Materi Pendidikan Anak dalam Islam

Materi Pendidikan Anak dalam Islam

Konsep pendidikan anak dalam Islam merupakan pembahasan menarik nan dibicarakan oleh masyarakat terutama para orang tua. Apalagi seorang Ibu nan memiliki kewajiban dalam pola asuh dan pola didik anak, maka hal inilah nan harus dipahami kemudian dilakukan secara maksimal kepada generasi rabbani asa masyarakat terlebih lagi agamanya.

Anak sebagai amanah dari Allah SWT tentunya harus diperlakukan secara maksimal pola asuh dan pola didiknya. Wajar jika utusan-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW memberikan teladan bagaimana mendidik generasi muslim nan seharusnya dilakukan oleh para orang tua di global ini. Nabi Muhammad SAW memberikan teladan mendidik anak dengan keikhlasan, ketulusan serta kesabaran nan berlimpah pada diri anak.

Keikhlasan, ketulusan serta kesabaran dari nan mendidiknya tentu bukan berarti memanjakannya. Akan tetapi lebih mengarah pada pembentukan sosok pribadi anak nan rabbani yaitu dihiasi keimanan dan ketakwaan nan sebenar-benarnya. Anak akan tumbuh menjadi sosok sholeh dengan menjadikan iman serta takwa dalam menjalani kehidupannya.



Tujuan Pendidikan Anak Dalam Islam

Adapun konsep pendidikan anak tersebut mempunyai tujuan buat menjadikan generasi muda nan rabbani. Seperti ulasan di atas, maksudnya yaitu generasi nan menjadikan iman serta takwanya kepada Allah SWT sebagai pondasi diri. Termasuk di dalamnya ia akan dicetak sebagai generasi unggul di tengah-tengah umat.

Adapun proses pendidikan anak dalam Islam ini harus disertai dengan keikhlasan, kesabaran dan ketulusan oleh pendidik (guru) nan melakukannya. Para pendidiknya pun juga memberikan teladan bagaimana seharusnya sosok generasi rabbani dambaan umat di masa depan. Ia akan menjadi anak sholeh dengan kepribadian Islamnya nan tinggi layaknya teladan umat muslim di seluruh global yaitu Nabi Muhammad SAW.

Kepribadian sosok Muhammad inilah nan menjadi acuan primer para pelaku pendidik dalam mendidik generasi muslim. Bagaimana seharusnya para generasi menjalani kehidupan pribadinya serta ketika bersosialisasi dengan masyarakat, semuanya telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Meski tugas pendidik tak mudah, tapi Allah SWT telah menjanjikan balasan berupa pahal dan surga-Nya buat para pendidik generasi Rabbani ini.



Konsep Pendidikan Anak Muslim

Mendidik seorang anak bukan termasuk hal nan mudah dan bisa dianggap remeh begitu saja. Akan tetapi, mendidik anak dalam Islam tentunya memiliki konsep tersendiri nan khas sebab pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW serta hasil dari konsep pendidikan Islam dalam diri para ilmuwan terkenal di dunia. Para ilmuwan tersebut seperti Al-Khawarizmi ataupun Ibnu Sina serta lainnya. Mereka bukan hanya pakar di bidang ilmu niscaya saja, tapi juga ilmu dalam agama Islam lainnya seperti fiqih, hadits dan sebagainya. Itulah mereka sosok generasi rabbani kaum muslim nan menjadi dorongan positif bagi para pendidik.

Adapun konsep pendidikan anak dalam Islam mempunyai beberapa bagian penting. Bagian krusial tersebut yaitu aqidah berkaitan dengan keimanan serta pembentukan kepribadian nan khas sebagai seorang muslim. Berikut penjelasannya.

  1. Aqidah pada diri anak harus dijadikan sasaran primer dalam konsep mendidiknya. Hal ini bisa dilakukan sejak anak masih dalam kandungan hingga ia lahir ke global ini. Caranya tentu saja dengan sering memperdengarkan ayat-ayat Allah SWT dari Al quran dengan rutin, menyampaikan kata-kata atau sering dikenal sebagai lafal nan baik seperti Allahu Akbar, Alhamdulillah, Subhanallah.

