Tapir - Hewan Langka

Tapir - Hewan Langka

Mungkin sebagian orang mengenal dengan binatang nan satu ini, tapir. Tapir ialah binatang orisinil dari Sumatera dan dapat ditemukan di Thailand, Malaysia. Selain di asia, hewan ini juga dapat ditemukan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Keberadaan tentang binatang ini diperkirakan populasinya telah berkurang.

Di Asia, binatang ini paling besar dibandingkan tapir di Amerika Tengah dan Selatan. Hewan ini tingginya mencapai 1 meter dengan berat 500kg.Hewan dari asia ini habitatnya sangat banyak, dari hutan hingga pegunungan. Biasanya jantan lebih besar dibandingkan betina.

Makanan primer dari hewan ini ialah rumput, pucuk daun, dan buah-buahan dari tumbuhan nan berada di habitatnya. Kelangsungan hewan inisangat lama kira-kira 25-30 tahun. Tapir nan baru lahir biasanya warnanya sangat beda dengan nan sudah dewasa. rona kulit nan baru melahirkan berwarna cokelat sedikit kemerah-merahanan dengan tekstur bulat-bulat putih pada bagian tubuhnya.



Tapir Sumatera

Tapir Sumatera ini ialah hewa penyendiri. Hewan ini selalu menjelajah jalur nan besar sebagai daerah kekuasaannya. Hewan dari Sumatera ini bisanya mencari makanan berupa umbi dan rumput-rumputan. Selain itu, hewan ini bergerak sangat pelan tetapi juga bila merasa terancam dengan binatang lain hewan ini juga dapat berlari cepat meskipun badannya besar. Hewan ini dapat membela dirinya dengan giginya nan tajam dan rahang kuat bila menggigit.

Karena habitatnya hampir punah dan telah hilang sebagian besarnya, maka habitatnya tersebut menjadi perkebunan di Sumatera. Hewan iniadalah jenis hewan herbifora. Hewan ini pemakan rerumputan dan dedaunan di hutan.

Ciri khas dari binatang ini hidungnya panjang nan sedikit mirip belalai gajah. Setiap berjalan niscaya batang hidungnya selalu ada di tanah.
Hewan khas Sumatera ini tubuhnya berwarna hitam dan putih. Bagian depat tubuhnya berwarna hitam, sedangkan bagian badan belakangnya berwarna putih. Mungkin kalau saja dilihat secara nyata, hewan ini sangat unik.

Selain itu, jemari kaki hewan ini pun mempunyai karakteristik khas. Pada kaki depan terdapat empat jari dan kaki belakangnya tiga jari. Telapak kakinya juga hampir mirip dengan kaki badak sumatera.

Jejak kaki dewasa panjangnya kira-kira 220 mm dan lebarnya 240 mm dan kaki belakangnya hampir 127-220 mm dengan panjang sekitar 113-180 mm. Dengan kaki depan nan lebih pendek dan badannya nan besar, hewan ini dapat berlari cepat dan dapat berenang dengan cukup lama.

Belakangan ini, populasinya sangat berkurang. Binatang ini terancam punah sebab adanya penebangan-penebangan hutan oleh manusia sehingga hutan gundul mengakibatkan banjir. Habitat-habitat binatang nan ada di hutan pun banyak nan mati.

Populasi hewan nan biasa disebut dengan tenuk ini pun dapat berkurang sebab ulah penebangan hutan nan tak bertanggung jawab sehingga banyak populasi hewan di Indonesia nan punah. Maka dari itu, kita harus menjaga kelestarian hutan tersebut agar hutan terlihat asri dengan binatang-binatang nan ada di hutan tersebut, dan pertumbuhan binatang nan ada disekitar hutan pun bertambah banyak.

Suaka margasatwa ditunjuk sebagai kawasan krusial bagi perlindungantunik nan hampir punah tersebut. Bukan hanya binatang nan tenar saja nan dilindungi seperti gajah, badak dan harimau, tetapi tenuk juga salah satu binatang satwa nan dilindungi sebab kepunahannya.

Hewan ini berkembang hingga sepanjang 1,8 sampai 2,4 m dan 8 kaki, dengan tinggi 90 sampai 107 cm, dengan berat 250 sampai 320 kg, bahkan berat mereka bisa mencapai 500 kg. Tenuk betina sumatera ini biasanya lebih besar daripada jantan. Seperti jenis lain, ekornya pendek gemuk serta belalai nan panjang dan lentur. Di tiap kaki depannya terdapat empat kuku dan di tiap kaki belakangnya ada tiga kuku. Indera penglihatan hewan ini agak buruk, namun indera pendengarannya dan penciuman tajam.



