Museum di Indonesia

Museum di Indonesia

Museum ialah loka belajar nan sangat menarik, selain di sekolahan. Oleh sebab itu, sekolah seringkali mengadakan acara kunjungan ke museum. Di museum, kita dapat melihat koleksi seperti koleksi Museum Fatahillah , koleksi Musem Monumen Jogja, koleksi museum batik, dan koleksi-koleksi museum lainnya. Museum dapat dikatakan sebagai jembatan dari masa lalu, masa sekarang, dan juga penghubung ke masa depan. Dapat diibaratkan, museum ialah sebuah album tentang perkembangan dan sejarah kehidupan munusia.

Sebagai ruang dan loka belajar, museum dapat didatangi oleh siapa saja. Sebab, museum selalu menawarkan loka nan terbuka. Siapa saja boleh masuk ke gedung museum, tak terkecuali. Di dalam museum, tak terdapat restriksi apa pun, baik dari segi umur, jabatan, ataupun pendidikan. Maka mulai dari anak sekolah dasar, sekolah menengan pertama, dan sekolah menengah atas, hingga perguruan tinggi, kerap mendatangi museum. Selain itu, dari pekerja kantoran sampai dengan pedagang , tak ada nan dibedakan buat masuk ke dalam museum.

Di dalam museum, semua orang bisa belajar tanpa dipaksakan. Misalnya saja, ia ingin mempelajari sejarah koleksi Museum Fatahillah, maka ia pun dengan keinginannya tersebut bisa memilih sendiri apa nan akan ia pelajari.



Sejarah Museum

Museum sendiri sebenarnya berasal dari kata “museion” nan artinya loka pemujaan Dewa Muse atau Dewa Pengetahuan dan Dewa Seni. Museum pada awalnya merupakan loka nan dijadikan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Keberadaan museum sudah ada sejak zaman dahulu, yakni zaman Pythagoras dan zaman Plato. Pada dua zaman tersebut, musem berkembang menjadi ruang kerja para pakar pemikir pada zaman Yunani Kuno. Pada zaman itu pula, museum dijadikan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan filsafat .

Dalam perkembangannya, museum berubah menjadi loka nan kita lihat sekarang ini, yakni museum digunakan sebagai loka defleksi benda-benda. Pengertian museum terus mengalami pergeseran sampai pada zaman Renaissance. Pada zaman ini, museum diartikan sebagai sebuah kumpulan ilmu pengetahuan dari karya tulis seorang berpendidikan, dalam hal ini sarjana.

Museum dari zaman Renaissance, kemudian terus mengalami perkembangan. Pada abad ke-18, museum mulai didirikan di sejumlah negara di Eropa Barat. Pada masa ini, fungsi museum pun mengalami perkembangan dibandingkan dengan sebelumnya.

Indonesia sempat dijajah oleh bangsa belanda selama kurang lebih 350 tahun. Belanda pun tak dapat terlepas dari perkembangan museum nan ada di Indonesia. Bahkan, perkembangan museum pada masa Belanda memiliki pengaruh nan cukup besar bagi perkembangan museum di Indonesia selanjutnya. Tahun 1778 merupakan tahun awal mula berdirinya museum di Indonesia dan diberi nama dengan Bataviaach Genootschap van Kunsten.

Pada bulan November tahun 1946, Asosiasi Museum Internasional didirikan dan bertempat di Kota Paris. Kemudian tidak lama setelah itu, didapat pengertian tentang museum, yakni suatu forum terbuka nan tak mengejar keungungan serta mengabdi kepada masyarakat. Sehingga hingga sekarang, museum dikenal sebagai loka penyimpanan barang-barang, pengumpulan, serta penelitian. Tak jarang, orang Indonesia pun sampai pergi ke luar negeri sebab museum merupakan satu-satunya loka nan menyediakan pendidikan tak terbatas mengenai masa lalu.

Belajar lewat museum dianggap jauh lebih mudah daripada membaca buku tentang sejarah . Di museum, pengunjung dapat melihat langsung dan membaca dengan indra penglihatan mengenai bukti-bukti apa saja nan terdapat di masa lalu dan bisa dilihat hingga sekarang. Masa lalu juga merupakan saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia pada zaman dahulu kala.



