Macam-macam Prangko

Macam-macam Prangko

Istilah perangko berasal dari bahasa Latin "franco" nan artinya secarik kertas nan memiliki perekat sebagai tanda bukti bahwa seseorang telah melakukan pembayaran buat membayar jasa layanan pos

Pada zaman dahulu, pembayaran dengan menggunakan perangko menjadi salah satu pembayaran nan popular dibandingkan pembayaran dengan menggunakan aerogam. Tanda pembayaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Rowland Hill pada tanggal 1 Mei 1840 sebagai reformasi pos di Britania Raya.

Oleh seba itu, Britania Raya mendapatkan perhatian secara spesifik dengan menjadi satu-satunya negara nan tak usah mencantumkan naman negara di atas perangko nan diresmikan dengan nama "pranko" oleh Richard Yani Susilo pada tahun 1985.



Definisi Prangko

Prangko merupakan secarik kertas bergambar nan diterbitkan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran nan di bagian belakangnya terdapat perekat, serta bagian depannya terdapat nilai harga eksklusif buat direkatkan pada kiriman pos.

Biaya pengiriman sepucuk surat dilunasi dengan menggunakan prangko sehingga pihak pos perlu menyampaikan surat tersebut sinkron dengan alamat nan tertera di bagian depan amplop surat tersebut.

Kegiatan surat menyurat memang sudah lama sekali digunakan oleh manusia buat berkomunikasi dengan orang lain dalam jeda jauh. Akan tetapi, pemerintah kemudian membuat prangko sebagai salah satu wahana dan prasarana nan dapat menunjang sistem kegiatan perposan.

Prangko resmi nan pertama memiliki ciri-ciri bergambar kepala Ratu Victoria, dicetak dalam rona hitam, memuat kata "postage" pada bagian atasnya, dan memuat kata-kata "one penny" di bagian bawahnya.

Karena rona tintanya nan hitam serta tulisan nan bertengger di bagian bawahnya ialah "one penny", maka prangko pertama ini sering juga disebut "the penny black".



Sejarah Prangko

Gagasan Sir Rowland Hill buat menerbitkan prangko timbul saat suatu hari ia melihat seorang pengantar menyerahkan sepucuk surat kepada seorang gadis. Ia kemudian mengamati surat tersebut dengan teliti, lalu si gadis mengembalikan surat itu kepada pengantar pos sambil menolak biaya pengiriman surat dengan alasan ia tak memiliki uang.

Rowland pun bertanya pada sang gadis mengenai alasannya menolak membayar biaya pengiriman tersebut. si gadis pun menjawab bahwa dalam surat tersebut ada kode nan hanya diketahui oleh gadis tersebut dan kekasihnya.

Tanpa mengetahui isi suratnya, mereka berdua akan mengetahui isi surat tersebut sehingga mereka berdua tak perlu membayar ongkos kirim surat tersebut. hal ini tentu membuat Rowland menjadi bingung sebab hal tersebut akan sangat merugikan pihak pos dan karyawan nan bekerja di instansi tersebut.

Sir Rowland nan pernah menekuni bidang perpajakan dan ilmu administrasi ini kemudia mengalami perkembangan sosial ekonomi negaranya di masa itu sehingga tercetuslah buat membuat ide prangko.

Pada tahun 1837, Rowland kemudian mengusulkan ongkos pengiriman surat diturunkan sehingga meningkatkan jumlah surat nan dikirim; tarif pos diseragamkan dengan tak memandang jeda tempuh; dan biaya pos harus dibayar di muka dengan menempelkan prangko di bagian depannya.

Pada awalnya, usulan tersebut sempat ditentang oleh parlemen. Akan tetapi pada tahun 1840, usul ini diterima dan lahirlah prangko sebagai tanda pelunasan biaya pengiriman pos.



Macam-macam Prangko

Prangko nan digunakan pun bermacam-macam. Berikut ialah macam-macam prangko tersebut.

1. Prangko Definitif

Prangko ini dapat juga disebut prangko biasa, yakni prangko nan penerbitannya dibuat dengan tujuan buat memenuhi kebutuhan prangko sehari-hari. Prangko ini dibuat dengan berbagai taraf nilai atau harga dari mulai nan berharga murah hingga nan bernominal tinggi.

Apabila persediaan prangko definitif ini menipis, maka akan dilakukan cetak ulang sinkron dengan kebutuhan. Masa jual prangko ini juga tak terbatas. Contoh prangko ini ialah prangko seri hewan, prangko seri alat musik, prangko seri Presiden Soekarno, prangko seri Presiden Soeharto, dan prangko seri Pelita (Pembangunan Lima Tahun)

2. Prangko Peringatan

Prangko peringatan ialah prangko nan penerbitannya dikaitkan dengan suatu kejadian atau suatu peristiwa krusial dengan tujuan buat memperingati kejadian atau peristiwa tersebut. kejadian ini dapat berupa peristiwa nasional dapat juga peristiwa internasional. Contoh prangko jenis ini ialah 100 tahun prangko Indonesia, 10 tahun KAA, dan 25 tahun Asean.

