Manajemen Koperasi -Jenis Koperasi Berdasarkan Luas Daerah Kerja

Manajemen Koperasi -Jenis Koperasi Berdasarkan Luas Daerah Kerja

Untuk mengetahui bagaimana manajemen koperasi dijalankan, kita tentu perlu memahami terlebih dahulu apa itu koperasi, sejarah perkoperasian di indonesia, serta berbagai hal menyangkut perkoperasian. Dengan begitu, kita akan lebih mudah memahami manajemen koperasi, serta menjalankannya.

Koperasi ialah suatu forum atau organisasi nan bergerak di bidang bisnis. Organisasi tersebut dapat dimiliki oleh perseorangan dapat juga dimiliki oleh kelompok. Namun, baik koperasi nan dimiliki oleh perseorangan atau kelompok, keduanya memiliki tujuan nan sama dalam hal menyejahterakan masyarakat.

Artinya, siapa pun nan mendirikan koperasi, maka hal nan dilakukannya ialah demi kepentingan bersama. Oleh karena itulah koperasi terkenal dengan prinsipnya nan berlandaskan pada azas kekeluargaan.

Dengan azas kekeluargaan, siapapun dapat mendapatkan fasilitas nan disediakan oleh koperasi sehingga tak perlu susah-susah buat mencaripinjaman atau menyimpan uang dengan cara dan mekanisme nan rumit seperti nan biasa ditemui pada perusahaan simpan pinjam lainnya.



Manajemen Koperasi -Prinsip Koperasi

Sementara itu, prinsip koperasi sendiri sebetulnya merupakan suatu sistem nan terdiri atas petunjuk bagaimana membangun koperasi dengan baik sehingga dapat bekerja secara efektif dan bertahan hinggaorganisasi tersebut maju dan berkembang sinkron dengan perencanaan.

Prinsip koperasi nan dapat kita lihat ialah sebagai berikut.

  1. Keanggotaan nan bersifat sukarela dan terbuka bagi siapapun. Artinya, setiap orang bebas mengikuti kegiatan koperasi tanpa adanya paksaan.
  2. Pengelolaan sistem koperasi nan bersifat demokratis. Setiap anggota dapat mengeluarkan ide dan pendapat masing-masing demi kemajuan koperasi.
  3. Keterbukaan terhadap anggota dalam berpartisipasi di setiap kegiatan koperasi. Setiap anggota bebas mengikuti kegiatan nan diadakan oleh pihak manajemen koperasi.
  4. Kebebasan, kemandirian, dan otonomi.
  5. Adanya pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi bagi anggota koperasi.
  6. Pembagian SHU dilakukan secara adil dan sinkron dengan usaha nan telah dilakukan masing-masing anggota.
  7. Adanya kerjasama antarkoperasi.


Manajemen Koperasi -Jenis Koperasi Berdasarkan Fungsinya

Koperasi juga dibagi menjadi beberapa jenis. Dilihat dari fungsinya, koperasi dibagi menjadi koperasi pembelian atau pengadaan, koperasi penjualan atau pemasaran, koperasi produksi, dan koperasi jasa.

Koperasi pembelian ialah koperasi nan menyediakan barang dan jasa buat memenuhi kebutuhan anggotanya sehingga anggota koperasi di sini berperan sebagai pemilik sekaliguskonsumen barang dan jasa nan disediakan oleh koperasi.

Koperasi penjualan ialah koperasi nan menyediakan barang dan jasa dari anggota koperasi buat diperjualbelikan kepada pihak di luar anggota sehingga anggota koperasi berperan sebagai pemilik dan pemasok barang dan jasa nan disediakan di koperasi.

Koperasi produksi ialah koperasi nan menghasilkan barang dan jasa dengan mempekerjakan anggotanya sebagai pegawai nan bertugas melayani konsumen di luar anggota koperasi.

Terakhir ialah koperasi jasa nan menyediakan pelayanan berupa jasa nan dibutuhkan oleh anggota koperasi, seperti penyediaan simpan pinjam, angkutan, asuransi, dan lain sebagainya sehingga anggota koperasi berperan sebagai pemilik sekaligus pengguna layanan jasa nan disediakan koperasi.



Manajemen Koperasi -Jenis Koperasi Berdasarkan Luas Daerah Kerja

Pada termin selanjutnya, koperasi dibedakan menjadi beberapa jenis menurut taraf dan luas daerah kerjanya. Jenis koperasi tersebut meliputi koperasi utama dan koperasi sekunder.

Koperasi utama ialah koperasi nan memiliki anggota minimal sebanyak 20 orang, sedangkan koperasi sekunder ialah koperasi nan anggotanya terdiri atas beberapa badan koperasi, serta emmiliki cakupan daerah kerja nan lebih tinggi dan luas dibandingkan dengan koperasi primer.

Karena luasnya daerah kerja koperasi sekunder, maka koperasi ini dibagi lagi menjadi koperasi pusat, gabungan koperasi, dan induk koperasi. Koperasi pusat ialah koperasi nan anggotanya terdiri atas minimal lima koperasi primer.

Sementara itu, gabungan koperasi merupakan koperasi dengan anggota minimal terdiri atas tiga koperasi pusat. Induk koperasi ialah koperasi nan terdiri atas minimal tiga gabungan koperasi.



