Benarkah Unicorn Ada?

Benarkah Unicorn Ada?

Legenda bukan hanya milik masyarakat Indonesia. Itu betul! Ingat dengan sosok kuda putih bertanduk satu? Ya. Unicorn . Kuda putih bertandung satu itu merupakan salah satu legenda atau mitos nan dimiliki oleh masyarakat Eropa. Sebuah legenda nan mendunia.

Legenda atau mitos ialah sebuah literature nan kebenarannya masih sangat dipertanyakan. Tetapi, cerita legenda atau mitos umumnya memiliki "jalan hidup" nan panjang. Cerita tersebut masih terkenal dari generasi ke generasi. Seperti legenda tentang Unicorn ini.

Masyarakat Eropa rasanya tak ada nan tak mengenal cerita tentang Unicorn ini. Sama seperti ketidakmungkinan masyarakat Sunda jika tak mengetahui cerita Sangkuriang, atau masyarakat Padang nan tak mengetahui cerita tentang Malin Kundang. Karena Unicorn sungguh sangat melegenda dari zaman nenek moyang mereka.

Ketika mendengar nama Unicorn, apa nan terlintas di benak Anda? Negeri dongeng kah? Cerita tentang putri-putri cantik kah? Jika iya, berarti kita sama. Sejenak terlintas sebuah bingkai kejadian seorang putri cantik tengah mengelus-elus Unicorn kepunyaanya. Seorang putri cantik bergaun putih dengan rambut pirang tergerai dan tatapan mata sayu. Dan Unicorn nan juga berwarna putih.

Jika saja Unicorn itu bukan hewan legenda, semua wanita niscaya ingin memilikinya. Kuda berbadan besar dengan tenaganya nan kuat memang identik dengan pria, tapi Unicorn? Warnanya nan lembut, putih, tanduk nan seolah seperti mahkota, menyiratkan bahwa kegagahan nan dimiliki Unicorn tercipta buat melindungi wanita. Abaikan! Ini hanya berandai-andai!

Cerita tentang keberadaan Unicorn ini dimulai dari peradaban bangsa Yunani Kuno. Yunani antik memperkenalkan Unicorn kepada masyarakatnya. Sehingga kala itu, hewan ini menjadi hewan imajiner nan paling terkenal dan dianggap penting. Terutama sekitaran abad pertengahan dan era Renaissance.

Unicorn bukan tergolong mitologi, hewan ini hanya sebatas legenda imajinatif nan digambarkan memiliki taraf keliaran nan tak berbeda jauh seperti hewan kebanyakan. Hewan legenda ini digambarkan hayati di hutan. Hal nan semakin mengidentikkan Unicorn dengan wanita ialah bahwa Unicorn hanya dapat dijinakkan oleh seorang perawan. Dengan kesuciannya, perawan dapat membuat Unicorn nan liar menjadi jinak.

Keliaran Unicorn seolah menguap ketika ada perawan nan mencoba buat mendekatinya. Itulah mengapa Unicorn merupakan simbol kesucian dan rahmat atau karunia. Unicorn memang sungguh sebuah fitnah cerita nan sempurna. Menurut kepercayaan, tanduk Unicorn nan berbentuk spiral tersebut beracun sekaligus dapat digunakan sebagai obat nan manjur.

Lihat, betapa sebuah cerita legenda memang sekaligus selalu dikaitkan dengan kesehatan atau nyawa seseorang. Pun demikian ketika membicarakan mitos Unicorn ini.



Gambaran Unicorn Menurut Beberapa Ahli

Telah disebutkan di atas bahwa Unicorn bukan bagian dari mitologi Yunani. Keberadaan Unicorn terdapat di karya-karya tulisan artis Yunani. Dan tahukah Anda dari mana mereka mendapatkan inspirasi tentang Unicorn buat kemudian dituliskan dalam karyanya hingga akhirnya mendunia? Unicorn mereka dapatkan dari sejarah alam India.

Bagi para sasgtrawan Yunani kuno, India dianggap sebagai sebuah global nan terletak sangat jauh dan sangat indah. Dalam artian lain, mereka sangat mengagumi kebudayaan negeri Taj Mahal itu.

Gambaran pertama tentang Unicorn ini disampaikan oleh Ctesias. Ia ialah seorang dokter sekaligus sejarawan nan berasal dari Cnidus. Dalam citra pertama tentang Unicorn, dokter tersebut menggambarkan ada seekor keledai liar, memiliki tanduk dan berwarna merah, hitam serta putih.

