Zamzam, Sumur di Masjidil Haram

Zamzam, Sumur di Masjidil Haram

Kota Mekkah nan di dalamnya terdapat Masjidil Haram merupakan kota kudus umat Islam. Seluruh kawasan kota Mekkah nan merupakan “tanah haram” menjadikan kota ini dianggap suci. Pengertian tanah haram ialah kawasan nan diharamkan oleh Allah buat berperang, semua orang kafir dilarang memasuki kawasan tanah haram. Masjidil Haram menjadi salah satu bangunan nan dapat Anda temui di kota kudus ini.

Masjidil Haram berlokasi di kawasan Tanah Haram. Siapa pun nan menunaikan shalat di Masjidil Haram akan mendapat pahala seratus ribu kali lebih baik daripada menunaikannya di loka lain. Dalam Al-Quran, Masjidil Haram disebut juga dengan sebutan al-Bait al-Haram, Al-Bait Al-‘Atiq, Al-Haram Al-Amin, dan sebagainya.

Al-Qur’an tidak kurang dari 40 kali menyinggung soal Masjidil Haram dan hal-hal nan berhubungan dengan masjid mulia umat Islam itu. Seluruh umat muslim di global sangat menghormati dan memuliakan Masjidil Haram. Di dalam Masjidil Haram terdapat Ka’bah, makam Ibrahim, Zamzam, dan loka lainnya.

Saat ini, Masjidil Haram mempunyai area seluas 356.000 meter persegi dari semua tingkatannya. Luas Masjidil Haram bisa menampung lebih dari sejuta jamaah shalat di dalamnya. Masjidil Haram memiliki 9 menara nan besar dan mencapai tinggi 89 meter setelah direnovasi dan dilakukan penambahan pada masa Raja Fahd.

Tidak hanya huma Masjidil Haram nan luas, berbagai wahana dan fasilitas juga telah lengkap buat memudahkan para jamaah nan ingin melakukan ibadah di Masjidil Haram. Terdapat fasilitas eskalator, lift, AC, terowongan, loka mengambil wudhu, WC umum, dan sebagainya nan dibuat buat melayani para jamaah. Selain itu, terdapat pintu spesifik nan terdiri dari 41 buah dijamin akan memudahkan jamaah ketika hendak beribadah. Jumlah kamar mandi dan WC nan mencapai 900 buah juga memudahkan jamaah.

Di dalam Masjidil Haram ada beberapa hal krusial dan loka buat beribadah umat Islam, yaitu Ka’bah, Hajar Aswad, Multazam, Pintu Ka’bah, Hijir Ismail, Kiswah Ka’bah, Makam Ibrahim, Zamzam dan lainnya.



Masjidil Haram - Ka’bah, Kiblat Umat Islam

Dalam bahasa Arab, kata Ka’bah berarti “persegi empat”, yaitu bangunan persegi empat nan berada di dalam Masjidil Haram dan lebih dikenal dengan sebutan kKa’bah atau bait al- ‘atiq. Ka’bah merupakan kiblat umat Islam di seluruh global ketika shalat. Beberapa riwayat mengatakan bahwa Nabi Adam nan pertama kali membangun Ka’bah. Allah juga mengatakan dalam Al-Qur’an sesungguhnya Ka’bah merupakan rumah pertama nan dibangun di dunia. Pembangunan rumah ini bertujuan agar manusia menyembah Allah.

Ka’bah nan terletak di sekitaran Masjidil Haram kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim dibantu Nabi Ismail. Ka’bah sudah beberapa kali diperbaiki sebelum Nabi Muhammad dilantik menjadi Rasul. Salah satu pemugaran dilakukan ketika Mekah dilanda banjir besar. Ka’bah mengalami kerusakan nan parah dan dindingnya retak sebab banjir besar tersebut.

Di seputar Ka’bah (masih lingkungan Masjidil Haram) terdapat beberapa loka atau benda nan perlu kita ketahui, seperti Rukun, Hajar Aswad, Multazam dan lainnya. Ka’bah nan persegi empat mempunyai 4 rukun.

Rukun berarti sudut atau tiang, yaitu tiang al-Aswad, yaitu sudut nan terletak di Hajar Aswad dan disampingnya pintu Ka’bah. Yang kedua Rukun Syami, yaitu sudut atau tiang nan menghadap ke Negeri Syam (Syiria). Rukun nan ketiga ialah Iraqi, sudut Iraqi ini menghadap ke Irak. Dan rukun nan keempat yaitu Rukun Yamani, sudut atau tiang ini menghadap ke Yaman. Sudut-sudut ini dapat Anda temui ketika berkunjung ke Masjidil Haram.

Tempat lainnya nan ada di Masjidil Haram, tepatnya Ka’bah ialah Hajar Aswad. Hajar Aswad berarti “batu hitam”. Hajar Aswad berupa batu nan berbentuk seperti telur dan mempunyai bintik-bintik berwarna merah dan kuning dan diikat dengan perak menempel di Rukun Yamani.

Saat thawaf mengerjakan haji atau umrah, para jamaah disunnahkan mencium, menyapu, atau mengangkat tangannya pada Hajar Aswad. Batu ini dimuliakan oleh Allah SWT sehingga disebutkan sebagai simbol tangan kanan Allah di muka bumi. Benda kudus ini menjadi salah satu daya tarik nan dimiliki oleh Masjidil Haram.

