Cerita Rakyat Sangkuriang

Cerita Rakyat Sangkuriang

Tiap-tiap wilayah di Indonesia memiliki cerita rakyat nan niscaya saja berbeda. Tentu saja sebab tradisi dan adat istiadat nan terdapat di setiap daerahnya pun berbeda. Di wilayah Jawa Barat misalnya. Di tanah pasundan, cerita rakyat Sangkuriang sepertinya belum tertandingi oleh cerita rakyat nan lain. Sangkuriang masih menjadi topik hangat dikalangan pendongeng, bahkan di luar wilayah Jawa Barat sendiri.

Cerita rakyat Sangkuriang akan terus melegenda, meninggalkan bekas cerita pada sebuah gunung di Jawa Barat.Cerita rakyat Sangkuriang tak akan pudar selama gunung tersebut masih tetap menjulang tinggi. Gunung Tangkuban Parahu ialah saksi bisu dari berjalannya waktu. Sebuah waktu nan tak mampu menghapuskan kisah legendaris itu.

Rakyat Jawa Barat rasanya pantas berbangga, sebab mitos legendaris ini terlahir di tanah pasundan. Berkat cerita rakyat Sangkuriangnya jugalah, Jawa Barat semakin melengkapi cerita legenda nan dimiliki Indonesia.

Cerita rakyat Sangkuriang memiliki kekhasan tersendiri nan sudah tentu tak dimiliki oleh cerita rakyat dari daerah manapun. Meskipun sama-sama bercerita tentang interaksi antara ibu dan anak, cerita rakyat Sangkuriang ini berbeda dengan cerita rakyat Malin Kundang nan berasal dari Sumatera Barat.



Cerita Rakyat Sangkuriang

Cerita Rakyat Sangkuriang – Cerita Dayang Sumbi

Cerita rakyat Sangkuriang dimulai ketika Raja Sungging Perbangkara tengah pergi berburu ke dalam hutan. Di dalam hutan, Raja Sungging Perbangkara tidak tahan buat buang air kecil. Air seni Raja Sungging nan ditampung dalam daun keladi hutan kemudian tanpa sengaja diminum oleh seekor babi betina nan ingin menjadi manusia dan tengah bertapa karenanya. Babi betina itu bernama Wayung.

Babi betina bernama Wayung itupun hamil sesaat setelah meminum air seni Raja Sungging Perbangkara. Wayung kemudian melahirkan seorang anak wanita nan cantik. Anak cantik itulah nan menjadi cikal bakal lahirnya cerita rakyat Sangkuriang, yaitu Dayang Sumbi atau Rarasati.

Cerita rakyat Sangkuriang pun berlanjut dengan cerita seputar Dayang Sumbi. Kecantikan lahiriah nan dimiliki Dayang Sumbi menjadi rebutan di antara para raja. Dayang Sumbi nan tak bahagia hal itu terjadi akhirnya memutuskan buat pergi ke hutan bersama anjing peliharaannya nan bernama Tumang.

Suatu hari, diceritakan dalam cerita rakyat Sangkuriang, ketika Dayang Sumbi tengah menjahit, gulungan benang nan ia gunakan tiba-tiba saja terjatuh. Merasa malas, kemudian Dayang Sumbi mengucapkan satu kalimat nan akhirnya menjodohkan ia dengan seekor anjing. Dayang Sumbi berucap, siapa saja nan bisa mengambilkan gulungan benang itu, jika ia ialah lelaki, maka akan ia jadikan suaminya.

Hal itu pun sahih terjadi. Tumang, anjing nan dibawanyalah nan akhirnya mengambilkan gulungan benang itu untuknya. Merasa telah mengucapkan janji, Dayang Sumbi pun berkewajiban buat menepatinya. Dayang Sumbi pun bersuamikan seekor anjing. Dari perkawinannya dengan seekor anjing itulah, kemudian lahirlah Sangkuriang. Dari sinilah, cerita rakyat Sangkuriang benar-benar dimulai.



Cerita Rakyat Sangkuriang – Cerita Sangkuriang

Cerita rakyat Sangkuriang tentu saja dimulai dengan cerita cerita masa kecil dari Sangkuriang itu sendiri. Sangkuriang tumbuh jadi anak lelaki nan pemberani. Sebagian besar waktunya ia habiskan buat berburu di hutan. Ketika berburu, Sangkuriang selalu mengajak Tumang. Suatu hari, Sangkuriang ingin berburu babi. Babi nan diburu kebetulan ialah babi betina Wayungyang. Tumang menolak ketika Sangkuriang memerintahkannya buat mengejar babi itu. Sangkuriang pun marah.

Tanpa mengetahui bahwa anjing itu ialah ayahnya, Sangkuriang membunuh Tumang. Ia lantas menyerahkan hati si Tumang pada ibunya buat dimasak. Ibu beranak itu kemudian memakan hati si Tumang. Cerita rakyat Sangkuriang pun mengalami konflik pada babak ini.

