Zat Aditif Dalam Kehidupan Manusia

Zat Aditif Dalam Kehidupan Manusia

Zat aditif. Kita sering mendengar kata tersebut. Apakah sebenarnya zat aditif? Zat Aditif ialah bahan kimia nan ditambahkan dalam makanan buat pengawet, perasa, maupun mempercantik fisik makanan tersebut. Ada zat aditif nan tergolong kondusif dan tak aman. Meskipun demikian, zat aditif pada makanan tetap mengandung risiko.

Satu dari 8 hingga 12.000 bayi terlahir tanpa kemampuan metabolisme fenilalanin. Fenilalanin ialah asam amino esensial nan terdapat dalam protein dan salah satu asam amino dalam aspartam. Bayi nan menderita fenilketonuria harus mengontrol asupan protein sepanjang hidupnya.

Fenilalanin hiperbola pada darah bisa mengakibatkan keterbelakangan mental. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara aspartam dan perubahan fungsi otak. Imbas berupa pusing, sakit kepala, epilepsi, dan gangguan menstruasi, pernah dilaporkan sebab penggunaan aspartam.



Macam Zat Aditif

Zat aditif sangat banyak jenisnya. Kebanyakan masyarakat Indonesia tak tahu tentang zat aditif dan bahaya nan ditimbulkannya. buat itu, perlu adanya penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya zat aditif bagi kesehatan tubuh.

Artikel ini akan membahas lebih jauh mengenai jenis zat aditif nan ada di dalam makanan. Berikut ini daftar zat aditif nan sebaiknya dikurangi dari konsumsi Anda sehari-hari.



1. Sodium Nitrat

Sodium nitrat digunakan buat pengawet, pewarna, dan perasa nan biasa ditambahkan di daging kornet, ikan asap, hot dog, dan sejenisnya. Sodium nitrat ini bisa menyebabkan kanker.



2. BHA dan BHT

Butylated hydroxyanisole dan butylated hydrozyttoluene ialah pengawet makanan kering, seperti sereal, permen karet, dan p otato chip . BHA dan BHT termasuk oksidan nan berpotensi dalam menyebabkan penyakit kanker.



3. Propil Gallat

Propil Gallat biasa digunakan dalam produk daging olahan, sup ayam instan, dan permen karet. Propil gallat juga bisa menyebabkan penyakit kanker.



4. Monosodium Glutamat (MSG)

MSG ialah asam amino nan ditambahkan sebagai penguat rasa pada sup, bumbu salad, keripik, dan lain-lain. MSG bisa mengakibatkan sakit kepala, mual, dan kerusakan sel saraf.



5. Aspartam

Aspartam ialah pemanis protesis nan banyak ditemukan di makanan atau minuman berkalori rendah, seperti soft drink atau minuman rasa buah-buahan. Aspartam berhubungan dengan gangguan saraf, seperti pusing, halusinasi, dan kanker.



6. Acesulfame-K

Acesulfame-K ialah pemanis protesis nan tergolong baru. Acesulfame-K digunakan pada produk nan dipanggang, permen karet, dan produk berbahan gelatin. Penelitian menunjukkan zat ini mengakibatkan kanker pada tikus.



7. Pewarna Makanan, yaitu Blue 1, 2; Red 3; Green 3; Yellow 6

Blue 1 dan 2 terdapat pada permen , snack , dan makanan hewan. Blue 1 dan 2 terbukti menyebabkan kanker pada tikus. Red 3 digunakan buat pewarna cocktail , permen, dan lain-lain. Red 3 menyebabkan tumor tiroid pada tikus.

Green 3 terbukti berhubungan dengan kanker kandung kemih. Ditemukan pada permen dan minuman. Yellow 6 banyak digunakan dalam minuman, sosis, gelatin, permen, dan sebagainya. Yellow 6 menyebabkan tumor pada kelenjar adrenal dan ginjal.



8. Potassium Bromat

Potassium bromat banyak digunakan buat meningkatkan volume pada tepung dan roti. Zat ini bisa menyebabkan kanker pada hewan.



9. Sodium Klorida

Sodium klorida atau sering disebut garam bisa membuat makanan terasa lezat. Namun, terlalu banyak mengonsumsi garam menyebabkan tekanan darah tinggi, agresi jantung, stroke, dan gagal ginjal.



Zat Aditif Dalam Kehidupan Manusia

Keberadaan zat aditif di masyarakat sangat dekat. Terutama bagi mereka nan terbiasa jajan sembarangan di luar rumah. Yang harus disayangkan ialah tak semua orang sadar bahwa ada kandungan zat aditif berbahaya di dalam makanan atau minuman nan mereka konsumsi. Dan, nan lebih disayangkan ialah sebagian dari mereka sadar akan bahaya zat aditif, tapi tak mengindahkannya.

Ketika Anda pergi ke supermarket, coba Anda amati deretan makanan dan minuman nan tertata rapi di etalase toko. Hampir semua makanan nan dijual memiliki kemasan dan bentuknya pun beraneka ragam. Tahukah Anda bahwa zat aditif juga ikut bertengger di sana?

