Poster Film Jadul

Poster Film Jadul

Para penggemar film pastinya tahu bahwa sebuah poster memiliki daya pikat bagi penonton. Dapat dibilang, ketika seseorang ingin menonton film, selain resensi ceritanya nan mereka buru, mereka pun cenderung akan melihat poster film tersebut sebagai langkah awal ketika memutuskan buat menonton sebuah film. Hal nan mereka lihat tentu saja banyak. Pastinya akan muncul pertanyaan. Apakah bagus komposisinya, dan sudahkah mengambarkan film itu sendiri?

Setiap penonton pastinya berharap bisa menangkap cerita dari gambar nan terpampang di bioskop, mereka berharap gambar tersebut dapat member mereka clue ketika hendak memutuskan menonton. Wah, ternyata dari sebuah poster saja, dapat banyak nan didapat.

Selain poster juga menampilkan nama-nama pemain dan juga sutradaranya. Salah satu nan kemungkinan akan dilacak para penggemar film ketika melihat sebuah poster. Bagaimana sebenarnya peran sebuah poster film dalam film itu sendiri. Hmm , mari kita cari tahu!



Poster Film dalam Estetik

Pernah terpesona dengan sebuah poster film ? . Film nan dahulu sempat booming adalah kisah Twilight. Ketika ketiga tokoh disandingkan dengan manis dalam satu poster. Kesan mistis pun terasa. Wah, apa poster dapat sedemikian hebatnya mempengaruhi para calon penonton? Pastinya dong .

Bagaimanapun, ibarat sebuah buku, maka poster ialah cover -nya. Kemasan menentukan isi. Walau belum tentu dengan kemasan nan menarik isinya bagus. Namun terlepas dari hal tersebut, tetap saja, salah satu faktor nan dapat memikat penonton, pastinya ialah poster sebuah film.

Bayangkan saja, ketika sebuah film dirilis di Amerika sana, bocoran posternya sudah ditunggu-tunggu para penggemar film. Mereka tentu ingin tahu, sekeren apa poster nan akan diturunkan buat sebuah film. Beberapa poster nan diturunkan pun dapat menjadi bagian dari koleksi. Ketika gambar poster tersebut beredar di internet, para pemburunya akan mengunduh semua gambar-gambar poster tersebut. Untuk apa? Tentu saja buat dikoleksi.

Poster film pun dapat jadi icon dan bahkan dapat menjadi legenda tersendiri nan nantinya dapat ditiru oleh orang lain sebagai salah satu bentuk aspirasi di masa mendatang. Contoh poster nan punya icon tersendiri ialah The Matrix.

Film super keren ini pun memiliki poster nan tak kalah keren dengan filmnya sendiri. Dapat juga bagi penggemar Twilight Saga, para pemburu poster niscaya tak sabar ingin mengoleksi aneka jenis poster dari film tersebut.

Asal tahu saja, poster buat sebuah film tak melulu dirilis satu bentuk poster. Dapat saja dibuat dua atau tiga bentuk poster. Biasanya tak semua pula diluncurkan ke bioskop dan hanya beredar di Internet.



Poster Internet - Permainan Editing dan Photography

Pernah terpesona dengan tampilan sebuah poster film sebab nilai keindahan dan pengambilan gambar nan rasanya "wah " banget. Niscaya pernahlah. Poster nan menampilkan penggambaran sesuatu nan wah ini dilahirkan dengan tehnik photography yang tinggi. Memang ada juga nan sekedar ambil, lalu main diedit hingga menghasilkan gambar nan wah dan pas.

Namun terlepas daripada itu kemampuan photography dalam pengambilan gambar sangat menentukan hasil dari poster tersebut. Sebut saja film klasik Sound Of Music nan posternya keren dengan pengambilan gambar pegunungan. Serta gambar sang tokoh nan tengah membuka tangan ditengah pegunungan. Untuk di zamannya poster Sound Of Music memang berkelas.

Nah, bagaimana dengan poster Indonesia nih, terutama poster-poster di film-film sekarang? Poster di Indonesia pun sarat dengan permainan editing . Namun, poster nan sempat jadi legenda beberapa tahun belakang ialah Ada Apa Dengan Cinta, dan Ayat-Ayat Cinta. Bahkan secara sengaja beberapa orang memparodikan poster film Ayat-Ayat Cinta sebagai cover buku.

