Harakat

Harakat

Al Qur’an ialah Andab kudus umat muslim. Bagi umat Islam, membaca Al Qur’an ialah keharusan. Namun ada beberapa di antara teman muslim nan kurang dapat membaca Al Qur’an secara baik dan benar. Lalu bagaimanakah cara membaca Al Qur’an nan baik dan benar?

Membaca Al Qur’an amat diwajibkan bagi umat muslim sebab dari tiap satu ayat nan Anda baca, terdapat sepuluh kebaikan. Maka dari itu Anda perlu memahami Al Qur’an baik disertai guru pembimbing atau dengan tutorial nan ada di buku. Berikut ini beberapa tips mudah mengenai cara membaca Al Qur’an dengan baik dan benar.

Langkah pertama nan harus Anda pahami bahwa bahasa Arab mengenal huruf hijaiyyah nan berjumlah 28 huruf. Artinya huruf-huruf ini harus Anda hafal. Biasanya umat muslim sejak kanak-kanak telah diberikan pengetahuan dasari semacam ini. Baik di pelajaran agama Islam sekolah dasar maupun ikut Taman Pendidikan Islam atau pengajian masjid. Anak-anak usia enam sampai sepuluh tahun biasanya membaca Iqra nan berjumlah enam jilid. Dimana tiap jilidnya memiliki tingakatan kesulitan dan kemudahan sendiri-sendiri. Semakin tinggi jilidnya, semakin rumit kalimat dalam tulisan Arab.

Nah, sama halnya seperti membaca huruf latin, maka kuasai dan hapalkan ke-28 huruf hijaiyyah itu. Dari huruf ‘alif’ sampai ‘ya’. Sebab hal tersebut merupakan kapital pertama membaca Al Qur’an dengan baik. Biasanya setelah ‘khatam’ Iqra, Anda mulai membaca Al Qur’an dimulai dari surat Al Fatihah dan Al Baqarah ayat 1-5.

Dalam bahasa Arab, Anda mengenal tanda baca nan selalu ada dalam tiap ayat Al Qur’an. Tanda baca itu antara lain fathah, kasrah, dan dhomah nan dpergunakan buat mengeja huruf vokal dalam bahasa Indonesia.

Setelah mengerti tanda baca Al Qur’an, Anda wajib mengetahui kata nan dilafazka sinkron dengan harakat nan harus dibaca. Jadi ada nada panjang dan pendek sinkron dengan harakat. Selain tanda baca seperti fathah, kasrah, serta dhomah, ada tanda baca lain nan harus Anda ketahui. Yakni mad arid lissukun, mad wajib muttasil, dan lainnya. Meski tanda baca ini tidak sering muncul dalam Al Qur’an tapi Anda harus benar-benar mengetahui dan menguasainya.

Kemudian, Anda harus mengetahui teknik membaca Al Qur’an nan lain. Yakni, Idgham Bighunnah atau nan perlu dibaca berdengung sampai 6 harakat, Idgham Billaqunnah, nan juga sama dengan Idgham Bighunnah, harus berdengung sampai 6 harakat. Ada Izhar atau dibaca jelas, ada ikhfa atau dbaca samar, dan Iqlab nan mempertemukan huruf mati, yakni mim.

Setelah mempelajari itu semua, saatnya membaca Al Qur’an. Alangkah lebih baik jika didampingi guru ngaji atau teman nan mahir atau dapat mebaca Al Qur’an. Berikut ini hal-hal nan perlu Anda perhatikan dalam belajar membaca Al Qur’an.



Harakat

Anda mengenal harakat, seperti nan telah disinggung, harakat disebut tanda tasykil atau tanda baca nan ditempatkan pada huruf Al Qur’an agar memperjelas pengucapan huruf. Bagi nan belum akhil balig, biasanya membaca kata bahasa Arab tanpa harakat, seleri alif, ba, ta, sa. Sementara nan sudah dewasa wajib hukumnya menggunakan tanda baca harakat.

Akan tetapi ada pula seorang muslim nan sudah mengenal sebuah kalimat bahasa Arab sehingga ia tidak membutuhkan teks arab dengan harakat. Sementara umumnya, baik buat buku agama di Indonesia dan skala dunia, menggunakan harakat itu mudah ditemui.

