Daftar Tokoh dan Alumni di Institut Kesenian Jakarta

Daftar Tokoh dan Alumni di Institut Kesenian Jakarta

Institut Kesenian Jakarta atau nan biasa disingkat menjadi IKJ ialah sebuah institusi pendidikan tinggi nan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Jakarta. Institut Kesenian Jakarta mengkhususkan program studinya buat jurusan seni seperti halnya STSI atau Sekolah Tinggi Seni Indonesia di Bandung. Program seni nan ada di sini ada seni rupa, seni peran, dan perfilman.

Alumni atau lulusan dari Institut Kesenian Jakarta bukan lulusan nan sembarangan. Banyak artis Indonesia nan sukses menjadi artis hebat di tanah air, bahkan di dunia. Jadi, bagi nan ingin menempuh pendidikan seni, langsung daftar saja ke Institut Kesenian Jakarta ini.



Sejarah Institut Kesenian Jakarta

Awal berdirinya institut seni ini bernama LPKJ atau Forum Pendidikan Kesenian Jakarta nan saat itu didirikan oleh Ali Sadikin ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pembangunan LPKJ itu ialah usulan dari para artis nan saat itu juga tergabung dalam Dewan Kesenian Jakarta nan difasilitasi oleh Ali Sadikin dalam pendiriannya.

LPKJ didirikan di sekitar Taman Ismail Marzuki bersebelahan dengan loka pertunjukan di Taman Ismail Marzuki itu. LPKJ baru diresmikan oleh Soeharto tanggal 25 Juni 1976 dan perubahan nama dari LPKJ menjadi IKJ terjadi pada 1981. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengusulkan buat mengubah LPKJ menjadi forum pendidikan formal.

Sampai sekarang, fasilitas di IKJ masih menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah walaupun pengelolaannya lebih mandiri. Pada awal pendiriannya, akademi sinematografi di Institut Kesenian Jakarta digabung dengan Akademi Seni Rupa sebab menurut IKJ sendiri, kedua bidang itu berada dalam satu akar dalam seni visual.

Lalu akademi itu berubah menjadi jurusan. Begitu juga dengan jurusan film nan digabungkan dengan Fakultas Seni Rupa dan jurusan nan lain seperti Akademi Seni Tari, Teater, dan Musik digabungkan menjadi satu fakultas.

Dalam perkembangannya, beberapa jurusan di Institut Kesenian Jakarta nan tadi digabungkan satu sama lain menjadi dipisahkan. Jurusan film nan dipisah dari Fakultas Seni Rupa dan Desain berubah menjadi FFTV atau Fakultas Film dan Televisi. Setelah fakultas itu berkembang, kemudian dibuka lagi jurusan lain, yaitu Jurusan Fotografi dan Jurusan Kajian Media.



Fakultas di Institut Kesenian Jakarta

Fakultas nan terdapat di IKJ berjumlah tiga fakultas. Ketiga fakultas tersebut ialah Fakultas Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Rupa, dan Fakultas Film dan Televisi. Fakultas Seni Rupa dan Desain berkonsentrasi pada pengembangan macam-macam seni nan masuk dalam ruang lingkup visual dan membawahi tiga jurusan, yaitu seni murni, kriya, dan seni desain.

Nah, ketiga fakultas nan ada dalam ruang lingkup visual ini juga terdiri dari beberapa jurusan lagi nan berbeda. Program Studi Seni Murni buat jenjang S1dibagi menjadi tiga, yaitu seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Program studi seni kriya buat jenjang S1 juga terdiri atas tiga, yaitu kriya kayu, kriya keramik, dan kriya tekstil.

Sementara buat jurusan desain jenjang S1 terdiri dari Program Studi Desain Interior, Program Studi Desain Komunikasi Visual, dan juga Program Studi Desain Mode dan Busana.

Selain jurusan dan program-program tadi, Jurusan Seni Rupa menyelenggarakan beberapa kursus keterampilan dari mulai kursus lukis, batik, sablon, animasi, desain grafis, ilustrasi, kursus keramik, make up karakter, dan kursus body painting .

Sementara itu, Fakultas Flm dan Televisi memiliki empat jurusan, yaitu terdiri dari Jurusan Film buat jenjang D3 dan S1, Jurusan Televisi buat jenjang nan sama dengan Jurusan Film, Jurusan Fotografi buat jenjang S1 saja, dan nan terakhir Jurusan Kajian Media.



Daftar Tokoh dan Alumni di Institut Kesenian Jakarta

Beberapa dosen nan mengajardi IKJ banyak nan merupakan alumni dari IKJ, namun banyak juga nan bukan lulusan dari IKJ. Mereka ialah artis hebat Indonesia nan sudah diakui. Inilah para artis tanah air nan ialah lulusan dari Institut Kesenian Jakarta.