Dayang Sumbi nan merasa aneh, sebab hingga sore hari Tumang tak kunjung pulang, kemudian bertanya pada Sangkuriang. Mendengar jawaban Sangkuriang, Dayang Sumbi sangat marah dan kecewa. Dayang Sumbi memarahi Sangkuriang dan memukul kepala Sangkuriang menggunakan centong nan digunakannya buat mengambil nasi.

Pukulan di kepala Sangkuriang pun meninggalkan bekas. Bekas luka nan berada di kepala Sangkuriang itulah nan nantinya “berperan” besar dalam jalannya cerita rakyat Sangkuriang.
Merasa diperlakukan tak baik oleh ibu kandungnya sendiri, hanya sebab membunuh seekor anjing, Sangkuriang akhirnya pergi meninggalkan rumah. Sangkuriang memutuskan buat pergi jauh dan tak akan pernah kembali.

Bertahun-tahun berlalu, Sangkuriang tumbuh menjadi anak lelaki nan gagah dan tampan. Dayang Sumbi nan sangat mengharapkan Sangkuriang kembali, meminta kepada dewa buat tetap menjaganya agar selalu muda dan cantik. Dayang Sumbi ingin ketika nanti Sangkuriang kembali, ia masih mengenalinya sebagai ibu kandungnya. Dayang Sumbi pun masih terlihat cantik, walaupun sebenarnya usianya sudah tak muda lagi.



Cerita Rakyat Sangkuriang – Bertemunya Sangkuriang dan Dayang Sumbi

Hari itupun tiba. Cerita rakyat Sangkuriang menemukan titik terserunya. Sangkuriang berjumpa dengan Dayang Sumbi. Bukannya mengenali Dayang Sumbi sebagai ibunya, Sangkuriang justru jatuh hati pada kecantikan Dayang Sumbi. Dayang Sumbi nan juga taktahu bahwa lelaki tampan itu ialah anaknya sempat menjalin kasih dengan Sangkuriang.

Cerita rakyat Sangkuriang pun berlanjut, hingga suatu hari ketika Dayang Sumbi membelai kepala Sangkuriang, Dayang Sumbi menemukan luka bekas pukulan nan dilakukan pada anaknya beberapa tahun nan lalu. Dayang Sumbi pun akhirnya tahu bahwa Sangkuriang ialah anak kandungnya nan pergi beberapa tahun lalu.

Dayang Sumbi memikirkan berbagai cara agar pernikahan antara Sangkuriang dengan dirinya tak pernah terjadi. Dayang Sumbi nan telah dipinang oleh Sangkuriang kemudian mengajukan beberapa persyaratan. Sangkuriang harus mampu membuat danau dan bahtera serta membendung sungai Citarum hanya dalam waktu satu malam. Sangkuriang nan telah berubah menjadi pemuda sakti pun menyanggupinya. Cerita rakyat Sangkuriang juga dilengkapi dengan berbagai cerita mistis.



Cerita Rakyat Sangkuriang - Sangkuriang dan Gunung Tangkuban Perahu

Cerita rakyat Sangkuriang juga menceritakan bagaimana Sangkuriang kecil telah berubah menjadi seorang lelaki dewasa dengan kekuatan super. Selama pelariannya tersebut, Sangkuriang berguru dan menjadi sakti mandraguna karenanya. Syarat nan diajukan Dayang Sumbi pun menjadi mungkin buat diwujudkan.

Tanpa disangka oleh Dayang Sumbi, Sangkuriang ternyata sahih mampu memenuhi persyaratan nan diberikannya. Ketika semua persyaratan hampir selesai, Dayang Sumbi kembali meminta petunjuk dari Sang Hyang. Sang Hyang pun memerintahkan Dayang Sumbi buat mengibaskan selendang nan dimilikinya. Seketika itu juga, secara mistik tiba-tiba muncul matahari dari arah timur.

Melihat hal itu Sangkuriang kecewa. Ia merasa gagal. Sangkuriang marah dan menghancurkan pekerjaan nan sudah hampir selesai. Ia menendang bahtera setengah jadi dengan sekuat tenaga. Bahtera itu terguling dalam keadaan tertelungkup. Keadaan bahtera nan tertelungkup itulah nan kini dikenal masyarakat Jawa Barat dan sekitarnya dengan sebutan Tangkuban Parahu. Tangkub atau nangkub dalam bahasa Sunda nan artinya tertelungkup.

Cerita rakyat Sangkuriang berakhir dengan kesedihan dikedua belah pihak. Ibu dan anak itu hingga akhirnya hayatnya tak saling mengenali. Gunung Tangkuban Bahtera nan hingga kini masih menjadi obyek wisata kebanggaan Parahyangan menjadi saksi bisu perjalanan hayati dari Dayang Sumbi dan Sangkuriang.