Teori Pasang Surut Gas (Tidal)

Teori Pasang Surut Gas (Tidal)

Apakah Anda penasaran dengan proses pembentukan bumi ? Bumi ialah salah satu planet nan berada di tata surya. Dalam urutan tata surya, bumi menempati posisi ketiga nan memiliki jeda terdekat dengan pusat tata surya, yaitu matahari. Urutan planet dalam tata surya secara lengkap ialah merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, neptunus, dan pluto.

Kesembilan planet tersebut berevolusi mengelilingi matahari. Beberapa planet memiliki satelit, termasuk bumi. Satelit bumi ialah bulan. Bulan juga berevolusi mengelilingi bumi. Bumi merupakan satu-satunya planet nan bisa dihuni oleh makhluk hidup. Terdapat banyak teori nan membahas pembentukan bumi. Semuanya mengerucut pada pendapat nan sama bahwa bumi pada mulanya tak berupa seperti saat ini.

Bumi seperti nan kita tinggali saat ini terbentuk melalui proses nan sangat panjang. Proses tersebut diyakini terjadi bermiliar-miliar tahun nan lalu. Hal itu menunjukkan bahwa bumi terus berkembang dan berubah dari waktu ke waktu, termasuk saat ini. Terdapat banyak pakar nan merumuskan teori terbentuknya bumi ini. Teori nan terkenal di antaranya ialah teori big bang, teori kant, teori laplace, teori tidal, dan lain-lain. Untuk bisa mengetahui beberapa teori tersebut, berikut penjelasannya.



Teori Big Bang

Teori ini merupakan teori nan paling populer di antara beberapa teori lainnya. Berdasarkan teori big bang, terbentuknya bumi tak terlepas dari terciptanya tata surya dan galaksi di alam semesta ini. Menurut teori ini, beberapa miliar tahun nan lalu, terdapat gumpalan kabut raksasa di alam semesta. Kabut raksasa itu berputar pada porosnya sendiri. Dampak putaran itu, bagian-bagian ringan dari kabut tersebut kemudian terlempar ke luar.

Sementara bagian padat dan keras lainnya manunggal dan berkumpul membentuk cakram raksasa. Lalu, gumpalan kabut besar dan padat itu meledak dengan sangat dahsyat. Ledakannya itu kemudian membentuk galaksi dan nebula. Pada kurun 4,6 miliar, nebula-nebula hasil ledakan itu kemudian membeku dan membentuk sebuah galaksi nan disebut galaksi bima sakti.

Sementara bagian ringan nan terlempar ke luar gumpalan kabut itu mengalami kondensasi, sehingga membentuk gumpala-gumpalan nan mengeras dan membeku. Gumpalan-gumpalan itu kemudian nan menjadi planet. Di antara beberapa planet nan terbentuk, bumi ialah salah satunya. Namun, pembentukan bumi tersebut terjadi secara berangsur-angsur. Ada tiga termin terbentuknya bumi sehingga menjadi planet seperti nan kita huni saat ini. Tahapan tersebut ialah sebagai berikut.

  1. Awal terciptanya bumi, sebagaimana halnya planet-planet lainnya, merupakan hasil pecahan dari gumpalan kabut di luar angkasa. Tidak ada disparitas antara bumi dengan planet lainnya. Bumi masih merupakan planet nan sejenis dan belum mengalami pelapisan seperti saat ini.
  2. Lapisan-lapisan bumi mulai terbentuk. Material nan memiliki berat jenis lebih besar akan tenggelam, sedangkan material nan berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju permukaan. Material nan memiliki berat jenis lebih besar di antaranya besi dan logam lainnya. Proses tersebut dinamakan dengan diferensiasi.
  3. Lapisan-lapisan bumi nan terbentuk terbagi menjadi lima bagian, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi. Kerak bumi merupakan bagian terluar dari bumi sebagaimana dihuni oleh makhluk hayati saat ini.


Teori Kabut (Immanuel Kant dan Laplace)

Teori ini dicetuskan oleh Immanuel Kant dan Piere de Laplace. Kedua pemikir abad ke-18 ini sama-sama beragumentasi bahwa bumi nan dihuni saat ini terbentuk dari gas nan berkumpul menjadi kabut. Hal tersebut berlaku juga bagi planet-planet lainnya nan ada di jagat raya. Kant dan Laplace menjelaskan bahwa beberapa miliar tahun nan lalu, terdapat sumber gas nan sangat besar di alam semesta.