Tapir Asia

Empat spesies nan ada di global ini merupakan satu dari empat tapir yang ada di dunia. Tubuh dari hewan ini memang sangat besar. Hewan inijuga merupakan binatang nan dilindungi. Hewan ini juga dapat ditemukan di Indonesia, Myanmar, Malaysia, dan Thailand.

Nama ilmiah dari hewan ini ialah “Tapirus indicus” dan di Sumatera biasa disebut tenuk, babi alu, kuda ayer, gindol, cipan, dan masih banyak lagi sebutannya. Dalam bahasa asing disebut juga dengan Malayan tapir, Indian tapir, asian tapir, dan malay tapir.

Fakta-fakta unik dari hewan ini ialah sebagai berikut.

  1. Pola rona hitam dan putih pada hewan ini dipercayai berguna buat kamuflase. Binatang lain mungkin mengiranya batu besar dan bukannya mangsa saat tenuk ini berbaring atau tidur.

  2. Tenuk nan baru lahir terlihat sangat berbeda daripada dewasa. Rona kulit cokelat kemerahan diselingi dengan garis-garis dan bulatan putih bisa menjadi kamuflase baik dari predator.

  3. Hewan ini merupakan perenang nan sangat baik dan bisa tinggal di air selama berberapa menit buat menghindari predator.

  4. Hewan ini mampu memancat tebing-tebing curam dengan lincah.

  5. Hewan ini menandai daerah teritorialnya dengan urine.

  6. Jika meliahat bentuk moncongnya nan panjang, mungkin hewan ini akan dianggap berkerabat dekat dengan babi, padahal hewan iniberkerabat dengan kuda dan badak.


Tapir - Hewan Langka

Bagi binatang ini, sesuatu ancaman nan paling primer dalam habitatnya ialah adanya penebangan hutan dan kebakaran hutan nan membuat habitatnya sedikit berkurang sebab huma habitatnya menjadi perkebunan kelapa sawit. Hewan ini pun akhirnya diberikan konservasi oleh pemerintah dan dilindungi oleh Indonesia.

Selain binatang nan unik, tenuk juga spesies nan tak begitu banyak ditemui di negara-negara lain sebab hanya empat negara nan mempunyai habitat hewan ini. Oleh sebab itu, kita harus menjaga kelestarian binatang-binatang nan hampir punah ini agar kelestarian populasi hewan berkembang dan bertambah banyak.

Suaka Margasatwa Dolok Surungan ditunjuk menjadi kawasan perlindungan dan sebagai salah satu kawasan krusial konservasi hewan ini dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 43/Kpts/Um/1974. Meskipun tak ‘setenar’ harimau sumatera, mawas, badak, atau gajah, tetapihewan ini tetap merupakan salah satu satwa nan dilindungi kebanggaan Indonesia.

Dengan status dalam daftar merah IUCN 2008 sebagai satwa nan berkategori Endangered (sama dengan harimau sumatera), sebenarnya sangat cukup alasan bagi kita semua buat mengambil perhatian nan lebih serius bagi konservasi tenuk.

Dengan adanya konservasi Kementerian Kehutanan, diharapkan binatang-binatang nan ada di Indonesia ini mendapat konservasi dan selalu diperhatikan. Satwa-satwa di Indonesia sangat majemuk dan sangat banyak dan sayang sekali apabila satwa-satwa di Indonesia ini kurang diperhatikan. Dengan melindungi satwa-satwa di Indonesia, kita dapat menjadikan Indonesia sebagai objek wisata nan memiliki beraneka ragam binatang.

Selain beraneka ragam dengan binatang-binatang nan ada di Indonesia, pengunjung wisata pun akan mengagumi estetika satwa-satwa nan ada di Indonesia. Oleh karena itu, perhatikanlah kelangsungan hayati satwa-satwa nan ada di hutan. Jagalah hutan dengan baik agar tak terkena erosi dan merusak lingkungan hayati binatang-binatang di hutan. Jangan lah menebang hutan sembarangan agar tak menyebabkan banjir.

Semoga dengan membaca artikel tentang tapir ini, Anda nan menyukai binatang-binatang satwa Indonesia bisa melindungi binatang tersebut agar tak punah sehingga pelestarian binatang di Indonesia berkembang dengan pesat.