Sisanya, banyak juga poster "Aspal". Di mana poster itu tak benar-benar menggambarkan kisah nan terkandung dalam film. Bungkusnya tak sinkron dengan isinya. Itu terbukti dari film-film lawak murahan nan menjual keseksian tubuh pemainnya. Judul dan posternya benar-benar tak mencerminkan betapa membosankannya film tersebut.

Ada juga poster " ngebohongin " juga. Macam poster film horor protesis Indonesia. Kesan "setan" dan "seram"nya sih sudah terasa, namun berbanding terbalik dengan filmnya sendiri nan ecek-ecek , seadanya bahkan nyaris tanpa dasar cerita. Kalau sudah begitu, orang jadi malas melihat poster-poster film horor Indonesia sebab merasa "bakal tertipu" kalau menonton disebabkan gambar posternya.



Poster Film Jadul

Pernah melihat poster film jadul alias poster zaman dahulu buat film-film seperti Naga Bonar, Cinta Dalam Sepotong Roti, Pacarku Ketinggalan Kereta. Dapat juga poster buat film-film lucu nan diperankan oleh Kadir dan Doyok, Warkop ataupun Benyamin Sueb.

Ada satu karakteristik khas dalam poster-poster tersebut. Permainan warnanya nan cenderung monoton. Bahkan film lawak dibuat posternya dengan menggambar karikatur badan sang tokoh utama. Ada juga poster nan nan tokohnya dibuat seperti ada arsirannya.

Bagi para film mania, salah satu keasyikkannya mengoleksi film juga sekalian mengoleksi posternya. Terlebih, walau jadul namun mereka memiliki karakteristik khas tersendiri. Lagi pula, di zaman dulu, para pemain filmnya tak kacangan. Mereka bermain total dalam sebuah film, hal nan sporadis ditemui dewasa ini dalam global perfilman kita.

Kalaupun Anda menemui sebuah poster jadul , jangan pula langsung menghakimi begitu saja. Pada dasarnya poster tersebut pun menceritakan kisah di film. Namun ada saatnya di mana era tahun 84, poster-poster berbau porno, seperti poster di zaman sekarang pun beredar. Mereka menampilkan paha, pinggul dan dada seorang gadis.

Kebanyakan poster tersebut diambil dari bagian film terntentu nan sekiranya dapat membuat penonton penasaran. Saat ini buat dapat mendapatkan poster dari film jadul , Anda dapat mengaksesnya lewat internet.

Biasanya ada saja orang nan mengoleksi poster dari film jadul dan mem- publish -nya agar para film mania tahu. Kalaupun bukan milik penggemar film, dapat juga poster tersebut milik yayasan nan mengurus film-film jadul .

Bahkan poster-poster jadul ini pun diperdagangkan di internet. Penggemar film zaman dulu niscaya akan memburunya. Selain sebagai barang antik, poster jaman dahulu memang berbeda, kemasannya laiknya komik zaman dulu.



Maraknya Plagiasi Poster Film

Indonesia ternyata terkenal bukan hanya sebagai pembajak, namun juga kerap kali ditemui menjiplak poster milik orang luar. Beberapa poster film Indonesia disinyalir mencontek secara sama. Beberapa mania film mencatat beberapa poster protesis Indonesia nan mirip dengan poster protesis orang Amerika (ada juga Negara India).

Sebut saja film Ayat-Ayat Cinta nan ternyata disinyalir meniru film Faana karya orang India. Poster lain dari film Rasa nan ternyata meniru gaya pembuatan film Closer. Latarnya atas bawahnya pun dibuat persis sama dengan poster dari film Closer.

Ada juga film Namaku Dick nan benar-benar posternya serupa dengan Hot Chick, termasuk tembok latar belakangnya. Film Love, nan kisahnya pun sebenarnya juga menjiplak dari film Love Actually pun meniru jenis poster milik film asal Hollywood ini. Sebenarnya menjiplak sebuah poster agak parah juga. Apalagi kalau menjiplaknya persis sekali dengan poster protesis luar. Seolah para sineas negeri ini dianggap tak kreatif terhadap karya.

Mengambil sebuah poster sebagai sumber inspirasi sah-sah saja. Namun kalau kemudian memaksakan agar poster buat film di negara kita dipaksakan sama, tentu hanya menimbulkan rasa malu dampak ketahuan orang bahwa kita hanya dapat menyaru dengan orang lain. Bukan menciptakan hal nan baru.

Konsep memang boleh sama, tapi jangan sampai kemudian penyampaiannya pun persis sekali. Di global itu ada berjuta-juta ide nan tak akan pernah habis. Janganlah penjiplakan poster film pun kita lakukan seolah kita telah kehabisan stok ide.