Masa Nifas - Inspeksi Selama Nifas

Masa Nifas - Inspeksi Selama Nifas

Masa Nifas merupakan masa setelah ibu melahirkan. Lama masa ini dapat berlangsung kira-kira enam sampai delapan minggu pasca melahirkan. Perawatan masa ini sangat krusial dilakukan pada saat-saat seperti ini buat menghindari kemungkinan pendarahan nan akan terjadi setelah kelahiran. Meskipun masa ini hanya berlangsung selama delapan minggu, namun sebenarnya alat-alat reproduksi wanita baru akan pulih seperti sedia kala pada tiga bulan setelah kelahiran bayinya.

Sedangkan sinkron definisi, masa nifas dapat diartikan sebagai masa pemulihan kembali mulai dari partus selesai sampai kembalinya organ-organ pada kandungan seperti pada saat sebelum hamil dengan lama enam sampai delapan minggu. Masa ini juga merupakan masa nan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir pada saat organ-organ kandungan sudah kembali seperti sedia kala.

Secara umum, masa nifas terdiri dari tiga periode, yaitu purperium dini dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, purperium genital yaitu pemulihan secara menyeluruh pada alat-alat genital selama 6 sampai 8 minggu, dan remote purperium yaitu waktu nan diperlukan buat sehat kembali khususnya pada ibu dengan persalinan nan mengalami komplikasi.



Masa Nifas - Tahapan Nifas

Tahapan-tahapan pada masa nifas itu sendiri dapat diamati. Yang utama, setelah melahirkan si ibu akan terus menerus mengeluarkan darah dari vaginanya. Darah tersebut mengandung trombosit, sel-sel mati, sel-sel tua, dan juga sel-sel dari dinding rahim nan disebut lokia. Ada empat tahapan dalam nifas, yaitu:

  1. Lokia Lubra atau darah merah nan segar. Ini merupakan termin pertama nifas. Darah merah nan segar ini biasanya akan keluar selama tiga hari berturut-turut setelah melahirkan. Namun, dapat juga berbeda pada setiap orang. Darah pada termin awal ini berpotensi mengandung banyak kuman penyakit. Jadi, harus benar-benar menjaga kebersihannya dengan lebih sering mengganti pembalut.
  2. Lokia Sanguinolenta . Tahapan kedua dari masa ini biasanya berlangsung selama satu sampai dua minggu. Darah nan keluar berupa darah merah dan agak berlendir.
  3. Lokia Serosa . Termin ini merupakan termin ketiga. Biasanya terjadi dua minggu sampai satu bulan setelah persalinan. Cairan nan keluar pada termin ini berwarna kuning kecoklatan kemudian merah muda.
  4. Lokia Alba . Tahapan terakhir ini terjadi hingga minggu keempat atau kelima, tergantung berapa lama waktu nifas si ibu berlangsung. Cairan nan keluar sudah berwarna kuning bening dan ini menandakan bahwa waktu nifas Anda sudah berlangsung normal.


Masa Nifas - Perawatan Selama Nifas

Dalam masa nifas, ada beberapa perawatan nan harus dilakukan oleh ibu nan baru saja melahirkan. Dalam perawatan nifas ini, banyak hal nan seharusnya diperhatikan. Beberapa diantaranya yaitu:

1. Diet dan Hal Seputar Makanan Ibu Melahirkan

Dalam masa nifas ini, ibu seharusnya diberi asupan nan bergizi tinggi sebab dia memerlukan semua itu buat memulihkan tenaganya seusai melahirkan. Makanan nan sangat baik bagi si ibu ketika nifas diantaranya harus cukup mengandung kalori, protein, banyak cairan, buah-buahan, serta sayuran.

2. Mobilisasi

Mengingat bahwa ibu melahirkan sangatlah merasa lelah, terlebih jika proses persalinannya membutuhkan waktu nan sangat lama, maka si ibu dianjurkan harus banyak beristirahat. Tidur telentang selama delapan jam merupakan upaya buat mencegah adanya pendarahan nan mungkin akan terjadi. Miring ke kanan ataupu ke kiri boleh dilakukan selama masih dalam posisi aman. Hal ini juga dimaksudkan agar tak terjadi trombosos dan tromboemboli. Sedangkan pada hari kedua, si ibu boleh belajar duduk, dan seterusnya berjalan pelan.

Proses pada mobilisasi ini biasanya tak sama pada setiap ibu, ini tergantung dari kondisi masing-masing. Pada persalinan normal, terkadang ada nan hanya tiga hari saja si ibu sudah diperbolehkan pulang, tetapi ada juga nan sampai satu minggu.

