Orang Tua Belum Dapat Mengaji

Orang Tua Belum Dapat Mengaji

Sering kita mendengar seseorang nan memiliki anak kecil bertanya, “Sebaiknya anak kita disuruh mengaji di mana, ya?”

Pertanyaan itu barang kali akan lebih sering terdengar di pemukiman-pemukiman nan baru terbentuk di kota-kota besar, nan hampir semua penghuninya ialah pendatang baru, belum saling kenal dan belum ada fasilitas belajar mengaji nan memadai.

Sebagai orang tua, kita berkewajiban buat mendidik anak-anak kita sedini mungkin. Allah SWT berfirman, nan artinya, “Hai orang-orang nan beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari barah neraka nan bahan bakarnya ialah manusia dan batu.” (QS. At-Tahriim: 6).

Pendidikan agama Islam bagi anak merupakan investasi nan sangat berharga bagi orang tua dan sang anak itu sendiri. Anak sholih nan mendoakan orang tua akan menjadi amal jariyah setelah kedua orang tua tak bisa beramal di dunia. Maka perhatian kepada pelajaran ilmu Islam kepada anak-anak harusnya menempati posisi primer di keluarga. Anak bisa mengaji melalui beberapa jalan.

Anak nan belajar membaca Alqur’an dan ilmu agama kepada orang tuanya sendiri akan mempunyai pengalaman spiritual tersendiri, daripada mereka nan dilepaskan begitu saja dan diserahkan kepada forum pendidikan. Maka mulai dari kecil atau balita, anak-anak harus sering mendengarkan bacaan Alqur’an dari orang tua dan nasehat tentang Islam di rumahnya.



Saran-Saran Belajar Mengaji

Berikut saran-saran nan bisa dipertimbangkan buat mengarahkan anak Anda agar pandai membaca Al-Qur’an dan mengenal ajaran Islam sejak usia dini.

1. Pendidikan anak nan terbaik dimulai dari rumah.

Belajar membaca al-Qur’an—atau nan di masyarakat kita sering disebut dengan belajar mengaji —pun sebaiknya dimulai dari rumah. Anda sebagai orang tua sekaligus bertindak sebagai guru mengaji bagi anak-anak Anda.

Ajari mereka sedari kecil melafalkan laam Jalaalah pada kata Allah, Tuhan Yang Mahaagung, dan huruf-huruf al-Qur’an sinkron makhraj (tempat keluar huruf)-nya. Kenalkan mereka dengan Yang Mahaghaib, Allah ‘Azza wa Jalla , para Malaikat dan Rasul.

Bacakan sejarah kehidupan baginda Nabi Muhammad SAW. Tanamkan kepada mereka, bahwa Muhammad lah seseorang nan paling layak buat menjadi suri tauladan.

Kenalkan juga mereka dengan kehidupan para Rasul lainnya, para Sahabat Nabi dan tokoh-tokoh pembela kebenaran. Tapi, bagaimana kalau sebagai orang tua, Anda tak cukup waktu buat mengajar langsung putra-putri Anda?

Memang kita tak bisa menyerahkan masalah pendidikan kepada sekolahan formal, sebab sampai saat ini telah terbukti pendidikan di tanah air sangat carut marut. Kasus nan menimpa para remaja sangat bervarian jenisnya, ada nan terjebak narkoba, pergaulan bebas, merokok, dan lain sebagainya. Maka buat mengimbangi kekosongan pendidikan akhlak di forum formal, orang tua di rumah sebaiknya benar-benar merencanakan pendidikan di keluarga bisa berjalan dengan sempurna.

Memang kehidupan nan serba modern dan materialis saat ini mudah buat memojokkan peran orang tua dalam mendidik anaknya sendiri. Kesibukan di loka kerja nan hiperbola bisa mengurangi jatah waktu kita bersama si kecil, bergurau dan belajar bersama dia akan sporadis terjadi. Memberikan pengetahuan dasar tentang agama ialah tugas primer dari orang tua kepada anak-anaknya. Sebagaimana firman Allah tentang keluarga Lukman, sang ayah mengajari masalah tauhid kepada anaknya agar tak mempersekutukan Allah dengan apa pun.