Museum di Indonesia

Museum pun kini sudah menyebar keberadaannya. Di Yogyakarta, Anda bisa menemukan berbagai jenis museum. Mulai dari karya lukis, seni patung, batik, sampai dengan museum perjuangan Indonesia.



Museum Benteng Vredeburg

Salah satu musem nan bisa dinikmati pengunjung ialah Museum Benteng Vredeburg nan ada di Kota Yogyakarta. Di museum ini, pengunjung bisa menyaksikan secara langsung perjuangan para pahlaman buat mengusir penjajah. Anda nan ingin melihat perjuangan tersebut, bisa langsung datang ke museum ini. Museum ini terletak di sebelah utara kantor pos Yogyakarta atau di titik nol kilometer. Di dalam museum ini, Anda bisa menyaksikan display dan diorama nan kental bernuasan sejarah berjuangan kemerdekaan. Di sana, Anda pun bisa mempelajari nilai-nilai cinta tanah air, pengorbanan , dan juga jiwa patriotisme.



Museum Sonobodoyo

Selain museum Bentang Vredeburg, di Yogyakarta juga ada Museum Sonobodoyo nan bisa Anda kunjungi. Di museum ini, pada malam hari dapat lebih ramai dibandingkan dengan siang hari. Sebab pada malam hari, pengunjung museum bisa menikmati pertunjukan khas Indonesia, yakni pertunjukan wayang kulit. Pertunjukan wayang kulit di museum ini berdurasi selama dua jam.



Museum Geoteknologi Universitas Pembangunan Nasional

Museum lain nan bisa Anda kunjungi ialah Museum Geoteknologi Universitas Pembangunan Nasional. Museum ini dikenal sebagai museum nan memberikan konsep pendidikan berbasis ilmu pengetahuan alam. Jadi, museum ini lebih dikhususkan pada ilmu bumi.

Masih sepuratan Yogyakarta, di Kota Gede juga terdapat loka nan bisa Anda kunjungi. Kota Gede sendiri ialah pusat pemerintahan Kerajaan Mataram pada zaman dahulu kala, tepatnya pada abad ke-14. Oleh sebab itu, jejak atau bekas Kerajaan Mataram masih terlihat jelas di Kota Gede. Sama halnya dengan museum, Kota Gede menawarkan bukti sejarah, yakni dengan adanya bangunan, makam, benteng, loka pemandaian, dan masih banyak lagi. Sehingga, bagi Anda nan ingin belajar sejarah di museum, museum tak selamanya berada di suatu ruang, namun Anda dapat berkunjung ke bekas-bekas peninggalan sejarah nan masih tersisa.



Museum Fatahilah

Setelah berjalan-jalan ke Yogyakarta, sekarang kita menuju salah satu museum nan ada di Jakarta, yakni Museum Fatahillah. Museum ini mempunyai koleksi berupa barang-barang, sejumlah sekitar dua ribu tiga ratus koleksi. Jumlah koleksi tersebut berasal dari Museum Jakarta Lama. Koleksi Museum Fatahillah nan bisa dinikmati oleh pengunjung di antaranya yakni prasasti dan Meriam Si Jagur.

Selain kedua benda tersebut, di museum ini pengunjung juga bisa menyaksikan Patung Hermes dan diorama pada saat eksekusi. Tak hanya itu, Anda pun juga dapat melihat lemari file serta lukisan Gubernur VOC. Museum ini memang menawarkan banyak koleksi. Tak ketinggalan, beraneka macam keramik pun ada di museum ini.

Salah satu kelebihan jika Anda mengunjungi museum ini ialah Anda tak akan menemukan benda nan sama seperti nan terdapat di museum lain. Anda pun dapat memetik pelajaran dari kunjungan ke museum, pengetahuan Anda otomatis akan bertambah.

Membicarakan tentang koleksi Museum Fatahillah memang tak ada habisnya. Sebab, museum selalu memberikan hal nan menarik nan tak dapat didapatkan di loka lain. Jika Anda belum pernah berkunjung ke museum, Anda harus mulai menyusun agenda buat mendatangi museum. Jangan jadikan museum sebatas loka penyimpanan benda-benda purba dan benda-benda sejarah saja. Namun, jadikan museum sebagai sumber belajar bagi Anda dan keluarga Anda. Tidak ada masa depan, tanpa ada masa lalu.