Pembinaan Teratur

Pembinaan Teratur

Piala Global 2010 sudah selesai, tetapi gaungnya masih terasa berbulan-bulan setelahnya. Siapa tim paling sukses? Tentu saja Spanyol nan merebut trofi pertamanya sepanjang sejarah. Namun, tim nan paling menarik perhatian publik bukan Spanyol, melainkan Jerman .

Dalam babak pra-kualifikasi, penampilan mereka biasa-biasa saja, kalau tak boleh disebut buruk. Untuk mencapai putaran final saja, mereka harus menentukan nasib sampai partai terakhir. Akan tetapi, ketika sampai pada putaran final, entah bagaimana prosesnya, mereka menjelma menjadi tim nan sangat menakutkan. Bayangkan, pada penyisihan mereka sempat kalah oleh Serbia, tetapi pada babak selanjutnya, tim panser berhasil menggulung Inggris 4-2 dan menghancurkan Argentina 4-0 melalui permainan memikat dan menghibur.



Tradisi Juara

Jerman merupakan salah satu tim nan paling berhasil di Piala Dunia. Tercatat sudah 3 kali mereka menjadi kampiun dunia, dan hampir selalu masuk semifinal dalam setiap kejuaraan. Negara inilah nan paling banyak tampil di partai puncak, yaitu sebanyak 7 kali. Dalam setiap turnamen, Jerman selalu tampil meyakinkan. Sebelum Piala Global 2010, gaya permainan mereka biasa disebut sebagai diesel, sebab sering lambat panas. Tim ini baru dapat mencetak gol demi gol pada babak kedua setiap pertandingan.

Kebiasaan tersebut selalu muncul dalam setiap keikutsertaan mereka pada ajang internasional seperti Piala Global dan Piala Eropa. Maka, salah besar jika pecinta sepak bola, pengamat atau para petaruh sekalipun, jika meremehkan Jerman pada sebuah turnamen. Piala Global 2010 itulah contohnya. Pada partai pembuka, nama Jerman masih jauh berada di bawah Brasil, Spanyol, Argentina, atau bahkan Italia dan Inggris dalam bursa calon juara. Namun, siapa nyana jika prestasi Jerman saat itu, jauh melebihi negara-negara tersebut, kecuali Spanyol.



Pembinaan Teratur

Tentu pecinta sepakbola global bertanya-tanya, apa rahasis Jerman hingga memiliki tim nan selalu kuat dalam turnamen internasional? Kompetisi mereka tak seramai Italia, Inggris, atau Spanyol. Tetapi, dalam setiap turnamen selalu muncul pemain-pemain hebat bertalenta tinggi. Bahkan, pada Piala Global 2010 lalu, sejumlah pemain muda Jerman menjelma menjadi bintang gemerlap, padahal sebelumnya nama mereka tak dikenal.

Ternyata, pembinaan menjadi kunci utama. Pemain-pemainnya sudah mengikuti kompetisi nan ketat sejak usia belia. Setiap jenjang usia mulai 12, 16, 19, sampai 21 tahun secara teratur berkompetisi dan bertanding di level internasional. Setiap klub pun wajib memiliki dan membina pemain di setiap jenjang. Pembinaan tersebut sudah dilakukan sejak lama dan berlangsung secara terus menerus. Jangan heran jika mereka tak pernah kekurangan stok pemain.

Ketika Michael Ballack cedera, sudah muncul beberapa pengganti dengan kemampuan tidak kalah hebat. Sebut saja, Sammy Khedira dan Mesut Ozil atau Bastian Schweinsteiger. Saat Oliver Kahn pensiun, sudah siap sederet pengganti, salah satunya Michael Nueur. Bahkan tatkala Miroslav Klose di ujung puncak karirnya, bintang lain sudah bersinar terang dalam diri Lukas Podolski dan Thomas Mueler. Hilang satu tumbuh seribu.

Dengan pembinaan dan bintang-bintang semacam itu, rasanya Jerman akan tetap menjaga tradisi sebagai penakluk turnamen. Termasuk, dalam Piala Eropa nan akan digelar pada 2012 nanti. Semoga!