Saat malam hari merupakan waktu nan tepat buat mempelajari kisah para Nabi, Rasulullah, para sahabat, dan orang-orang sholih. Anak-anak akan mempunyai angan-angan dan impian buat meniru kebaikan nan ada pada tokoh islami nan diceritakan oleh orang tua. Bila Anda terbatas dalam masalah sejarah Islam, maka segeralah buat membeli buku-buku nan membahas seputar masalah ini di toko buku terdekat.

Bahkan buku tentang cerita islami sudah tersedia dalam bentuk seperti komik atau cerita bergambar. Tentunya akan memberikan anak-anak khayalan nan kuat disebabkan oleh gambar-gambar nan bisa mereka lihat. Setelah membaca satu kisah islami, buatlah konklusi tentang cerita tadi dan sampaikanlah kepada anak-anak nan mungkin sudah mulai mengantuk. Jangan memakai bahasa nan bertele-tele, cukup singkat dan padat. Serta berikan dorongan agar mereka bisa meneladaninya.

2. Bagi Anda nan sibuk bekerja

Sesibuk apapun, sebenarnya tak ada alasan buat sama sekali tak meluangkan waktu buat berinteraksi dengan anak—kecuali bagi Anda nan tinggal jauh dari anak, misalnya di kota lain atau bahkan di luar negeri.

Bagi Anda nan sibuk atau nan tinggal jauh dari anak pun tak ada alasan buat lepas dari tanggung jawab. Jika memang kondisinya semacam itu, carilah orang nan bisa menggantikan Anda, datangkanlah ke rumah dan bayarlah.

Sering kali, kita bersedia membayar mahal buat guru musik, bahasa Inggris atau matematika, tapi berusaha buat mencari guru mengaji nan gratis. Sering kali pula, sebab menginginkan nan perdeo atau murah, nan didapat ialah guru nan juga masih belajar atau nan kurang kompeten dalam membaca al-Qur’an dan kurang memiliki pengetahuan agama nan memadai.

Mengatur energi nan dimiliki agar tak semuanya terforsir di loka kerja sangat perlu dilakukan bagi Anda nan sehari-hari di kantor atau pabrik. Simpanlah tenaga buat anak-anak dan istri di rumah, jangan sampai saat tiba di rumah langsung istirahat tanpa bercengkerama dengan mereka. Kehadiran seorang ayah saat pulang kerja dinanti-nanti oleh anaknya, maka sediakan waktu buat bersama mereka sebelum beristirahat.

3. Alternatif lain

Kirimlah anak Anda ke guru mengaji atau forum nan menyediakan guru mengaji. Sebelumnya, Anda perlu mengetahui guru nan benar-benar memiliki kualifikasi mengajar al-Qur’an.

Maklumlah di negeri kita nan syahdan umat Muslimnya mayoritas, masih sulit mencari guru mengaji nan memiliki sertifikat mengajar al-Qur’an. Baru belakangan ini ada lembaga-lembaga kecil nan mendidik dan mengeluarkan sertifikat mengajar membaca al-Qur’an.

Karenanya, selektiflah mencari guru mengaji. Salah-salah, anak Anda akan diajari melafalkan huruf-huruf al-Qur’an nan tak sinkron dengan makhraj nya, dan itu biasanya akan inheren dengan kuat pada anak dan susah buat diperbaiki.



Orang Tua Belum Dapat Mengaji

Bagaimana pula kalau Anda sendiri sebagai orang tua belum mampu membaca al-Qur’an? Jika demikian, maka Anda juga wajib buat belajar membaca al-Qur’an. Dan jalan nan terbaik ialah dengan mengundang guru mengaji buat mengajar Anda dan anak membaca al-Qur’an.

Bukankah firman Allah SWT di atas menyuruh diri kita terlebih dahulu, baru kemudian keluarga kita buat terhindar dari jilatan barah neraka? Akankah kita melindungi keluarga kita, padahal diri kita terancam siksaan nan amat pedih?

Anda bisa mulai belajar membaca Alqur’an dari berbagai cara. Cara nan paling efektif ialah menemui seorang ustadz nan bacaannya bagus, dan mintalah kepada beliau buat bisa berbagi ilmu. Pasti permintaan tersebut akan diterima dengan lapang dada.

Demikianlah kita saling wasiat dalam hal kebenaran. Dengan mengajarkan al-Qur’an atau memfasilitasi belajar mengaji sedari kecil bagi anak-anak kita, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai salah satu usaha buat terhindar dari barah neraka. Amin . Wallaahu a’lamu bishshowaab.