Alasan Terjadinya Perang Amerika

Alasan Terjadinya Perang Amerika

Sejarah mengatakan bahwa negara sekuat Amerika pun ternyata pernah mengalami perang. Sepertinya perang memang menjadi bagian dari negera mana pun. Tanpa peperangan tampaknya satu peradaban mungkin tidak dapat tercipta dengan variasi nan begitu banyak. Perang membawa akibat sosial, ekonomi, budaya nan luar biasa. Begitu pun dengan Perang Amerika. Pada masa penjajahan, perang Amerika terjadi ketika banyaknya koloni warga Eropa nan menduduki wilayah mereka. Warga Amerika nan merasa terusik kemudian memberontak.



Perang Amerika Bagian dari Sejarah Amerika

Amerika ialah sebuah negara adidaya nan seolah dapat melakukan apapun terhadap negara lain. Saat ini Amerika dianggap sebagai satu negara nan paling kuat di global walaupun mempunyai utang segunung. Hampir di seluruh daratan dan lautan nan ada di Bumi ini, tidak ada nan tidak mendapatkan ‘sentuhan’ Amerika. Segala bentuk pemerintahan demokrasi hampir semuanya mendapatkan sentuhan tangan Amerika.

Tidak mengherankan kalau buat dapat seperti sekarang ini, berbagai perang harus diladeni oleh Amerika. Afghanistan, Pakistan, Korea, dan di negara-negara lainnya perang Amerika atau perang nan melibatkan Amerika, niscaya terdengar. Bila tentara Amerika tak terjun langsung, paling tak Amerika tahu dan memberikan donasi baik secara strategi, nasihat, maupun peralatan perang.

Perang Amerika ini juga berlangsung cukup sengit pada masa awal terbentuknya negara Amerika. Benua Amerika nan ditemukan oleh seorang pelaut bernama Christopher Columbus pada 1492, telah mengalami berbagai bentuk perang.

Mungkin banyak nan tak mengetahui bahwa sebenarnya nenek moyang penduduk orisinil Amerika berasal dari Asia. Tetapi itu merupakan sejarah nan tidak terlalu banyak diangkat ke permukaan. Demi perebutan kekuasaan, perang menjadi jalan nan paling sering diambil. Seolah tanpa peperangan suatu masalah nan melibatkan bangsa nan berbeda, tidak dapat diselesaikan. Perang demi perang terus berlangsung. Ketika bangsa-bangsa Eropa menginjakan kaki mereka ke benua Amerika, perang itu semakin menjadi. Dari perang Amerika nan dianggap sebagai perang tradisional dengan peralatan seadanya hingga perang modern dengan peralatan perang nan sudah cukup canggih.

Zaman kolonial, bangsa Inggris menduduki Pulau Renaoke nan terletak di Carolina Utara, Amerika Serikatt, pada 1585 dan mendirikan permukiman di sana. Namun, itu tak berlangsung lama. Kemudian, pada 1607, bangsa Inggris berpindah ke daerah Jamestown, Virginia. Pendiri permukiman di daerah tersebut ialah John Smith dan orang-orang nan tertarik dengan kekayaan dan petualangan.

Rupanya, Inggris bukan satu-satunya bangsa nan pernah meninggali benua Amerika. Banyak juga bangsa lain nan mencoba menapakkan kakinya di negara Amerika, antara lain bangsa Spanyol nan pada sekitaran 1500 pernah mendiami wilayah Amerika, juga bangsa Belanda nan mendirikan kelompok masyarakat di New York.



Perang Amerika – Perang Saudara

Perang Amerika, bahkan juga terjadi antara sesama penduduk Amerika sendiri. Perang tersebut dikenal dengan nama perang saudara. Kehidupan warga orisinil Amerika oleh warga-warga Eropa semakin tersiksa. Bangsa Indian dianggap sebagai bangsa nan tidak dapat diajak bekerja sama. Gaya hayati bangsa Indian nan sangat sederhana itu pun dipandang malah menghambat perkembangan bangsa-bangsa pendatang. Akhirnya perang pun pecah dan korban rakyat sipil berjatuhan. Selain dampak perang, banyak warga Amerika nan meninggal dampak penyakit bawaan warga Eropa nan bermukim di wilayah Amerika.

Pada 1700-an, mulai bermunculan gerakan-gerakan religius. Gerakan-gerakan religius seperti itu bermunculan dampak situasi Amerika saat itu. Hal tersebut menjadi pengaruh terhadap terjadinya revolusi Amerika.

Revolusi Amerika ialah perang nan dilakukan bangsa Amerika buat melepaskan diri dari koloni-koloni Eropa. Para pemuka agama pada masa itu melakukan penyerangan terhadap bangsa Inggris. Peristiwa nan terkenal pada masa Revolusi Amerika salah satunya ialah Boston Tea Party .