3. Buang Air Kecil

Pasca persalinan, biasanya ibu merasa lebih susah buang air kecil diakibatkan sebab terjadinya tekanan kepala janin. Dalam hal ini, si ibu dapat diterapkan kateterisasi. Namun, jika memang tak bermasalah, maka buang air sendiri lebih cepat dilakukan akan lebih baik. Pemberian antibiotika juga dapat dilakukan jika terjadi adanya infeksi atau urethritis. Cystitis dan pyelitis.

4. Buang Air Besar

Hal ini mungkin amat sulit dilakukan para ibu pasca melahirkan. Namun, setidaknya selama 3 sampai 4 hari setelah persalinan diharapka si ibu sudah melakukan BAB ini. Jika terjadi konstipasi atau BAB keras, maka solusi nan dianjurkan dapat menggunakan obat pencahar.

5. Mulas

Mulas ialah hal nan wajar dialami ibu pasca melahirkan. Hal ini timbul dampak konstraksi uterus dan sangat sering dirasakan ketika sedang menyusui. Namun biasanya setelah 2 atau 3 hari, rasa mulas ini akan berkurang. Perasaan ini ada hanya sebab masih adanya residu selaput ketuban, plasenta, atau gumpalan dari uteri. Jika mulasnya luar biasa, maka si ibu dapat ditolong dengan pemberian analgetik atau sedative buat dapat beristirahat lebih nyaman.

6. Laktasi

Masa nifas ialah masa-masa ibu juga melakukan pemberian ASI buat bayinya. Banyak penelitian nan membuktikan bahwa proses laktasi membantu ibu lebih cepat mendapatkan pemulihan dari proses persalinan. Karena secara alami, saat menyusui, rahim ibu akan mengalami kontraksi sehingga lebih cepat mengerut. Sementara itu, ada beberapa faktor nan memengaruhi proses kelancaran laktasi ini, diantaranya anatomi payudara si ibu, nutrisi si ibu, istirahat, imbasan bayi, obat-obatan, dan juga faktor psikologi.

7. Demam

Suhu badan nan mengalami kenaikan pada masa nifas juga merupakan hal nan wajar. Biasanya kenaikan suhu badan ialah 0,5 derajat Celcius dari suhu badan normal. Tetapi jika suhu badan mencapai lebih dari 38 derajat celcius, maka dapat saja telah terjadi infeksi pada si ibu. Segeralah periksakan kepada bidan atau dokter.



Masa Nifas - Inspeksi Selama Nifas

Disamping memerhatikan hal-hal di atas, sebaiknya si ibu juga melakukan inspeksi selama masa nifasnya berlangsung. Untuk ibu dengan persalinan nan tanpa masalah, maka inspeksi kembali dilakukan 6 minggu setelah persalinan, tetapi pada ibu nan mengalami persalinan luar biasa, maka inspeksi wajib dilakukan seminggu sekali. Inspeksi nifas meliputi:

  1. Pemeriksaan generik nan meliputi suhu badan, denyut nadi, tensi darah, dan keluhan-keluahan lainnya.
  2. Pemeriksaan payudara dan putting susu.
  3. Pemeriksaan rektrum, kandung kemih, serta dinding perut.
  4. Pemeriksaan secret nan keluar.
  5. Pemeriksaan dalam meliputi seviks, uterus, dan adnexa.

Pemeriksaan pasca masa nifas sebenarnya baik juga dilakukan walaupun sporadis sekali dilakukan oleh para ibu. Hal ini buat terus memantau adakah kelainan-kelainan nan mungkin ada pascamelahirkan, baik nan ringan maupun berat. Selain itu, kegunaan memeriksakan diri secara rutin meskipun sudah tak pada nifas akan membantu ibu buat mendeteksi dini seandainya ada penyakit berat nan ada. Pemeriksaan-pemeriksaan nan dianjurkan setelah nifas, diantaranya:

  1. Pemeriksaan payudara
  2. Pemeriksaan KB
  3. Fisioterapi
  4. Imunisasi

Masa melahirkan merupakan masa nan sangat sulit bagi ibu, namun masa nifas juga tidak kalah pentingnya buat memperhatikan setiap apa nan dibutuhkan oleh ibu. Dukungan keluarga, terutama suami dalam hal ini absolut diperlukan. Pemeriksaan-pemeriksaan nan rutin dilakukan tanpa diimbangi keadaan psikologi si ibu nan stabil tak akan jga berimbas baik pada si ibu. Untuk itu, bukan peran suami meskipun seorang laki-laki sangat besar pengaruhnya tak hanya pada saat ibu melahirkan, namun juga pada saat nifas berlangsung.

Kelelahan dan rasa sakit selama proses persalinan nan biasanya akan terbawa sampai beberapa bulan setelahnya. Hal tersebut merupakan alasan nan kuat kenapa para ayah juga wajib memperlakukan istrinya dengan sebaik-baiknya tak hanya pada saat dia melahirkan, tetapi lebih lanjut lagi pada masa nifas.