Pandangan tentang bentuk Unicorn juga dimiliki oleh Aristoteles. Ilmuwan tersebut menggambarkan bahwa hewan ini seperti kijang nan bercula. Namun, pada akhirnya, Aristoteles setuju dengan apa nan dikemukakan Ctesias, dan mulai mengamini bahwa itu ialah keledai dari India. Selain pendapat dari dua pakar tersebut, Strabo juga memiliki citra tentang Unicorn.

Strabo ialah seorang sejarawah, filsuf, dan pakar geografi dari Yunani. Filsuf ini mengatakan bahwa di Kaukasus ada seekor kuda bercula dengan kepala seperti rusa. Rata-rata, mereka menggambarkan bahwa tanduk nan dilihatnya pada tubuh hewan tersebut memiliki panjang kurang lebih dua hasta.

Bagaimanapun citra Unicorn , hewan ini sudah "terlanjur" menjadi legenda nan dipercayai. Keberadaan Unicorn dengan simbol kesucian dan ketangguhannya bahkan menjadi sebuah metafora dalam Alkitab Ibrani. Beberapa ayat dalam Alkitab Ibrani nan kurang lebih seperti di bawah ini menggambarkan demikian.

  1. God brought them out of Egypt; He hath as it were the strength of an Unicorn.

  2. His glory is like the firstling of his bullock, and his horns are like the horns of unicorns : with them he shall push the people together to ends of the earth.

  3. And the Unicorns shall come down with them, and the bullock with their bulls; and their land shall be soaked with blood, and their dust made fat with fatness.


Unicorn nan Diburu

Unicorn nan penuh legenda tersebut membuat banyak orang cukup penasaran dengan bentuknya. Perburuan terhadap hewan ini pun dilakukan. Dan cara nan digunakan ialah menggunakan perawan sebagai umpan.

Leonardo da Vinci menulis nan kurang lebih mengatakan bahwa Unicorn kesulitan mengontrol dirinya sendiri. Untuk membuat dia tenang, caranya hanya satu, gunakan perawan. Maka, Unicorn akan dengan mudah duduk lalu tertidur di pangkuan perawan tersebut. Sehingga pemburu akan dengan leluasa menangkap Unicorn.

Dari seri Gothic, perburuan Unicorn diceritakan penangkapan Unicorn bahkan melibatkan anjing. Tentu saja juga dengan membawa perawan sebagai umpan nan ampuh buat Unicorn. Unicorn nan sukses ditangkap kemudian diikat pada pohon delima. Apa nan terjadi pada Unicorn ini dijadikan motif pada pembuatan permadani kala itu.

Shakespeare juga menceritakan tentang peristiwa perburuan Unicorn. Dalam ceritanya, Shakespeare, mengatakan bahwa para pemburu itu mengikat Unicorn pada pohon. Unicorn tak dapat mengendalikan diri dan marah. Bentuk kemarahannya ia perlihatkan dengan menancapkan tanduknya ke pohon tersebut.



Benarkah Unicorn Ada?

Jika pertanyaan tersebut diajukan, jawabannya hanya dapat diterima akal jika disertai dengan bukti. Inovasi prasejarah berbentuk tulang nan diyakini membentuk kerangka Unicorn ditemukan di Pegunungan Harz, Jerman. Inovasi kerangka Unicorn di gua Jerman tersebut tentu memaksa para pakar buat meneliti kebenarannya. Mereka kemudian menyusun kerangka nan terbilang tak utuh. Setelah sukses menyusunnya, mereka nan asalnya tak percaya, mulai goyah.

Baron Georges Cuvier berpendapat bahwa jika memang benar, kerangka Unicorn tersebut haruslah berbuku-buku. Dan entahlah, apakah itu semua benar. Hingga kini, rangkaian kerangka tersebut dapat Anda lihat sendiri di Jerman.



Unicorn dan Vegasus

Pernah mendengar sebelumnya tentang Vegasus? Jika dilihat dengan seksama, kedua hewan ini memiliki kemiripan nan cukup besar. Sama-sama berbentuk kuda dan sama-sama memiliki tanduk, serta sama-sama legenda. Bahkan mungkin, sebab terlalu identik, ada di antara Anda nan bingung, mana nan Vegasus dan mana nan Unicorn?

Secara fisik, dua binatang ini memiliki kecenderungan juga perbedaan. Kesamaannya sudah dijabarkan di atas. Sementara perbedaannya adalah, Vegasus digambarkan memiliki sayap, sementara Unicorn tidak. Tanduk nan dimiliki Vegasus pendek, sementara tanduk nan dimiliki Unicorn panjang. Keberdaan kuda dengan bentuk nan elegan ini menjadi khazanah tersendiri dalam global legenda, khususnya legenda binatang.