Manusia dan Estetika - Estetika sebagai Hasil Karya Manusia

Manusia dan Estetika - Estetika sebagai Hasil Karya Manusia

Manusia dan keindahan. Menurut ilmu filsafat, manusia ialah pemuja keindahan. Ia akan terus mencari estetika jika tak ditemukannya estetika di depan matanya. Manusia berupaya buat membeli baju baru serta mempercantik dirinya, hanya buat menikmati keindahan. Bahkan buat mendapatkan kepuasaan panca indra, manusia rela ke loka nan berbahaya, seperti ke air terjun dan pegunungan hanya buat menikmati dan melepas dahaga.

Dari sini bisa disimpulkan antara manusia dan keindahan memiliki keterkaitan. Estetika memiliki arti sebuah susunan kualitas nan menjadi kesatuan, keselarasan, ketangkupan, keseimbangan, dan pertentangan.



Manusia dan Estetika - Arti Keindahan

terdapat beberapa pengertian tentang keindahan, yaitu estetika dilihat dalam arti luas, estetik murni, serta dalam arti terbatas. Untuk memahami pengertian dari masing-masing estetika tersebut, berikut pengertian dari masing-masing estetika tersebut.

  1. Keindahan dalam arti luas, yaitu estetika dalam ide kebaikan, tabiat nan indah, dan hukum nan indah. Dimana estetika sebagai sesuatu nan baik dan juga menyenangkan.
  1. Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang pada interaksi dengan apa nan diserapnya.
  1. Keindahan dalam arti terbatas, yaitu estetika nan bisa diserapnya melalui panca indra, yaitu seperti melihat bentuk dan warna.

Keindahan identik dengan kebenaran dan kebenaran identik dengan keindahan. Keduanya memiliki nilai nan sama, yaitu abadi dan memiliki daya tarik nan abadi. Apabila tak mengandung kebenaran, maka tak bisa disebut indah. Ada dua nilai terpenting dalam keindahan, yaitu sebagai berikut.

  1. Nilai Ekstrinsik, ialah suatu alat buat membantu suatu hal.
  1. Nilai Intrinsik, ialah sifat baik nan terkandung di dalamnya atau apa nan merupakan terkandung di dalamnya.

Selain kedua nilai terpenting tersebut, juga ada teori keindahan estetika nan dikemukakan oleh Jean F.Milo dalam bukunya "Current Concept of Art". Dalam bukunya tersebut, Jean F. Milo memaparkan hal sebagai berikut.

  1. Kelompok nan menyebutkan estetika ialah kelompok nan hanya melihat dari panca indranya saja.
  1. Kelompok nan menilai estetika nan merupakan nilai nan intrinsik pada suatu objek.
  1. Kelompok nan berpendapat bahwa estetika ialah rendezvous antara subjektif dan Objektif.

Hubungan manusia dan estetika sangat erat kaitannya. Dimana estetika nan memiliki arti bagus, menarik, rupawan ialah sebuah kebutuhan nan diperlukan seorang manusia. Manusia akan mewujudkan hal ini buat memuaskan hasrat nan dibutuhkan oleh rasa inginnya.

Manusia dan Estetika juga memiliki kaitan sebagai sesuatu nan diciptakan. Manusia menciptakan estetika sebab ada karena nan hendak dicapai, yaitu adanya tata nilai nan telah usang, adanya perubahan zaman, penderitaan manusia, dan keagungan Tuhan.

Keindahan tak jauh dari kata seni. Dalam menciptakan seni, manusia akan melakukan perenungan. Merenung ialah mengungkapkan rasa nan ada di dalam hati dan pengungkapan itu dituangkan dalam karya seni nan menghasilkan keindahan. Entah estetika itu mau dikomersilkan atau tidak, hal itu diserahkan kepada individu masing-masing. Dengan melihat manusia dan estetika bisa membangun dirinya, maka manusia bisa bersosialisasi terhadap manusia lainnya.

Manusia dan keindahan juga erat kaitannya dalam hal cinta, cinta menjadi suatu estetika di dalam hati. Jika hati telah berbicara, maka banyak perubahan nan terjadi pada diri si manusia. Cinta tak harus antara individu, cinta terhadap karya seni pun bisa memberi hal positif pada kehidupan manusia. Dengan begitu, pemeliharaan dan penghargaan terhadap hasil karya sendiri pun akan semakin tinggi.

Keindahan memang sebenarnya memiliki arti nan abstrak. Estetika tak bisa disentuh oleh tangan atau dikecap oleh rasa, tetapi estetika hanya bisa dirasakan oleh panca indra kita. Namun, hasil dari rasa itu bisa mengubah pandangan kita serta bisa pula mengubah keinginan kita. Sebegitu hebatnya pengaruh estetika kepada manusia.

Banyak para orang-orang berekonomi ke atas nan merelakan puing-puing rupiahnya buat membeli sebuah estetika nan bisa memuaskan diri sendiri. Apakah estetika itu berupa loka tinggal, kepemilikan kendaraan mewah atau bahkan perhiasan nan megah. Bukan hanya kepuasan terhadap diri sendiri, melainkan kaitannya antara manusia lain. Ada sebuah rasa menghargai terhadap diri sendiri jika estetika itu bisa dipamerkan kepada orang lain. Dalam pergaulan sosial nan tinggi, maka estetika akan menjadi nomor satu.

