Hiasan dan Koleksi Museum Keramik

Hiasan dan Koleksi Museum Keramik

Kota Tua di Jakarta menawarkan paket wisata nan mampu mendatangkan potongan kilas balik ke zaman dahulu. Museum ialah salah satu nan menjadi primadona wisata Kota Tua. Ada sekitar lima sampai enam museum tersebar di kompleks wisata ini. Contohnya, Museum Keramik atau The Arts and Ceramics Museum nan terletak berseberangan dengan Museum Wayang, tepatnya di Jalan Pos Kota No. 2.

Seperti namanya, museum ini menyimpan benda-benda bersejarah nan kebanyakan terbuat dari keramik, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Keramik mancanegara kebanyakan didatangkan dari Jepang, Tiongkok, Thailand, Vietnam, dan Eropa sejak abad ke-16 hingga abad ke-20. Selain itu, ada karya-karya seni rupa dari berbagai masa dan wilayah, berupa lukisan dan ukiran.

Total seluruhnya sekitar 400 koleksi karya seni nan dikelompokkan dalam ruang-ruang spesifik dalam museum berdasarkan periodenya. Di sini, Anda dapat menemukan koleksi Raden Saleh, pelopor seni lukis di Indonesia nan karyanya terkenal hingga ke luar negeri.



Menjelajahi Ruangan Museum Keramik

Ketika sampai di loka bersejarah ini, Anda tentunya akan takjub pada bangunan dengan pilar-pilar besar dan tinggi berwarna putih. Begitu kaku dan sedikit berbeda dengan gedung pameran seni lainnya. Maklum saja, pada awal pembangunannya, sekitar 1870, gedung ini didirikan sebagai gedung peradilan Hindia Belanda bernama Ordinaris Raad Van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia.

Kemudian, dari waktu ke waktu, gedung ini mengalami perubahan fungsi menjadi asrama militer pada masa pendudukan Jepang, kantor walikota Jakarta Barat pada 70an. Akhirnya, pada 7 Januari 1977, gedung ini diresmikan sebagai museum keramik oleh gubernur Ali Sadikin.



Biaya Masuk ke Museum Keramik

Untuk dapat masuk ke museum ini, Anda cukup membayar Rp2.000,00 saja. Anak sekolah dan mahasiswa hanya dikenai biaya kunjungan sebesar Rp1.000,00. Harga nan sangat murah buat dapat melihat karya seni kualitas global nan terdapat di dalamnya. Waktu kunjungan museum dibatasi hanya Selasa-Minggu jam 09.00-15.00 WIB.



Hiasan dan Koleksi Museum Keramik

Pintu bagian depan museum dihiasi dengan patung Raden Saleh dan Sindudarsono Sudjojono, dua pelukis kebanggaan Indonesia, pada sebelah kanan dan kirinya. Di ruangan sebelah kanan, Anda dapat melihat koleksi keramik, seperti guci dan perhiasan nan diambil dari beberapa kapal asing nan karam di perairan Indonesia.

Tangga besi berukiran khas Eropa berdiri tegak di tengah ruangan. Beranjak ke lantai atas, Anda akan menemukan koleksi keramik berbentuk patung maupun peralatan makan khas Cina, Jepang, Arab, dan Eropa. Keklasikan pola pada keramik menentukan periode pembuatannya.

Keramik tersebut berasal dari Dinasti Tang nan berkuasa pada abad ke-7 hingga abad ke-10 Masehi. Keramik-keramik tersebut umumnya polos dan kebanyakan berwarna kuning, berbeda sekali dengan keramik Dinasti Ming nan penuh motif dan berwarna biru. Keramik khas Bangsa Arab kebanyakan bertuliskan huruf Arab Melayu.

Lukisan nan dipajang, beberapa di antaranya ialah lukisan Potret Diri karya Affandi, Ibu Menyusui karya Dullah, Dancing in the Cloud karya Antonio Blanco, dan Laskar Tritura karya Sindudarsono Sudjojono.