Peristiwa tersebut terkenal dengan pembuangan teh nan jumlahnya ratusan kotak di pelabuhan Boston. Tokoh nan terkenal dari peristiwa ini ialah Benjamin Franklin, Thomas Jefferson, John Hancock. Para bapak bangsa Amerika itu berupaya semaksimal mungkin membebaskan masyarakatnya dari jerat para penjajah nan terlihat semakin menikmati kekayaan bangsa Amerika. Perang Amerika dalam membebaskan diri dari bangsa Inggris nan menjajahnya memang cukup sengit. Mereka pun berupaya mendapatkan peralatan perang modern sehingga mampu manunggal dan mengusir bangsa penjajah nan berasal dari daratan Eropa.

Di Amerika, rupanya juga pernah terjadi perang saudara. Pada 1840 hingga 1850, wilayah Amerika bagian utara dan selatan rupanya tak saling menyukai. Penyebabnya ialah disparitas di antara mereka, seperti disparitas sistem mata pencaharian, disparitas fisik, dan disparitas pandangan hidup. Semua disparitas itu menimbulkan kebencian nan berujung pada terjadinya perang di antara mereka.



Alasan Terjadinya Perang Amerika

Wilayah utara nan sebagian besar mengembangkan industri sebagai mata pencaharian berbeda dengan wilayah selatan nan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Pandangan mengenai perbudakan di antara mereka pun berbeda. Wilayah utara rupanya tak memerlukan budak dalam sistem perekonomiannya. Namun, tak dengan wilayah selatan nan justru mengizinkan adanya perbudakan. Sistem perbudakan ini salah satu hal nan menjadi alasan mengapa mereka berperang. Satu pihak ingin mengapuskan perbudakan, pihak lain ingin terus berupaya memelihara sistem perbudakan demi kepentingan industri mereka nan sednag berkembang.

Sistem pemerintahan kedua wilayah pun sangat berbeda. Utara nan mempunyai sistem pemerintahan republik berbanding terbalik dengan sistem pemerintahan demokrat nan dianut masyarakat Amerika di wilayah selatan.

Perbedaan nan terjadi di antara keduanya menyebabkan perang saudara nan banyak membuat masyarakat dari kedua wilayah Amerika terbunuh. Perang Amerika nan berupa perang saudara ini sebenarnya sangat menyiksa kedua belah kubu nan saling berpereang. Mereka merasa kelelahan dan tidak ingin ada perang. Mereka menyadari bahwa perang telah membuat kehidupan mereka menjadi terbatas dan didera ketakutan setiap saat. Mereka pun merasa bersalah sebab pada dasarnya mereka membunuh sesama anak bangsa Amerika sendiri.

Pihak pemerintahan Amerika pun tampaknya sudah berusaha buat mendamaikan perang saudara ini. Salah satunya dengan membuat perjanjian kesepakatan damai bagi kedua belah pihak. Namun, hal itu selalu gagal. Ego telah menghalangi terjadinya perdamaian.

Perang nan juga tak kalah terkenal di Amerika ialah perang nan berkaitan dengan ras. Pada masa itu, penduduk dengan rona kulit hitam mendapat perlakuan tak manusiawi dari masyarakat berkulit putih.

Perang rasisme ini berlangsung pada 1919 hingga 1939. Pemerintahan pada masa itu menuduh mereka nan berkulit hitam, orang-orang Katholik dan Yahudi, bertanggung jawab atas perang dan masalah-masalah nan terjadi saat itu.



Pendamai Perang Amerika – Franklin D. Roosevelt

Perang Amerika nan sudah berlangsung sejak zaman kolonial akhirnya sedikit mereda. Hal ini merupakan pengaruh positif dari terpilihnya Franklin D. Roosevelt sebagai presiden Amerika setelah mengalahkan Herbert Hoover.

Franklin membuat kesepakatan baru pada sistem pemerintahan dengan memberikan donasi terhadap masyarakat dan pemulihan keadaan ekonomi dengan memberikan pekerjaan pada pemuda-pemuda pengangguran Amerika walaupun dengan gaji kecil.

Para pemuda nan terfokus pada pekerjaannya akhirnya merasa tak mempunyai daya berperang. Mereka pun menaydari bahwa perang hanya membawa bencana. Tidak ada gunanya berperang bila hanya akan membawa celaka bagi kedua belah pihak. Membangun bersama akan lebih baik daripada berperang. Selain itu, taraf buta huruf nan juga terus diperangi, turut memberikan andil merubah cara pandang masyarakat Amerika terhadap perang. Hingga akhirnya Perang Amerika nan berupa perang sipil atau perang saudara itu terhapuskan.

Namun, kini perang Amerika itu terjadi di mana-mana walau bukan di tanah Amerika. Jiwa berperang nan dimiliki oleh bangsa Amerika tersalurkan di medan perang di daratan negara-negara kaya minyak. Perang Amerika itu terus berlanjut entah sampai kapan.