka bergabung dalam pasukan gerilya dibawah pimpinan Kapten Hadi Sugito (Gading Marten) nan sedang membuka pendaftaran anggota baru sebab kehabisan bencana tentara setelah menjadi korban Serangan Militer Belanda II pada Desember 1948.

Dalam pasukan gerilya tersebut, Sri, Dimas, Tumino dan Ahok berjumpa dengan Toar (Yosi Project Pop) gerilyawan asal Manado nan matanya rabun, Kopral Jono (Dwi Sasono) nan pangkatnya sering diturunkan oleh Kapten Hadi (Gading Martin), dan Letnan Bowo (Teuke Rifnu Wikana) tangan kanan Kapten Hadi.

Sebelum Sri dan teman-temannya mendapatkan pelatihan bertempur, pasukan KNIL di bawah pimpinan Letnan Kuyt menyerbu basis mereka, desa Panjen. Letnan Kuyt kemudian menawan Wiwid (Shanty) pacanya Ujo dan adiknya Yayuk (Masayu Anastasia) pacar Kopral Jono, hingga membuat Kopral Jono dan anggota gerilyawan lainnya marah.

Penyerangan nan berujung pada penyanderaan Wiwid dan Yayuk mendorong Kopral Jono dan keenam gerilyawan itu nekad kabur buat membebaskan kedua tawanan tersebut walaupun tak mendapat restu dari Kapten Hadi. Dengan hanya mengandalkan informasi dari Once (Oon Project Pop) tentara KNIL nan membelot dan sedang menderita gegar otak, mereka berangkat buat menyerbu markas Letnan Kuyt.

Akibatnya, sudah dapat ditebak. Maksud hati ingin membebaskan tawanan, malah mereka semua ikut menjadi tawanan sebab perlawanan nan tak seimbang dan mereka menjadi terdesak. Untungnya, datang bencana donasi dari Panjen nan dipimpin oleh Letnan Bowo dan sukses membebaskan semua tawanannya.

Ulah penyerbuan sembrono ini membuat Kapten Hadi marah besar. Mereka dipecat dengan tak hormat dengan alasan tak disiplin dan membahayakan planning penyerbuan besar-besaran nan tengah disiapkan oleh para petinggi TNI. Dengan pemecatan ini pula, mereka tak diikut sertakan pada agresi generik 1 Maret 1949 nan dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.

Akan tetapi, walaupun sudah dipecat dari kesatuannya, semangat tempur mereka terus berkobar, Kopral Jono dan anak buahnya diam-diam mereka bergerak sendiri membantu pasukan TNI nan tengah menghadapi tentara KNIL. Mereka bergerak dengan menghadang tentara KNIL nan sedang menuju Jogja dengan menggunakan ilmu angon bebek.

Seperti penyerangan sebelumnya, para gerilyawan ini berangkat tanpa kemampuan bertempur nan memadai. Namun, dalam penyerangan kali ini para gerilyawan sangat sadar bahwa mereka harus berjuang mati-matian sampai darah penghabisan buat menghambat laju tentara KNIL nan menuju Jogja dan jumlahnya berkali-kali lipat.