Islam dan Proses Terbentuknya Bumi

Islam dan Proses Terbentuknya Bumi

“Tuhan itu tak ada.” Pernyataan itu tentu akan dibantah oleh manusia nan akalnya masih lurus. Mereka akan berkata kalau tak mungkin langit dan bumi nan besar ini terbentuk dengan sendirinya, tanpa ada nan berbuat. Dari dulu hingga sekarang, perdebatan mengenai Tuhan tak pernah selesai. Kaum atheis mengklaim bahwa Tuhan itu tak ada, sedangkan kaum religius mengatakan bahwa Tuhan itu ada. Hanya manusia saja nan tak dapat melihat. Jika melihat lebih dalam, proses terjadinya bumi ialah bukti keberadaan dan kebesaran Tuhan serta bukti kuat bagi orang nan berakal.



Mengenal Bumi

Dilihat dari kajian para ahli, bumi tercipta sekitar 4,7 miliar tahun lalu, di mana bumi menduduki peringkat ketiga dari delapan tata surya nan ada. Bumi merupakan satu-satunya planet nan berisikan batu dan dapat tumbuh pepohonan. Bumilah planet nan terdapat kehidupan. Dengan begitu, umur bumi sudah sangat tua sekali.

Dari segi struktur, bumi ialah planet nan memiliki struktur bebatuan. Inilah nan membedakan bumi dengan banyak planet dalam tata surya lainya. Sebab, sifat bebatuan ini jugalah nan memungkinkan bumi ditinggali oleh makhluk hidup, seperti manusia, binatang, dan sebagainya.

Dengan kata lain, bumi ialah sumber kehidupan satu-satunya di alam semesta ini. Meski banyak orang nan mengklaim ada makhluk hayati lainnya juga di palnet lain. Mereka lebih dikenal dnegan nama alien. Namun, semua fakta itu belum terjawab secara akurat. Sejak dulu, hanya data analis saja. Malahan dalam beberapa hal, penampakan alien hanyalah hoax nan sengaja dibuat buat sebuah marketing produk.

Jika dilihat dari ukurannya, bumi memiliki besaran nomor 4 dari beberapa planet nan bersifat kebumian. Meski begitu, belum juga ditemukan planet lain nan bersifat kebumian nan bisa dihuni oleh makhluk sebagaimana planet bumi ini.



Proses Terjadinya Bumi

Para pakar menyimpulkan bahwa proses terjadinya bumi ialah awan, debu, dan gas kosmis berputar dan akhirnya saling manunggal sebab pengaruh gravitasi. Kemudian, mengelompok membentuk bulatan-bulatan menyerupai bola besar nan disebut planet, termasuk planet Bumi . Berbicara soal proses, haruslah merujuk pada terjadinya tata surya di alam semesta ini. Sebab, bumi ialah satu kesatuan dan juga berasal dari keluarga matahari seperti halnya benda-benda tata surya lainnya seperti komet, asteroid, dan meteor.

Tata surya terbentuk dari massa gas nan bercahaya. Kemudian, gas itu berputar dengan kecepatan nan sangat tinggi. Namun, pada akhirnya memelan dan mengecil hingga membulat dalam bentuk bola. Lalu, terjadilah bentuk planet mulai dari bumi sampai berbagai planet lainnya. Matahari terbentuk dari masa gas induk tersebut, sedangkan bumi dan planet lainnya terbentuk dari pecahan gas nan terlempar.

Ketika terlempar dari massa induknya, anggota tata surya lainnya masih berwujud bola pijar dengan suhu sangat tinggi. Hal itu terjadi sebab planet berotasi, sehingga ada bagian tubuhnya nan terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Nah, pada kemudian harinya, benda kecil tersebut selanjutnya dinamakan bulan.

Sementara menurut penelitian para astronom , bumi kita terlepas dari matahari sekitar 500 juta tahun yag lalu. Saat pertama kalinya terlepas, bumi masih berbentuk bola panas dengan suhu mencapai 50.000 derajat Celsius. Maka dapat dipastikan, ketika itu belum ada kehidupan di sana. Kemudian melalui proses nan panjang, bumi mendingin. Hanya saja, masih tersisa panasnya di bagian dalam bumi saja. Sementara bagian luarnya sudah tak begitu panas. Atsmofer pun terjadi dampak penguapan gas besar-besaran selama berjuta tahun.