Peran pendidik pertama yaitu seorang ibu. Selanjutnya ketika ia telah mencapai usia sekolah, maka ia mulai dikenalkan kewajiban sholat, puasa sebelum masa balighnya tiba, mengenal akhlak pada Tuhannya yaitu Allah SWT atau bahkan akhlak baik lainnya buat menjalani kehidupan sehari-harinya.

Dalam diri anak harus dimantapkan bahwa hanya Allah SWT nan menciptakan seluruh semesta ini. Adanya Al Quran termasuk bukti nan konkret buat dijadikan panduan hayati bagi semua umat manusia termasuk anak nan masih kecil. Oleh sebab itu, dengan perlahan anak akan mantap dengan keimanan dan ketakwaannya terhadap Allah SWT melalui pembiasaan pola asuh dan pola didik nan benar.

  1. Menjadikan anak menjadi sosok dengan kepribadian nan khas seperti halnya ilmuwan muslim seperti ulasan di atas. Anak akan mengetahui betapa pentingnya menjadi generasi rabbani bagi agamanya. Ia tak hanya pandai berbicara tanpa ilmu, tapi mereka akan berbicara, berpikir dan melakukan sesuatu sinkron dengan keimanan dan ketakwaannya hasil dari tertancapnya aqidah nan sahih dan kuat dalam dirinya.

Bagian krusial dari konsep pendidikan tersebut tak bisa dipisahkan satu sama lain. Keduanya mendukung karena aqidah sebagai pondasi primer sehingga terbentuk kepribadian nan khas pada diri anak. Anak akan mudah melakukan segalanya dengan maksimal ketika di rumah dan lingkungan sekitarnya juga mengkondisikannya. Hal inilah nan seharusnya harus senantiasa dimiliki oleh pemerintah, masyarakat serta keluarga muslim utamanya.



Materi Pendidikan Anak dalam Islam

Pelaksanaan konsep pendidikan anak dalam Islam tentu saja ada kurikulumnya sebagaimana kurikulum nan dilakukan oleh pendidikan-pendidikan umum. Untuk itu, bila kita ingin membuat suatu sekolah nan mengakomodasi pendidikan model ini haruslah mengerti konsepnya terlebih dahulu. Untuk itulah, pendidikan anak tak bisa dilakukan dengan cara hapalan saja, namun juga bagaimana mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh sebab itu, materi pendidikan anak dalam Islam nan menjadi pelaksanaan konsep pendidikan anak dalam Islamtidak hanya ada dalam angan-angan saja. Materi tersebut tentunya mengarah pada semakin mudah dan mantapnya keimanan anak terhadap Allah SWT serta kekhasannya sebagai seorang muslim.

Anak bisa dilatih majemuk ilmu nan dibutuhkan dalam kehidupan juga seperti sains serta teknologi. Mereka diberikan keluasan berkreasi dengan keahlian individunya, tetapi tak melupakan hal primer dalam dirinya yaitu keimanan pada pencipta melalui pemahaman ilmu agama. Materi dalam masing-masing ilmu tak sebatas ilmu belaka, tapi juga dilakukan dalam kehidupan kesehariannya,

Ketika anak masih belum baligh, tentunya mereka harus dibimbing apa saja kewajiban nan diperintahkan secara individu oleh Tuhannya. Misalnya seperti sholat ataupun puasa wajib. Anak diberikan contoh bagaimana sebaiknya bersosialisasi dengan orang lain. Misalnya dalam hal adab berbicara pada orang tua, adab makan minum serta adab lainnya.

Materi-materi tersebut bisa bervariasi asalkan teraih sasaran nan berada dalam konsep pokoknya. Kurikulum pun berjalan sinkron konsep pokok tanpa adanya penyimpangan. Sebab, defleksi dalam kurikulum bisa menghambat terbentuknya generasi rabbani. Apalagi Islam termasuk agama mulia serta rahmat bagi seluruh alam. Segala apa nan dilakukan oleh anak ketika sudah baligh akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Wajar saja jika anak harus memahami materi pendidikan dalam Islam sebaik-baiknya.

Generai muslim bukanlah generasi nan lemah dan tak khas. Tapi sebaliknya, generasi muslim melalui konsep serta materi nan disampaikan dalam mendidiknya, semua harus tetap memperhatikan sasaran primer yaitu dapat tercapainya generasi masa depan nan rabbani. Generasi dambaan sepanjang masa sebab memperkokoh kekuatan dan kemuliaan Islam di global ini.