Teknik Penanaman Tanaman Pohon Pisang

Teknik Penanaman Tanaman Pohon Pisang

Pisang ialah buah nan dapat didapat pada setiap musim. Harganya nisbi murah, jenisnya banyak, dan dapat dijadikan bahan kuliner apa saja. Tidak heran jika banyak orang nan mencoba budidaya pohon pisang di kebunnya sendiri. Hal ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik nan memiliki background pertanian maupun tidak. Bagaimana, Anda tertarik mencobanya?

Dalam menanam pohon pisang perlu memerhatikan beberapa hal seperti media tanam, cara penanaman, cara pembibitan, teknik menanam, dan perawatan. Anda dapat mempelajari secara belajar sendiri dari buku-buku dan internet serta pengalaman para ahli.



Media Tanam Pohon Pisang

Media tanam pohon pisang nan baik ialah di atas tanah nan banyak mengandung humus. Humus atau kembang tanah ialah material organik nan membawa sifat menyuburkan tanah. Sifat ini dapat muncul sebab humus berasal dari proses pengomposan.

Melapuknya dedaunan dan membusuknya ranting-ranting tanaman menghasilkan pupuk kompos nan pada akhirnya berubah menjadi kembang tanah. Humus kemudian merapat ke tanah di sekitarnya, sehingga menyatu dan berubah menjadi tanah gembur nan subur. Humus banyak mengandung asam karboksilat, fenol, dan alifatik hidroksida.

Humus dapat terjadi begitu saja. Namun, buat dapat menyuplai kebutuhan akan humus, manusia dapat mengupayakan sendiri dengan memanfaatkan apa nan ada di sekitar. Bahkan, penduduk kota pun dapat melakukannya. Limbah padat nan berasal dari buangan pabrik perkotaan, serbuk gergaji dari buangan material bangunan, sampah rumah tangga, kulit kayu kering hutan, endapan kotoran, limbah industri makanan, dan peternakan dapat menyumbang bahan buat membuat kompos sebagai cikal bakal terjadinya humus.

Selain di tanah humus, media tanam pohon pisang juga dapat berupa tanah nan mengandung partikel berat seperti kapur. Syarat supaya dapat menanam di media seperti ini ialah menjaga kebasahan dan kelembapan tanah. Usahakan pula agar tanah ini tak tergenang air. Ketinggian air tanah pada daerah basah antara 50 - 200 cm, di daerah setengah basah antara 100 – 200 cm, dan pada daerah kering antara 50 – 150 cm. Hal ini perlu diperhatikan agar tanah mudah meresap air. Setelah tanah, perhatikan pula iklim dan cuaca nan mendukungnya.

Budidaya pohon pisang bisa dilakukan dengan baik di daerah beriklim tropis, panas, dan lembap seperti di Asia. Iklim subtropis juga masih mungkin menanamnya. Ketika wilayah kekeringan, pohon pisang masih dapat bertahan tumbuh sebab kebutuhan akan air didapat dari bagian batangnya nan cukup berair. Meski begitu, kita tak bisa berharap banyak dari produksi pisang dalam keadaan seperti ini.

Curah hujan nan baik bagi tanaman pisang antara 1.520 – 3.800 mm/tahun. Di antara 12 bulan dalam setahun, setidaknya ada dua bulan kering. Anda dapat mengatur ketinggian air tanah buat mencegah supaya tak tergenang pada saat terjadi musim hujan terus-menerus. Sementara angin nan berembus sangat kencang, seperti angin kumbang, dapat merusak pertumbuhan tanaman pisang. Tanaman nan berasal dari Asia Tenggara ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut.



Pembibitan Tanaman Pohon Pisang

Usaha budidaya pohon pisang dapat melalui proses pembibitan dengan cara vegetatif tunas atau anakannya. Ada beberapa persyaratan pembibitan nan harus dipenuhi agar bisa menghasilkan pohon pisang unggulan.