Mengenai suhu bumi nan semakin lama semakin naik, sedangkan pada awalnya ialah dingin, di sini ada klarifikasi dari para ilmuwan, setidaknya ada tiga.

  1. Akresi, naiknya suhu udara sebab tumbukan benda angkasa nan menghantam bumi.
  2. Kompresi, yaitu pemadatan bumi sebab adanya gaya gravitasi.
  3. Akibat adanya disintegrasi radio aktif seperti uranium, thorium, dan juga potassium.

Nah, sesudah mengetahui bagaimana proses pembentukan bumi, kini akan dijelaskan pula bagaimana proses terjadinya perlapisan di bumi, namun hanya secara ringkas. Proses terbentuknya bumi hingga terjadinya pelapisan tersebut secara generik dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut.

  1. Bumi masih menjadi sebuah planet homogeny.
  2. Proses selanjutnya ialah pemilahan. Material berat seperti besi dan semisalnya tenggelam ke dalam dasar bumi dan nan ringan masih tersisa di permukaan. Akhirnya, bumi tak lagi menjadi homogeny.
  3. Pembagian bumi, yaitu bumi terbagi menjadi beberapa lapisan. Inti besi padat, inti besi cair, mantel bagian bawah, zona transisi, astenosfer nan cair, juga litosfer nan terdiri atas kerak benua dan kerak samudera.

Sekarang, ada sebuah pertanyaan, mungkinkah semua rangkaian kejadian nan mahadahsyat itu terjadi dengan sendirinya, tanpa ada nan memulainya? Jawabannya ialah mustahil. Pastilah semua itu ada nan menciptakan. Oleh karena itu, di balik semua kejadian itu ialah tanda akan keagungan Tuhan . Manusia diberikan akal agar dapat memahami keadaan dan akal jugalah nan membedakan antara manusia dan binatang. Maka seharusnya, sebagai manusia nan berakal, wajib buat merenungi tanda-tanda kebesaran-Nya itu.

Meski klarifikasi di atas ialah klarifikasi secara teoritis, namun setidaknya dapat dijadikan acum buat bahan merenungi akan Kemahaesaan Tuhan. Bukan malah sebaliknya. Menjadikan semakin jauh dari keyakinan akan adanya Tuhan. Betapa banyak kisah mengenai perdebatan akan bentuk Tuhan dan sebagaiman. Namun, semua itu pastilah berujung dengan kebuntuan logika.



Islam dan Proses Terbentuknya Bumi

Ada sebuah teori nan diciptakan manusia abad ini, yaitu teori big bang. Dalam teori ini disebutkan bahwa jagat raya tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 11 - 20 miliar tahun nan lalu, kemudian mengakibatkan adanya pengembangan. Sebelum adanya ledakan tersebut, seluruh ruang materi serta energi berkumpul pada titik. Dalam Al-Quran, jauh sebelum teori big bang ini ditemukan, sudah disebutkan sebagai berikut.

“Dan apakah orang-orang nan kafir tak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu ialah suatu nan padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu nan hidup. Maka, mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)

“Kemudian, Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, ‘Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa’. Keduanya menjawab, ‘Kami datang dengan suka hati’.” (QS. Fushshilat: 11)

Jika dilihat lebih dalam lagi, Al-Quran sudah menyebutkan akan adanya tiga kelompok benda nan diciptakan oleh-Nya. Ketiga benda itu ada di alam semesta ini. Ketiga benda itu ialah benda langit, bumi, benda nan ada di antara keduanya. Apa nan disampaikan oleh Al-Quran tentu menjadi sebuah kejutan nan dahsyat bagi mereka.

Dalam kitab kudus Al-Quran dikatakan pula:

“Yang menciptakan langit dan bumi dan apa nan ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) nan Maha pemurah. Maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada nan lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” (QS. Al-Furqaan: 59)

Menarik sekali, ternyata di dalam Al-Quran sudah terdapat teori tersebut, bahkan sejak 1.400 tahun lebih sejak wahyu diterima oleh Nabi Muhammad saw. Demikian artikel singkat ini. Semoga bermanfaat.