Biodata Hewan Langka

Biodata Hewan Langka

Di Indonesia, ada sederet biodata hewan langka . Dapat dipastikan angkanya terus bertambah seiring rusaknya habitat dan perburuan massal. Padahal, hewan ini sebenarnya tidak mengganggu eksistensi manusia, tapi ternyata justru ada nan sengaja dibantai atau habitatnya dirambah manusia buat kepentingan komersial.

Menjadi kerugian nan luar biasa jika flora dan fauna Indonesia tiba-tiba punah dari muka bumi Indonesia, dan jika sudah punah tidak mungkin mengembalikan lagi hewan tersebut ke alam liar. Maka dari itu, sangat memprihatinkan jika jenis hewan langka di Indonesia makin banyak dalam daftar hewan di lindungi.

Semisal dua puluh tahun lalu kawanan burung gagak masih banyak dijumpai beterbangan di daerah perkotaan. Ketika pagi hari mereka dapat dilihat hingga di pohon-pohon kelapa. Tapi itu dulu, sekarang sudah sangat sulit melihat kawanan burung gagak berterbangan di dekat perumahaan penduduk dan perkotaan. Populasi burung ini kian menyusut sebab faktor polusi udara dan perburuan. Itu salah satu contoh kecil saja, masih ada banyak spesies fauna nan populasinya mulai berkurang.



Faktor Penyebab Kepunahan

Penyebab kepunahan flora dan fauna di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga sebab, yakni ulah manusia, faktor alam, dan faktor penyakit. Namun, faktor manusialah nan paling berdosa atas kepunahan biota. Manusia menjadi hama sekaligus predator bagi lingkungannya.

Berikut ini ialah klarifikasi tentang faktor penyebab populasi hewan menjadi langka dan hingga punah.

1. Putus rantai makanan
Rangkaian rantai makanan merupakan siklus primer penyangga pada sebuah habitat . Misalnya, burung elang jawa ialah karinvora nan menduduk loka teratas pada rangkaian rantai makanan. Elang jawa ini ialah pemakan tikus dan burung pipit. Jika kedua makanan tidak dari alam, maka burung elang akan kesulitan mencari makan, lama-lama mereka wafat kelaparan dan enggan bereproduksi. Tentu saja, populasi elang ini menurun dengan sendirinya dan akhirnya punah dari alam.

Faktor putusnya rantai makanan sebab terjadi hilangnya salah satu sumber makanan dari hewan. Hilangnya sumber makanan sebab kerusakan alam dan faktor perburuan. Misalnya, koala di Australia itu hanya mau makan daun ekaliputus. Nah, jika pohon ekaliptus itu ditebangi atau wafat sebab penyakit, otomatis koala juga turut wafat kelaparan.

2. Perburuan
Faktor kedua ialah perburuan nan dilakukan secara masif dan terus menerus. Misalnya, nan terjadi pada nasib burung cendrawasih dari Papua. Burung ini dinyatakan hampir punah sebab diburu oleh penduduk lokal selama puluhan tahun tanpa henti. Pemburu menangkap burung ini hanya buat diambil bulunya. Memang, bulu cendrawasih terkenal indah, bulu ini oleh masyarakat setempat dipakai buat hiasan kepala.

Kebutuhan pasar terhadap hewan eksklusif sangat tinggi ditambah harga jualnya pun mahal. Hal ini dapat memotivasi orang buat mencari hewan buruan lebih banyak. Misalnya, burung nuri dan burung bayan Maluku. Walaupun dua burung ini masuk dalam daftar hewan dilindungi, ternyata masih ada juga orang memperjualbelikan burung ini.

3. Polusi
Polusi menjadi salah satu penyebab menyusutnya beberapa sepesies hewan di Indonesia. Sungai nan dipenuhi limbah beracun nan dibuang oleh pabrik, dapat menjadi racun mematikan bagi ikan-ikan dan biota di dalamnya.