  1. Tunas atau anakan nan hendak dijadikan bibit tingginya 1 meter – 1,5 meter dan diameter potongan umbi 15 cm – 20 cm. Tunas tersebut berasal dari pohon pisang nan buahnya sehat dan tumbuh dengan baik. Jumlah sisir dalam satu tandan pisang bergantung pada tinggi tunasnya. Tunas dewasa jauh lebih baik dijadikan bibit sebab sudah memiliki bakal kembang dan bonggol dengan persediaan makanan nan banyak. Daun nan berbentuk menyerupai pedang pada tunas dapat menghasilkan tanaman pisang unggulan.
  2. Tunas buat bibit ditanam dengan jeda tanam cukup rapat, yaitu 2 meter x 2 meter. Pohon indukan menghasilkan tunas sebanyak 7 sampai 9. Terkadang dilakukan proses mutilasi tunas buat menghindari banyaknya tunas anakan.
  3. Sebelum ditanam, bibit harus dibersihkan terlebih dahulu. Potong, lalu bersihkan tanah nan menempel pada akar. Setelah itu, taruh bibit di loka nan teduh selama 1 sampai 2 hari. Hal ini supaya bagian umbi nan sudah dipotong lukanya cepat mengering.
  4. Jangan lupa buat merapikan daun-daun nan lebar. Bagian umbi tersebut direndam dalam cairan insektisida dengan konsentrasi 0,5 – 1% selama 10 menit. Kemudian, keringkan dengan cara diangin-anginkan. Anda juga dapat merendamnya dalam air nan mengalir selama 48 jam. Untuk mengatasi hama nematoda nan sukses ditemukan, umbi bibit tersebut dapat langsung direndam dalam air panas selama beberapa menit.


Teknik Penanaman Tanaman Pohon Pisang

Teknik penanaman tanaman pisang melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.

  1. Tentukan pola tanaman. Tiga bulan pertama, biasanya dipakai pola tanam jenis tumpang sari. Di antara lorong-lorong tanaman pisang ditanam tanaman pangan musiman atau sayur-sayuran. Untuk area dengan curah hujan nan tinggi, seperti di negara-negara Asia Tenggara, pohon pisang ditanam bersamaan dengan kelapa, kopi, dan kakao.
  2. Lubang tanaman dibuat pada tanah gembur dengan perhitungan 30 cm x 30 cm x 30 cm atau 40 cm x 40 cm x 40 cm. Sementara lubang tanaman pisang pada tanah berat dibuat sedalam 50 cm x 50 cm x 50 cm. Jeda tanam pada tanah gembur yaitu 3 meter x 3 meter dan pada tanah berat 3,3 meter x 3,3 meter.
  3. Menjelang musim hujan, sekitar bulan September dan Oktober, dilakukan penanaman dengan terlebih dahulu menaburkan pupuk organik dengan volume 15 kg – 20 kg pada lubang nan telah dibuat. Jenis pupuk nan digunakan sangat memengaruhi kualitas rasa buah pisang. Penggunaan pupuk kompos atau pupuk kandang lebih dapat meningkatkan kualitas tanaman.


Perawatan Tanaman Pohon Pisang

Budidaya pohon pisang juga harus memperhatikan cara merawat sehari-hari. Hal-hal nan dapat dilakukan buat merawat tanaman pisang agar tumbuh dengan baik di antaranya sebagai berikut.

  1. Satu rumpun atau baris tanaman setidaknya terdiri dari 3 sampai 4 batang. Mutilasi atau penjarangan tunas atau anakan dilakukan dengan maksud agar didapat tunas nan bhineka fase pertumbuhan dalam satu rumpun. Setiap 5 tahun, rumpun tersebut dibongkar, kemudian diganti dengan tanaman baru.
  2. Untuk mendapatkan pertumbuhan nan baik, gulma dan tanaman pengganggu di sekitar indukan harus disiangi. Proses penyiangan ini dilakukan bersamaan dengan proses penggemburan tanah. Dengan begitu, tunas dan akarnya dapat bertambah banyak. Akar pisang umumnya hanya 15 cm di bawah permukaan tanah. Maka proses penyiangan harus dilakukan hati-hati agar tak terlalu dalam.
  3. Dedaunan nan kering di sekitar indukan dibersihkan setiap saat agar tetap terjaga kebersihan huma tanaman. Proses ini disebut perempalan.
  4. Pisang terkenal kaya akan zat kalium dan kalsium. Hal ini sebab ia mendapat asupan kalium dan kalsium nan cukup besar dari zat-zat kimia seperti urea , fosfat, kalium klorida, dan batu kapur. Perhitungannya, buat 1 hektare kebun pisang diperlukan sekitar 138 kg super fosfat, 207 kg urea, 200 kg batu kapur, dan 608 kg KCl.

Semoga informasi mengenai budidaya tanaman pisang ini bermanfaat bagi Anda.