Sebagian dari Anda juga niscaya tahu sahih akan hal itu. Tahu bahwa makanan dan minuman itu sedikitnya mengandung zat aditif. Lalu, apakah Anda lantas tak jadi berbelanja? Rasanya tak mungkin. Jika sudah demikian, hal nan harus Anda lakukan ialah selektif.

Sebagian dari Anda beralasan bahwa istilah-istilah kimia itu sangat tak familiar dengan kehidupan masyarakat awam. Termasuk apa itu zat aditif, atau apa nama lain dari zat aditif. Hal terdekat dan paling logis nan dapat Anda lakukan ialah belajar mengenai zat-zat tersebut. Informasi mengenai hal tersebut sudah banyak terdapat di media apapun. Sudah saatnya Anda berubah menjadi ibu rumah tangga nan lebih pintar.

Anda juga niscaya pernah bertanya, setidaknya dalam hati. Mengapa makanan nan dijual di supermarket tersebut bisa berada di dalam kemasan, tapi tak cepat basi? Jawabannya, sebab ada sesuatu bahan nan ditambahkan supaya bahan makanan tersebut tahan lebih lama. Bahan tambahan makanan itulah nan dimaksud dengan zat aditif.

Zat aditif bukan hanya terdapat di supermarket-supermarket besar. Anda bahkan akan melihat zat ini di pasar tradisional. Anda akan banyak menjumpai pedagang es nan memberikan gula cair berwarna merah pada dagangan nan mereka jajakan. Anda pun tahu, bahwa gula nan dicairkan tak berwarna merah. Namun, itu semua seolah menjadi hal nan dimaklum.

Lalu, mengapa rona gula nan ada di pasar tradisional tersebut memiliki rona nan berbeda? Jawabannya sama. Ada bahan eksklusif nan ditambahkan, sehingga gula nan telah dicairkan menjadi berwarna lain. Ada zat aditif nan tersimpan di dalam cairan menyegarkan tersebut.

Inilah maksud dari zat aditif. Bahan eksklusif nan secara sengaja ditambahkan ke dalam kuliner atau minuman, sehingga bahan pangan tersebut memiliki sifat seperti keinginan pemberinya. Klarifikasi seperti ini rasanya sudah cukup akrab bagi Anda bukan?

Sifat-sifat nan dibawa oleh zat aditif tersebut dapat membuat makanan lebih tahan lama, rasanya lebih menggigit, dapat juga lebih manis, memiliki rona nan menarik, dan mempunyai aroma eksklusif nan disukai.

Sifat dari zat aditif ini memang akan membuat makanan terasa lebih spesial. Jauh jika dibandingkan dengan makanan nan dibuat tanpa mencampurkan zat ini. Kesamaan buat lebih memilih makanan dengan campuran zat aditif juga lebih tinggi.

Ini akan berbahaya, ketika Anda mulai ketergantungan dengan keistimewaan nan ditawarkan oleh zat aditif. Lidah Anda nan terbiasa mengecap rasa enak berkat campuran tersebut akan kesulitan menerima rasa alami dari sebuah kuliner nan memang cenderung tak sesedap makanan nan dicampur dengan zat tambahan tersebut.

Setelah Anda mengetahui pembagian berbagai macam zat aditif nan telah disebutkan di atas, maka sekarang kembali kepada kebijakan Anda buat memilih makanan dan minuman nan Anda konsumsi, demi kesehatan Anda sekeluarga.

Bagi Anda nan mempunyai anak, maka Anda harus memperhatikan makanan atau jajanan anak Anda selama di sekolah. Sekarang ini, banyak jajanan makanan buat anak-anak nan tak sehat dan banyak mengandung zat aditif pada makanan tersebut.

Hal tersebut tentu saja bisa membahayakan kesehatan anak Anda. Akan tetapi, sebagai orang tua Anda harus pintar memberikan arahan kepada anak Anda buat tak membeli makanan sembarang di sekolah.

Selain memberikan arahan, Anda juga bisa melakukan sesuatu agar anak Anda tak jajan di sekolah. Contohnya, Anda bisa memberikan bekal makanan atau cemilan kepada anak buat di sekolahnya.

Dengan memberikan bekal makanan nan Anda untuk sendiri, anak Anda tak akan membeli jajanan di sekolahnya, nan cenderung berbahaya bagi kesehatan anak. Lihat saja kenyataan nan terjadi sekarang. Penyakit kanker atau penyakit nan biasa diderita orang tua, sekarang ini banyak menyerang anak-anak muda.

Sebaiknya, Anda membatasi konsumsi makanan eksklusif nan mengandung zat aditif. Langkah sederhana ini merupakan investasi bagi kesehatan Anda. Terlebih lagi, buat ibu hamil. Konsumsi makanan nan sehat menentukan kesehatan janin dalam kandungan. Nah, mari kita mulai hayati sehat sekarang juga.

Untuk itu, menyeleksi bahan makanan nan akan digunakan perlu diperhatikan, juga dalam membeli makanan nan dikemas perlu diperhatikan, apakah mengandung zat aditif pada makanan tersebut.

Demikian informasi mengenai zat aditif pada makanan nan sering Anda temui di dalam kehidupan sehari-hari. Semoga informasi tersebut bermanfaat bagi kesehatan Anda dan keluarga, serta menambah wawasan Anda mengenai makanan nan sehat.