3. Prangko Istimewa

Prangko istimewa ini merupakan jenis prangko nan diterbutkan dengan tujuan buat menarik perhatian masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri, mengenai berbagai kegiatan nan diselenggarakan oleh pemerintah dalam berbagai bidang. Misalnya saja, prangko seri pariwisata 1988, prangko seri flora 1989, prangko seri fauna 1989, dan prangko seri World Cup Italia 1990.

4. Prangko Amal

Prangko amal merupakan prangko nan diterbitkan dengan tujuan buat menghimpun dana demi kepentingan amal. Prangko ini biasanya dijual dengan harga tambahan. Pendapatan dari hasil penjualan tersebut kemudian disumbangkan ke badan amal nan telah ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya saja prangko Hari Sosial III (1960) dan prangko Hari Sosial IV (1961).

Sama seperti prangko peringatan dan prangko istimewa, prangko amal juga memiliki masa jual nan terbatas, yakni selama satu tahun penerbitan dengan tambahan dua tahun. Sementara itu, masa berlakunya ialah satu tahun penerbitan dengan tambahan lima tahun.

5. Prangko Prisma

Prangko ini merupakan singkatan dari Prangko Bukti diri Milik Anda nan diperkenalkan oleh australia Post dalam kesempatan "Australia 99", yakni pameran filateli sedunia nan diadakan pada tanggal 19 sampai 24 Maret 1999. Indonesia merupakan negara kedua nan mengenalkan prangko jenis ini.

6. Prangko Tujuan Khusus

Prangko ini dibuat dengan tujuan khusus, seperti prangko pos kilat, prangko pos udara, prangko dinas, prangko udara, dan prangko pos udara ekspres.



Museum Perangko TMII

Kertas berukuran kecil nan ada gambar warna-warninya ini sering dikoleksi oleh mereka nan getol dengan global korespondensi atau surat menyurat. Selain sebab fungsinya sebagai alat penentu biaya pengiriman surat, perangko memiliki keistimewaan tersendiri. Gambar, tahun pembuatan dan mata uang nan tercetak di atasnya seringkali mengingatkan akan sejarah bangsa pada periode tertentu.

Hal itu membuat banyak filatelis, istilah buat para kolektor perangko, berlomba-lomba mengumpulkan berbagai seri perangko nan pernah diluncurkan. Sebagai referensi, filatelis dapat mengunjungi Museum Perangko nan ada di Taman Mini Indonesia Latif (TMII). Museum Perangko didirikan sebagai wahana pendidikan bagi masyarakat luas tentang benda pos pengganti biaya pengiriman surat ini.

Penggagas pendirian Museum Perangko ialah Ibu Tien Soeharto, nan ketika itu menjadi Ibu Negara kita. Museum ini diresmikan pada 29 September 1983 dan dibangun di atas tanah seluas 9.500 meter persegi di area wisata TMII. Bangunan museum perangko terdiri atas 3 bagian. Sisi kanan dan kiri museum berupa loka peristirahatan dan kantor pos. Sementara museum, terletak di tengah-tengah kedua bangunan tersebut.



Apa Saja nan Terdapat di Dalam Museum Perangko?

Sebelum sampai ke pintu masuk, para pengunjung disambut dengan sebuah patung burung merpati nan bertengger di atas tugu berbentuk bola dunia. Masuk ke dalam gedung, terdapat ruang pameran nan ditengahnya ada bangunan berbentuk segi delapan dengan lampu nan bisa menyinari ke delapan penjuru ruangan.

Selanjutnya, pengunjung dapat memasuki ketujuh ruang pameran dengan fungsi masing-masing. Ruang pertama, Anda dapat melihat foto-foto bahan dan alat buat menulis surat pada zaman dahulu, yaitu daun tal. Selain itu, terdapat foto perangko pertama dunia, The Penny Black, bergambar paras Ratu Victoria nan dibuat oleh seorang pekerja Dinas Perpajakan Inggris bernama Sir Rowland Hill. Koleksi foto perangko lainnya berasal dari berbagai negara.

Ruang kedua menyajikan slide proses pembuatan perangko, khususnya di Indonesia nan dimulai pada 1945 dan saat masih menggunakan kertas merang. Anda nan penasaran dengan perangko kuno, silakan beranjak ke ruang ketiga. Di sana, terdapat perangko nan diterbitkan antara tahun 1864-1950. Lanjut ke ruang keempat, terdapat perangko nan diterbitkan mulai tahun 1950 hingga saat ini.

Di ruang kelima, beberapa koleksi perangko nan ditampilkan lebih bermakna tematik, seperti lingkungan hidup, flora, fauna, pariwisata, kemanusiaan, dan sosial budaya. Dalam ruang selanjutnya, terdapat diorama perangko tematik, seperti kegiatan olah raga dan kepramukaan. Ruang terakhir diperuntukkan spesifik bagi Anda nan getol berfilateli. Di sini, kembali ditampilkan diorama kegiatan filateli nan sangat positif.

Berkunjung ke suatu loka dapat mendatangkan manfaat, termasuk berkunjung ke Museum Perangko. Loka kita dapat mengenal bangsa dan sejarahnya melalui perangko.