Manajemen Koperasi -Jenis Koperasi Berdasarkan Status Keanggotaan

Jenis koperasi nan terakhir dibagi menurut status keanggotaannya, yakni koperasi produsen dan koperasi konsumen.

Koperasi produsen ialah koperasi nan anggotanya meliputi para produsen barang dan jasa, serta memiliki rumah tangga usaha sehingga penyediaan barang dan jasa bisa dilakukan dengan lebih mudah.

Sementara itu, koperasi konsumen ialah koperasi nan anggotanya meliputi para konsumen akhir nan berperan sebagai pengguna barang dan jasa nan disediakan para pemasok pasar.

Dengan demikian, jenis koperasi menurut status keanggotaan ini memiliki interaksi nan erat dengan jenis koperasi berdasarkan fungsinya.



Manajemen Koperasi

Perbedaan manajemen koperasi dengan manajemen generik terletak pada unsur-unsur manajemen koperasi, yaitu kedap anggota, pengurus, dan pengawas. Bagian-bagian dari koperasi memiliki tugas masing-masing. Misalnya, Kedap Anggota bertugas buat menetapkan aturan dasar, membuat kebijaksanaan umum, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas. Pengurus koperasi bertugas memimpin koperasi dan usaha koperasi, sedangkan pengawas bertugas mengawasi jalannya koperasi.

Jika koperasi memiliki unit usaha nan banyak dan luas, pengurus diperbolehkan atau dimungkinkan buat mengangkat manajer dan karyawan. Manajer ataukaryawan nan diangkat atau direkrut tak harus anggota koperasi. Lebih baik, manajer dan karyawan diambil dari luar koperasi agar pengawasannya lebih mudah. Manajer dan karyawan bekerja sebab ditugasi oleh pengurus sehingga mereka bertanggung jawab kepada pengurus.

Berikut ini ialah beberapa pola manajemen koperasi nan akan membantu koperasi dalam mencapai tujuannya.



Perencanaan

Perencanaan merupakan sebuah proses dasar manajemen. Dalam perencanaan, manajer memutuskan hal-hal nan harus dilakukan harus dilakukan. Setiap organisasi membutuhkan perencanaan, baik organisasi kecil maupun besar. Hanya pada pelaksanaannya dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian mengingat bentuk, tujuan, dan luas organisasi nan bersangkutan.

Perencanaan nan baik ialah perencanaan bersifat fleksibel sebab perencanaan akan berbeda dalam situasi dan kondisi nan berubah-ubah pada waktu nan akan datang. Jika diperlukan, dalam aplikasi sebuah planning diadakan perencanaan kembali sehingga semakin cepat cita-cita atau tujuan organisasi buat dicapai.



Manajemen Koperasi -Pengorganisasian

Pengorganisasian ialah suatu proses buat merancang struktur formal, mengelompokkan, dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara anggota organisasi. Hal ini dilakukan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien. Pelaksanaanpengorganisasian akan mencerminkan struktur organisasi nan mencakup beberapa aspek penting, seperti pembagian kerja, departementasi, bagan organisasi, rantai perintah dan kesatuan perintah, taraf hierarki manajemen, dan saluran komunikasi.



Struktur Organisasi

Sebagai pengelola koperasi, pengurus menghadapi berbagai bentuk masalah nan harus diselesaikan. Masalah nan paling sulit timbul dari dalam dirinya sendiri, yaitu berupa keterbatasan. Keterbatasan pengetahuan paling sering terjadi sebab seorang pengurus diangkat oleh dan dari anggota. Oleh sebab itu, belum tentu seorang pengurus merupakan orang nan profesional pada bidang perusahaan.

Dengan kemampuan dan taraf pendidikan terbatas, pengurus perlu merekrut karyawan nan bertugas membantu pengurus dalam mengelola dan mengurus koperasi agarpekerjaan koperasi bisa diselesaikan dengan baik. Dengan adanya berbagai pihak nan ikut membantu pengurus mengelola usaha koperasi, semakin kompleks pula struktur organisasi koperasi tersebut.

Pemilihan struktur organisasi koperasi harus disesuaikan dengan bentuk usaha, volume usaha, maupun luas pasar dari produk nan dihasilkan. Pada prinsipnya, semua bentuk organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan.



Pengarahan

Pengarahan merupakan fungsi manajemen nan terpenting sebab masing-masing orang nan bekerja dalam suatu organisasi memiliki kepentingan nan berbeda-beda. Agar kepentingan nan bhineka tersebut tak saling berbenturan, pimpinan perusahaan harus bisa mengarahkannya supaya tujuan perusahaan tercapai.



Pengawasan

Pengawasan merupakan usaha sistematik buat membuat segala kegiatan perusahaan sinkron dengan rencana. Proses supervisi dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu menetapkan standar, membandingkan kegiatan nan dilaksanakan dengan baku nan telah ditetapkan, mengukur penyimpangan-penyimpangan nan terjadi, lalu mengambil tindakan penilaian jika diperlukan. Setiap perusahaan melakukan supervisi dengan tujuan agar aplikasi kegiatan sinkron dengan planning nan telah ditetapkan.