Harakat itu ada beberapa, selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:

1. Fathah

Fathah ialah harakat nan berbentuk seperti garis lurus kecil atau tanda petik nan berada di atas satu huruf Arab . Huruf ini melambangkan fonem nan berbunyi ‘a’. Fathah dapat diartikan sebagai pembuka, layaknya mulut mengatakan fonem ‘a’. Jika satu huruf diberi fathah, maka dibacanya pun akan serba ‘a’. Misalnya huruf lam diberi fathah maka akan jadi la.

2. Mad Fathah atau alif khanjariah

Sama halnya dengan fathah, cara penulisannya ditulis layaknya garis vertikal seperti huruf alif kecil dan diletakkan di atas atau di samping kiri huruf. Akan tetapi cara membacanya lain lagi. Kalau Fathah diucapkan pendek, jika mad fathat diucapkan agak panjang. Misalny la ditambah mad fathah jadi dibaca ‘laa’.

3. Kasrah

Merupakan harakat nan membentuk layaknya garis datar kecil nan diletakkan di bawah suatu huruf. Dibacanya ialah ‘I’, sehingga jika suatu huruf ditempeli kasrah maka dibacanya pun akan lain. Misalnya huruf la diberikan kasrah, maka akan menjadi ‘li’. Akan tetapi jika di belakang huruf tersebut ada tambahan huruf ‘ya’, maka dibacanya menjadi agak panjang. Misalnya la ditambah kasrah ditambah ya, jadi ‘lii’.

4. Dammah

Yakni harakat nan berbentuk layaknya huruf wau kecil nan diletakkan di atas huruf. Ini melambangkan fonem ‘u’. Jadi jika suatu huruf ditempeli dammah, maka akan menjadi serba ‘u’. Misalnya la ditambah dammah maka akan menjadi ‘lu’. Namun jika di belakang ada huruf wau, maka dibacanya akan menjadi panjang. Misalnya lu ditambah dammah ditambah wau, maka bacanya ‘luu’.

5. Sukun

Merupakan harakat nan berbentuk bulat kecil seperti lingkaran cincin. Akan tetapi biasanya ditulis sedikit pipih. Sukun melambangkan fonem konsonan atau huruf mati. Harakat sukun biasanya menghasilkan bunyi diftong seperti au dan ai.

6. Tasydid atau syaddah

Harakat nan bentuk hurufnya w. Harakat tasydid merupakan lambang bahwa sebuah konsonan nan dituliskan menggunakan simbol konsonan gAnda, diucapkan dengan ditekan.

7. Tanwin

Harakat pada tulisan nan menyatakan bahwa huruf pada akhir kata tersebut pengucapannya seperti ketika berjumpa dengan huruf nun mati.

8. Wasal

Harakat nan ditulis di atas huruf alif. Hal ini disebut dengan Alif wasal. Wasal berarti menghentikan bacaan. Dan berada di permulaan kata dan tak dibaca jika berada di tengah kalimat. Alif wasal lebih sering dijumpai bersamaan dengan huruf lam atau nan biasa disebut alif lam makrifah.

9. Waqaf

Merupakan tanda berhenti atau menahan, nan dimaksudkan buat menghela atau menghentikan bacaan sejenak. Waqaf dibagi menjadi 4 jenis, di antaranya: taamm atau waqaf sempurna, kaaf atau waqaf memadai, hasan atu waqaf baik, dan qabiih atau waqah buruk.

Membaca Al Qur’an sangat krusial buat bekal Anda di akhirat nanti. Seorang muslim pun minimal harus khatam Al Qur’an minimal sekali dalam seumur hidupnya. Seperti Sabda Rasulullah SAW, nan berbunyi: “ Ibadah nan paling primer bagi umatku ialah membaca Al Qur’an dan Hayati dalam naungan Al Qur’an ialah buat mendapatkan kedamaian dan estetika global akhirat, sebab sesungguhnya Al Qur’an ialah Panduan hayati bagi setiap umat manusia nan setiap kejadian di global sudah tertulis di dalam Al Qur’an .” Jadi bacalah Al Qur’an agar kehidupan sarat dengan kebaikan dan merupakan bekal buat masa akhirat kelak.

Setelah mengetahui teorinya, sekrang saatnya Anda mulai mempraktikannya. Seseorang tak akan dapat membaca Al Qur’an dengan fasih jika tak pernah mempraktekkannya. Bacalah Al Qur’an secara rutin, jika Anda masih belum fasih membaca Al Qur’an, sebaiknya ada nan membimbing Anda selama Anda membaca Al Qur’an, agar dapat membetulkan jika ada kesalahan.