Gas tersebut kemudian berkumpul dan menyatu membentuk kabut atau nebula . Kemudian terjadi gaya tarik-menarik di antara gas tersebut. Gaya tarik-menarik ini menyebabkan nebula tersebut berputar dengan sangat cepat. Karena berputar semakin cepat, sebagian materi nebula tersebut terhempas ke luar putaran. Hempasan material nebula tersebut kemudian membeku. Materi nan menjadi padat itu kemudian menjadi planet-planet nan ada di tata surya.



Teori Pasang Surut Gas (Tidal)

Teori terbentuknya bumi nan terkenal lainnya ialah teori pasang surut gas atau biasa disebut teori tidal. Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918. Menurut teori ini, pada mulanya sebuah bintang nan besar mendekati matahari nan dahulu kala masih berupa kumpulan gas.

Pada saat bintang tersebut mendekati matahari, terjadi pasang surut pada matahari. Kemudian, terbentuklah gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari sebagai dampak gaya tarik-menarik antara matahari dengan bintang nan mendekat tersebut. Gunung tersebut semakin bertambah tinggi dan membentuk lidah pijar nan sangat besar. Lidah pijar itu menjulur dari matahari hingga ke bintang nan mendekat tersebut.

Lidah pijar nan menjulur dari matahari ke bintang nan mendekat itu memiliki panas nan luar biasa. Di dalam lidah pijar itu kemudian terjadi perapatan gas dan kolom-kolom nan terbentuk dari lidah pijar itu kemudian pecah. Pecahan-pecahan kolom lidah pijar itu kemudian bercerai-berai membentuk planet.

Setelah terbentuk planet, bintang nan mendekati matahari itu pun perlahan menjauh ke arah lain. Sementara planet-planet nan terbentuk itu pun berputar mengelilingi matahari pada orbit nan konstan. Planet-planet itu mulai mengalami pendinginan. Namun, planet-planet besar nan jaraknya jauh dari matahari mengalami pendinginan secara lambat. Di antara semua planet di tata surya, bumi ialah planet nan mengalami pendinginan lebih cepat.

Pada saat proses pendinginan, semua planet di tata surya mengelilingi matahari pada orbit nan berbentuk elips. Karena berbentuk elips, ada kalanya planet tersebut berada di titik terjauh dan terdekat dengan matahari. Karena monoton terjadi seperti itu, maka terjadilah pasang surut pada tubuh planet-planet sebagai dampak gaya tarik-menarik antara matahari dan planet.

Secara perlahan, matahari menarik material-material nan berasal dari planet tersebut. Material nan ditarik oleh matahari itu kemudian membentuk satelit nan mengelilingi planet nan merupakan asal material itu di dapat. Misalnya, bulan nan merupakan satelit bagi bumi.



Teori Planetesimal

Teori mengenai terbentuknya bumi lainnya ialah teori planetesimal. Teori ini dicetuskan oleh Forest Ray Moulton dan T.C. Chamberlain pada awal abad ke-20. Moulton ialah pakar astronomi, sedangkan Chamberlain ialah pakar geologi . Keduanya mengemukakan sebuah teori nan disebut “planetesimal hypothesis”.

Menurut teori ini, pada suatu ketika, sebuah bintang melintas mendekati matahari dalam kecepatan tinggi. Karena matahari terdiri atas massa gas nan sangat besar, maka sebagian material matahari tertarik ke luar dampak gaya gravitasi. Terhempasnya material matahari itu terjadi pada saat bintang tersebut berada dalam jeda nan sangat dekat.

Sebagian material nan terhempas dari tubuh matahari berada di lintasan bintang, sedangkan sebagian lainnya berputar mengelilingi matahari. Sebagian material nan mengelilingi matahari itu lama-lama menjadi cincin nan padat dan mengalami pendinginan. Cincin nan telah mengalami pendinginan itu kemudian berubah menjadi padat dan disebut dengan planetesimal. Beberapa planetesimal itu kemudian saling menarik dan berkumpul menjadi satu. Kumpulan planetesimal itu kemudian membentuk planet. Bumi merupakan salah satu planet nan terbentuk dari planetesimal tersebut.