Multitalenta

Multitalenta

Natalie Portman ialah salah satu seniman Amerika nan dikenal dengan penjiwaan serta mampu memerankan karakter bagus dalam setiap filmnya.



Dikenal Sejak Kecil

Wanita cantik keturunan Israel-Amerika ini dilahirkan 9 Juni 1981. Talenta seniman Natalie sudah terbentuk saat usia tiga tahun. Ia disekolahkan dalam sebuah kelas tari oleh orang tuanya. Kemudian pada usia sepuluh tahun, Natalie sudah menjadi model iklan. Pada saat musim libur sekolah, Natalie menghabiskan waktunya di sebuah loka teater. Ia ingin lebih mempelajari lagi global akting.

Pada usia 13 tahun, Natalie memulai debutnya sebagai seorang artis. Di saat remaja tersebut ia ikut ambil bagian dalam sebuah film nan diproduksi pada 1994 dan berjudul Leon The Preofessional . Pada tahun nan sama Natalie juga sudah bermain dalam sebuah film pendek nan berjudul Developing .

Pada pertengahan 1990 Natalie Portman sudah membintangi beberapa judul film, di antaranya ialah Everyone Says I Love You, Mars Attack, Heat dan Beautiful Girls . Pada 1997, Natalie bermain dalam sebuah pagelaran teater nan diberi judul Anne Frank . Natalie Portman kemudian meraih penghargaan sebagai seniman pendukung terbaik, dalam film Anywhere But Here . Menginjak usia remaja, ia berperan sebagai seorang ibu muda dalam film Where The Heart Is .



Melanjutkan Pendidikan

Setelah film Where The Heart Is , Natalie lebih memilih buat beristirahat sebentar dan melajutkan pendidikannya. Ia kemudian masuk ke Universitas Harvard dan mengambil jurusan psikologi. Prestasinya ternyata tak hanya di global film saja. Di global pendidikan Natalie Portman pun menunjukkan kemampuannya. Ia sukses menjadi asisten peneliti di universitas tersebut.

Setelah melakukan beberapa penelitian dan melakukan respon nan luar biasa atas agresi Israel ke Palestina dalam tulisan esainya, Portman kembali lagi ke global film. Secara keseluruhan, Natalie Portman menghabiskan waktunya dalam global pendidikan dan penelitian-penelitiannya tentang kritik-kritik sosial selama lima tahun.

Pada 2006, Natalie Portman bermain dalam film V For Vendetta . Pada tahun nan sama Natalie pun menyelesaikan produksi sebuah film anak-anak nan berjudul Mr Margom Emporium . Natalie tidak dapat menyembunyikan kebahagiannya bermain dalam film ini, sebab ia terkenang dengan masa kanak-kanaknya, di mana dari masa itulah ia memulai debutnya sebagai seorang pemain film.



Multitalenta

Kemudian beberapa film nan dibintangi Natalie Portman lainnya ialah The Other Boleyn Girl, My Bluebery Night , dan menjadi pengisi suara dalam film kartun Bart Simpson . Selain menjadi bintang film, Natalie juga menjadi model dalam video klip musisi terkenal global Paul Mc Cartney.

Pada 2008, Natalie Portman menjajal keberuntungannya menjadi seorang pengarah adegan dengan menyutradarai sebuah film pendek nan diberi judul Eve. Kemudian, Natalie kembali melanjutkan karirnya sebagai bintang film, pada 2009, dengan judul Brother .

Hal menarik lainnya dari Natalie Portman ialah ia menjadi bagian dari kesuksesan Partai Demokrat saat Pemilu Amerika 2009. Ia ialah orang nan mengampanyekan nama-nama besar, seperti Hillary Clinton dan Barrack Obama. Hal ini sebab mereka sama-sama tak menyukai perang.



Memulai Debut dalam Film "V for Vendetta"

Salah satu film nan menuai nama Natalie Portman di bidang industri perfilman ialah "V for Vendetta". Film nan mengajak penontonnya buat berpikir ini diangkat dari komik karya Alan Moore dan David Lloyd pada tahun 80-an.

Film berdurasi 2 jam ini membawakan tema mengenai kemerdekaan berbangsa dan bernegara nan disutradarai oleh James McTeigue dan naskahnya ditulis oleh Wachowski Brothers.

Film nan diawali dengan adegan insiden persekongkolan bubuk mesiu pada tanggal 5 November 1605 ini bercerita tentang kekecewaan Fawkes pada pemerintah Inggris sehingga ia berniat buat meledakkan gedung parlemen. Sayangnya, usahanya tersebut gagal.

Alur maju mundur nan diciptakan dalam film ini kemudian membuat penonton diajak buat mendapatkan adegan masa depan, yakni saat Inggris diperintah oleh seorang kanselir fasis bernama Adam Sutler nan diperankan oleh John Hurt.

Kanselir tersebut berkuasa setelah situasi kenegaraan di Inggris mengalami kondisi nan rancu balau dampak agresi senjata biologis. Dengan politik tangan besinya, ia kemudian membunuh setiap orang nan dianggap sebagai musuh negara dampak defleksi pandangan politiknya.