Demikian juga perairan bahari nan tercemar sampah dan zat kimia menyebabkan beberapa hewan bahari wafat keracunan. Misalnya, penyu hijau dan penyu belimbing nan jumlahnya menyusut drastis sebab faktor ini. Tak hanya penyu saja nan rentan terhadap kepunahan, beberapa hiu pun mengalami nasib nan sama. Sering ditemukan hiu wafat terdampar di pantai sebab memakan sampah plastik dan benda lain nan dibuang oleh manusia ke laut.
Tumpahan minyak dari kapal tanker nan tenggelam, menjadi bala bagi ekosistem laut. Tumpahan minyak mentah tidak dapat urai sempurna, bahkan dapat mematikan terumbu karang.

4. Perambahan hutan
Faktor lain nan menambah deretan biodata hewan langkah, ialah perambahan hutan loka habitat hewan liar. Hutan menjadi komoditas bisnis nan menguntungkan bagi pemodal besar. Pohon-pohon ditebangi buat diambil kayunya, kemudian lahan-lahan hutan menjadi loka nan ideal buat mengembangkan tanaman sawit. Indonesia merupakan negara nan paling parah dalam hal deforestry , padahal kegiatan ini menimbulkan kerusakan hebat pada okesistem hutan. Hewan liar terpinggirkan dari habitat aslinya.



Biodata Hewan Langka

Ternyata daftar biodata hewan langka di Indonesia itu cukup banyak, dan tiap tahun niscaya ada spesies baru nan dilindungi. Ini menjadi sebuah keprihatinan bersama jika ternyata bangsa Indonesia sendiri tidak mampu melindungi kekayaan hayatinya sendiri. Akankah nanti anak cucu kita hanya dapat menonton flora fauna Indonesia dari film dokumenter atau foto saja? Semoga mimpi jelek ini dapat segara disudahi.

Berikut ini ialah sejumlah nama biodata hewan langka :
1. Macan tutul jawa
Macan kumbang menempati urutan pertama daftar hewan langka nan dilindungi. Nama latinnya Panthera pardus melas , populasinya hanya ada di Jawa, terutama di Gunung Pangrango, Jawa Barat, Hutan Gunung Selamet, dan Hutan Gunung Lawu, Jawa Tengah. Macan tutul ini merupakan spesies terakhir kucing besar di Jawa, setelah harimau jawa punah.

Jumlah populasi kucing besarnya tidak lebih dari seratus ekor saja di alam liar. Populasinya terganggu sebab faktor penyusutan hutan basah di Jawa, eksistensinya terdesak oleh manusia. Selain itu, faktor hewan buruan kucing ini juga sudah mulai jarang. Di alam bebas, kucing ini hidupnya soliter, ke mana-mana pergi sendiri. Hanya ketika musim kawin saja kucing jantan mendekati betina.

2. Badak jawa
Hewan kedua nan dilindungi oleh negara ialah badak jawa ( Rhinoceros sondaicus ). Badak jawa berbeda dengan badak afrika nan bercula dua, pada badak jawa hanya mempunyai satu cula saja. Populasinya terpusat di Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten. Jumlah populasi badak ini juga sangat sedikit, tidak lebih dari delapan puluh ekor saja di alam liar. Sisanya dipelihara di kebun binatang.

Hewan ini memiliki Norma berkubang di lumpur dan rawa-rawa, hidupnya selalu menyendiri dan cenderung mengindar dari manusia. Badak merupakan hewan nan sangat lamban bereproduksi, di sisi lain perburuan ilegal terus terjadi,sehingga mempercepat penurunan populasi.

Badak diburu buat diambil culanya saja, sedangkan tubuhnya dibiarkan membusuk. Culanya itu dijual ke pasar gelap, nan nanti dipakai buat bahan pengobatan tradisional.

4. Owa jawa
Owa jawa atau Hylobates moloch masuk dalam daftar hewan langka dan dilindungi. Owa merupakan primata nan habitat aslinya terbatas hanya ada Jawa Barat. Hewan ini banyak diburu buat dipelihara sebagai hewan rumahan. Sifat owa nan mudah jinak dan tidak buas , menjadi daya tarik tersendiri, sayangnya hewan ini populasinya menurun drastis.

Nasib nan sama juga dialami oleh saudaranya di Kalimantan, keberadaan owa Kalimantan juga menyusut sebab habitat aslinya dirambah menjadi huma kelapa sawit.

Demikianlah sekilas tentang biodata hewan langka di Indonesia, semoga daftar panjang hewan langka ini populasinya dapat dijaga agar kelestarian alam hidup Indonesia tetap lestari.