Selanjutnya loka krusial lainnya di Ka’bah juga Masjidil Haram ialah Multazam nan terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Multazam mempunyai keistimewaan tersendiri. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Multazam ialah loka dikabulkannya doa. Apa saja nan diminta oleh seseorang kepada Allah, pasti Allah mengabulkannya.”

Multazam berarti “tempat memeluk”. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah memeluk Ka’bah di Multazam. Rasulullah dan para Sahabat memeluk Multazam dengan cara merapatkan dada, pipi, dan kedua telapak tangan di dinding Multazam. Dipercaya Multazam loka makbulnya doa. Loka ini merupakan salah satu loka di Masjidil Haram nan cukup banyak dikunjungi oleh mereka nan tengah berhaji atau umrah.

Tempat lainnya nan ada di Ka’bah dan tentu saja Masjidil Haram ialah Pintu Ka’bah. Pintu Ka’bah nan ada sekarang ini terdiri atas dua buah pintu. Dari pintu inilah jalan buat memasuki Ka’bah bagian dalam. Pintu Ka’bah terdiri atas emas murni 99,99% karat. Berat kedua pintu Ka’bah ialah 280 kilogram.

Hijr Ismail terletak di bagian utara Ka’bah. Hijr Ismail berarti Batu Ismail atau Pangkuan Ismail. Hijr Ismail dikelilingi oleh tembok besar nan disebut Al-Hatim. Disinilah, Nabi Ibrahim dibantu Nabi Ismail mendirikan Ka’bah. Salah satu loka di Masjidil Haram ini memiliki cerita tersendiri.



Masjidil Haram - Makam Ibrahim, Loka Berdiri Ibrahim

Makam Ibrahim terletak di depan pintu Ka’bah. Loka ini juga merupakan salah satu loka nan diistimewakan di Masjidil Haram. Makam ini memiliki bekas telapak kaki Nabi Ibrahim nan dalamnya 10 sentimeter, panjangnya 27 sentimeter, dan lebarnya 14 sentimeter. Jeda bekas tapak kaki kanan dan kaki kiri ialah satu sentimeter. Makam Ibrahim artinya “tempat berdiri Nabi Ibrahim”. Kata Makam (Maqam) dalam bahasa Arab bermakna “tempat berdiri”.

Makam Ibrahim ialah loka nan paling baik buat melakukan shalat ketika berkunjung ke Masjidil Haram . Umar bin Khattab pernah menyarankan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam supaya makam Ibrahim dijadikan loka shalat. Berkaitan dengan usulan tersebut, Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 125.

“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (baitullah) loka berkumpul bagi manusia dan loka nan aman. Dan jadikanlah sebagian Makam Ibrahim itu loka shalat”.

Bagi umat Muslim, menunaikan shalat di Makam Ibrahim hukumnya disyariatkan. Oleh karena itu, di Makam Ibrahim nan terletak di Masjidil Haram selalu dipenuhi oleh kaum muslimin, terutama ketika musim haji.



Zamzam, Sumur di Masjidil Haram

Zamzam merupakan sebuah sumur nan terletak di dalam Masjidil Haram. Air nan keluar dari sumur tersebut dinamakan air Zamzam. Para jamaah hari dan umrah niscaya mengenal Air zamzam. Bahkan, setiap jamaah haji atau umrah nan datang ke Mekah niscaya ingin meminum air Zamzam, dan ketika tiba waktu kepulangan ke tanah air, mereka niscaya membawa air Zamzam. Kemunculan air Zamzam berhubungan dengan masa Nabi Ibrahim bersama istrinya, Siti Hajar dan putranya, Nabi Ismail.

Menurut salah satu arti dari kata Zamzam ialah “berkumpul”, yaitu air nan berkumpul. Karena, pada awal kemunculannya, Zamzam ialah air nan tergenang di permukaan tanah nan kini sumur itu berada. Air itu kemudian berkumpul atau dikumpulkan oleh Siti Hajar lalu diberikan kepada Ismail nan kehausan. Air ini dapat juga Anda temukan ketika berkunjung ke Masjidil Haram.

Saat itu, berdasarkan perintah Allah, Nabi Ibrahim harus meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di Palestina. Siti Hajar dan Ismail ditinggalkan di samping Baitullah oleh Nabi Ibrahim tanpa persediaan apa pun. Tak ada makanan, air, ataupun perbekalan lainnya. Hanya sebab kekuasaan dan kebesaran Allah, muncullah air Zamzam di samping Ka’bah, di lingkungan Masjidil Haram.

Sumur Zamzam tidak pernah kering sejak zaman Nabi Ibrahim hingga kini berumur kurang lebih 7000 tahun. Sumur air Zamzam merupakan keajaiban, tidak pernah habis meskipun banyak jamaah haji nan mengambil airnya, terutama pada musim haji. Hingga saat ini, meski banyak nan meminumnya dan membawanya pulang, air Zamzam di Masjidil Haram, tak pernah habis dan mengering. Semuanya hanya sebab kekuasaan dan kebesaran Allah Yang Mahadahsyat.