  1. Slamet Rahardjo, seorang sutradara.
  2. Mira Lesmana, seorang produser film.
  3. Firman Lie, seorang artis grafis.
  4. Garin Nugroho, seorang sutradara.
  5. Subarkah, seorang Pakar tata rias dan special effect.
  6. Srihadi Soedarsono, seorang pelukis.
  7. Didi Petet, seorang aktor.
  8. Dolorosa Sinaga, seorang pematung.
  9. Yani M. Sastranegara, seorang pematung.
  10. Awan Simatupang, seorang pematung.
  11. Budi L. Tobing, seorang pematung.
  12. Iriantine Karnaya, seorang pematung.
  13. Hardiman Radjab, seorang pematung dan penata artistik.
  14. Aditya Tobing, seorang penata artistik.
  15. Nungki Kusumastuti, seorang penari dan aktris.
  16. Marusya Nainggolan, seorang komponis.
  17. Benny Rachmadi, seorang kartunis.
  18. Muhammad Misrad, seorang kartunis.
  19. Eddie Riwanto, seorang pengarah adegan dan aktor
  20. Slamet Rahardjo seorang aktor dan sutradara.
  21. Sentot Sahid, seorang editor dan produser.
  22. Agni Ariatama, seorang Director Of Photography,
  23. Jujur Prananto, seorang script writer .
  24. Armantono, seorang script writer.
  25. Nan T Achnas, seorang sutradara.
  26. Budiman Akbar, seorang penulis skenario.
  27. Marselli Sumarno, seorang penulis skenario,
  28. Syafi`i Syarim, seorang penata suara.
  29. Aline Jusria, seorang editor film dan aktris.
  30. Afriani Susanti, seorang pegawai paruh waktu sebuah production house.

Beberapa orang hebat di bawah ini ialah beberapa dari banyak alumni Institut Kesenian Jakarta nan sukses menjadi seorang artis Indonesia nan diakui.



1. Mira Lesmana Alumni IKJ

Siapa nan tak kenal dengan Mira Lesmana. Dia ialah seorang sineas atau prosuser Indonesia nan dengan banyak hasil karyanya nan banyak dan bagus. Anda pernah menonton film Petualangan Sherina dan Ada Apa Dengan Cinta? Itulah dua dari beberapa karyanya nan fenomenal.

Wanita nan bernama orisinil Mira Lesmanawati ini juga ialah istri dari seorang aktor film hebat, Mathias Muchus dan juga ialah saudara kandung dari penyanyi jazz Indonesia Indra Lesmana. Orang tuanya juga mempunyai darah seni ayahnya Jack Lesmana ialah tokoh musik jazz, sedangkan ibunya ialah seorang penyanyi senior Indonesia pada tahun 60-an.

Mira Lesmana lahir di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1964. Mira Lesmana pada 1996 mendirikan rumah produksi Miles Productions. Karya-karya film dari dari rumah produksi itu antara lain:

  1. Ceh Kucak Gayo pada 1995 sebagai co-producer .
  2. Kuldesak pada 1998 sebagai sutradara.
  3. Petualangan Sherina pada 2000 sebagai produser.
  4. Ada Apa Dengan Cinta? pada 2002 sebagai produser.
  5. Eliana, Eliana pada 2002 sebagai co-producer.
  6. Rumah Ketujuh pada 2003 sebagai produser.
  7. The Year of Living Vicariously pada 2005 sebagai eksekutif produser.
  8. Gie pada 2005 sebagai produser.
  9. Garasi pada 2006 sebagai produser.
  10. Laskar Pelangi pada 2008 sebagai produser.
  11. Sang Pemimpi pada 2009 sebagai produser.


2. Chairun Nissa - Mahasiswa Institut Kesenian Jakarta Pemenang Internastional Film Festival

Sejak SMU Nissa sudah mencoba buat membuat film pendek dengan hanya bermodalkan handycam hi8 pinjaman dari seorang temannya. Awal dia terjun dalam membuat sebuah film segala kebinggungan dia rasakan. Dia tak tahu bagaimana mengambil angle saat syuting sehingga pengambilan angle semaunya saja.

Cara membuat naskah film pun dia tak tahu bagaimana caranya. Setelah film pendek itu jadi, dia tak tahu bagaimana cara mengedit film itu sebab saat itu juga belum banyak orang nan mempunyai software untuk mengedit. Setelah lulus dari bangku SMU, dia meneruskan kuliahnya ke Institut Kesenian Jakarta dan mengambil jurusan Film S1 dengan mayor penyutradaraan.

Film pertama nan dia untuk judulnya Purnama di Pesisir pada 2009 sebagai ujian dia buat lulus dari IKJ. Kemudian film tersebut dia kirimkan ke festival film Internasional. Pada tanggal 12 Desember 2009, film pendek nan berdurasi 16 menit itu masuk nominasi dalam ajang Festival Film Indonesia dalam best film pendek.

Kemudian dia mendapat email dari International Film Festival Rotterdam 39th pada 2010 dan itulah kesempatan nan besar untuknya buat menjadi sukses. Masih lewat film Purnama di Pesisir, mahasiswa Institut Kesenian Jakarta ini menyabet penghargaan Special Mention di Roma pada Ajang Roma Independent Film Festival.