Selama ini estetika memang didentikkan dengan apa nan kita lihat dan rasakan. Tetapi ada juga estetika nan tak bisa kita lihat, tetapi bisa kita bayangkan, yaitu estetika imajinasi. Jika kita ialah orang nan mudah berimajinasi apalagi jika berimajinasi tinggi segala, maka estetika bisa terpikirkan di dalam otak kita.



Manusia dan Estetika - Estetika sebagai Hasil Karya Manusia

Membuat perubahan sama besarnya seperti kita melihat sebuah keindahan. Estetika lainnya ialah estetika nan kita sajikan terhadap orang lain berupa karya. Pertama, kita harus menyukai apa nan akan kita lakukan. Kemudian, kita membuat karya dengan rasa cinta akan estetika dan memiliki rasa terhadap orang lain nan akan melihatnya.

Dengan melihat dan merasakan apa nan akan disukai orang lain, maka hal itu akan mendorong kita agar membuat sebuah estetika dengan tujuan agar orang lain mau membeli karya kita. Di sinilah ada penghargaan dari estetika nan diciptakan melalui khayalan tinggi kita. Selain arti estetika nan telah diuraikan sebelumnya, ada pula estetika lain nan juga memiliki arti nan luas, yaitu sebagai berikut.

  1. Keindahan Jasmani, estetika ini bisa dilihat dengan melihat apa nan kita miliki secara fisik.
  2. Keindahan Seni, yaitu dengan melihat hasil karya nan kita buat.
  3. Keindahan Alam, yaitu penglihatan akan suatu pesona alam nan bisa dijelaskan dengan kata-kata
  4. Keindahan Moral, bisa dilihat dari konduite dan tata konduite dari tiap individu.
  5. Keindahan Intelek, ialah bagaimana cara berpikir seseorang.

Keindahan jasmani bisa dipaparkan lebih luas, yaitu bagaimana cara kita memakai baju serta bagaimana kita memberikan penampilan nan menarik. Itulah manusia dan estetika nan berusaha buat memperlihatkan estetika nan sebenarnya. Dimana dia bukan saja ingin memuaskan dirinya, melainkan juga ingin memuaskan orang lain nan melihatnya. Oleh sebab itu, timbullah adanya rasa menghargai terhadap estetika walaupun itu estetika secara fisik.

Manusia dan estetika pada seni ialah suatu hasil karya nan diciptakan seorang manusia. Hasil karya seni ini ialah sebuah kreasi dari konsep nan dibuat oleh pecinta seni atau pembuat seni. Seni tak hanya berasal dari khayalan semata, tetapi juga berasal dari apa nan dia lihat atau dia telah miliki. Estetika seni bukan hanya menjadi sebuah penghargaan dari orang lain, tetapi juga merupakan penghargaan dari segi komersil. Estetika alam bukan merupakan sebuah kreasi manusia, tetapi kreasi Tuhan nan sudah ada sejak bumi ini diciptakan.

Keindahan ini bisa menjadi inspirasi terhadap karya seni. Estetika ini sangat murni dan tak bisa diubah. Hanya bala alam nan bisa mengubah sebuah estetika alam. Dimana orang berlomba-lomba buat bisa menikmati estetika alam ini. Estetika alam tak hanya dirasakan di negeri sendiri, tetapi juga bisa dirasakan di negeri orang lain.

Biaya nan dikeluarkan tak akan menjadi faktor besar dalam mewujudkna estetika itu. Bahkan walaupun membutuhkan biaya nan mahal, orang tak pernah sungkan berkali-kali mengeluarkan biaya mahal demi menikmati sebuah keindahan. Dari sini bisa dilihat bahwa manusia dan estetika sangat erat kaitannya.

Keindahan moral lain lagi, hal ini sangat berkaitan antara manusia dan keindahan. Pertama, jika kita melihat kecantikan seseorang atau ketampanan seseorang, hal itu sudah merupakan estetika untuk diri kita. Apalagi jika estetika itu ditambah dengan estetika moral, maka akan membawa nilai nan lebih baik dalam pergaulan.

Keindahan moral sangat berpengaruh pada pergaulan, baik itu di kalangan ekonomi kecil maupun di kalangan ekonomi atas. Moral ialah evaluasi nan bisa memasuki kehidupan individu dalam arti pribadi. Bukan hanya sekedar penghargaan, tetapi juga keunggulan dalam bermoral baik merupakan estetika nan bisa dirasakan sampai ke dalam hati.

Antara manusia dan estetika secara intelek sangat berbeda. Seseorang nan terlihat pintar sudah merupakan estetika nan dikagumi oleh orang sekitar. Estetika intelek sangat mahal harganya. Selain ada penghargaan pada diri manusia itu, orang nan memiliki estetika intelek ini ialah orang-orang nan dicari buat dipekerjakan pada instansi besar.

Orang intelek juga bisa memimpin negara ini. Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa estetika ialah awal dari terbentuknya hasil karya manusia. Oleh sebab itu, manusia dan estetika sangat berhubungan terutama dalam kehidupan sehari-hari.