Natalie Portman nan berperan sebagai Evey kemudian menjadi korban dari insiden tersebut sebab kedua orang tuanya dibantai secara mengenaskan sebagai target pembunuhan massal nan dilakukan oleh pemerintah.

Evey nan seorang profesional muda tak dapat berbuat apapun meskipun ia sangat dendam terhadam rezim tersebut. ia memilih buat pasrah terhadap berbagai keputusan negara sehingga ia pun kemudian diperlakukan secara keji.

Sampai suatu hari, datanglah seseorang berjubah hitam mengenakan topeng dan bersenjatakan sebuah pisau nan menyelamatkan Evey. Lelaki berinisial V nan diperankan oleh Hugo Weaving ini menyelamatkannya dari kebakaran hebat di pengadilan kriminal London.

V melakukan serangkaian aksi perlawanan terhadap pemerintah nan berkuasa saat itu sebagai bukti bahwa ia membela kaum negara nan tertindas. Ia menganggap bahwa penguasa telah melakukan penganiayaan terhadap rakyat.

Mengetahui hal ini, Kanselir Sutler pun tak tinggal diam. Ia mengerahkan seluruh tentara keamanan buat memburu V dan Evey nan dituduh sebagai dalang pemberontakan.

Seorang petugas kepolisian bernama Finch nan diperankan oleh Stephen Rea serta rekannya Dominic nan diperankan oleh Rupert Graves kemudian saling bahu membahu membongkar bukti diri V dan menguak seluruh misteri negara nan selama ini disembunyikan dari masyarakat umum.

Di sisi lain, Evey pun mulai mengetahui siapa V sebenarnya. Sementara itu, di sisi lain, ia juga mengetahui siapa dirinya nan sebenarnya. Mereka kemudian bersekutu buat membawa nilai-nilai kebebasan dan keadilan pada masyarakat nan saat itu diselimti oleh kekejaman dan korupsi penguasa.

Aksi pemberontakan ini kemudian merebak di seluruh penjuru negeri. Ia pun kemudian melakukan serangkaian aksi nan belum sempat dilakukan oleh Gun Fawkes.

Dalam film ini, Anda tak hanya menemukan kekejaman rezim pemerintahan Inggris, tapi juga bagaimana masyarakat dapat membedakan antara revolusi dengan terorisme nan selama ini kian kabur maknanya.

Natalie Portman dalam film ini tampil begitu memukau karena ia berakting dengan cara nan sangat baik sehingga Evey seolah-olah memang muncul dalam dirinya. Itulah sebabnya, film ini dapat memunculkan namanya sebagai salah satu dari jejeran aktris ternama dan berbakat.



Mendapatkan Penghargaan "Best Actrees" dalam Film "Black Swan"

Sisi psikologis manusia telah mengultuskan bahwa manusia memiliki dua sisi nan bergerak seperti mata uang. Di satu sisi, ada satu tindakan dan perbedaan makna kegelapan nan melingkupi manusia. Akan tetapi di sisi lain, ia juga dapat menjadi sisi nan lebih lembut dan terang.

Dalam film "Black Swan", Natalie Portman berperan sebagai seorang gadis pemain balet bernama Nina nan memiliki dua sisi mata uang tersebut secara tak sadar.

Bakat menari baletnya diturunkan dari ibunya nan bernama Erica (diperankan oleh Barbara Hershey) nan juga seorang penari berbakat. Nina menghabiskan seluruh hidupnya hanya buat tari balet sehingga ia hampir tak pernah memiliki waktu buat melakukan aktivitas lain.

Seorang pengarah adegan bernama Thomas Leroy nan diperankan oleh Vincent Cassel sedang mencari penari buat memerankan pementasan Swan Lake. Saat itu, Nina terpilih sebagai penari nan dicari itu.

Akan tetapi, Nina menghadapi permasalahan lain di mana ia harus berkompetisi dengan penari lain bernama Lily nan diperankan oleh Mila Kunis. Mereka berdua sama-sama memiliki peluang buat dapat berperan sebagai pemeran primer dalam naskan pementasan tersebut.

Dalam naskan tersebut, peran primer diharuskan memiliki karakter nan lugu dan anggun, namun memiliki sisi sensual nan mampu menarik gairah versus jenisnya. Nina nan lugu kemudian tersingkir oleh Lily nan lebih memiliki karakter sensual dibandingkan dirinya.

Nina tak mau kalah dengan Lily. Ia pun berusaha keras buat dapat memerankan tokoh primer dalam naskah nan akan dipentaskan itu. Akan tetapi, halusinasi nan muncul membuat Nina sulit membedakan antara kisah konkret dan tidak. Lantas sisi gelapnyalah nan kemudian mengambil alih dirinya hingga ia dapat memerankan tokoh primer dalam naskah "Swan Lake" itu secara total.

Dalam film ini, Natalie Portman rela menghabiskan waktunya selama berbulan-bulan hanya buat mempelajari balet. Ia kemudian memahami bahwa berlatih menari balet tak hanya akan menghasilkan sebuah tarian nan indah, tapi juga menghasilkan pemahaman mengenai rasa sakit nan dialami oleh seorang penari buat dapat mencapai tarian nan sempurna.