Hama dan Penyakit pada Tanaman Soka

Hama dan Penyakit pada Tanaman Soka

Tahukah Anda hama dan penyakit pada tanaman soka ? Tanaman soka merupakan salah satu dari beberapa tanaman hias nan sangat kuat. Tanaman soka tahan terhadap panas, hujan, dan sporadis ada penyakit nan mengganggu. Meski jarang, bukan berarti tanaman soka ini kondusif dari gangguan hama dan penyakit.

Ya, tanaman soka ini pun masih memiliki kemungkinan terserang gangguan hama dan penyakit. Hanya saja imbas dari agresi hama dan penyakit tanaman soka ini tidaklah terlalu parah. Meski demikian, kita tak boleh lengah buat selalu memberikan perawatan dan perhatian serius pada tanaman soka.



Hama dan Penyakit pada Tanaman Soka

Terkait pembicaraan awal mengenai hama dan penyakit, berikut ini akan penulis paparkan beberapa jenis hama dan penyakit nan biasa menyerang tanaman soka peliharaan kita.



Hama Pengganggu Tanaman Soka

Hama nan sering mengganggu dan menyerang tanaman soka di antaranya semut, kutu perisai, ulat, dan belalang. Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai hama-hama nan kerap menyerang tanaman soka.

1. Semut

Semut nan biasa menyerang kuntum kembang soka ialah semut hitam kecil dan gigitannya terasa gatal. Selain menyerang tanaman soka, semut-semut ini pun menyerang buah-buahan seperti jambu air, belimbing, dan mangga. Semut hitam ini menyukai bunga-bunga nan sedang mengembang dan buah masak sebab mengandung zat gula sehingga mengundang semut buat datang.

Semut-semut nan datang ini akan meninggalkan lapisan cair berupa kotoran semut nan terasa manis. Kotoran semut ini nantinya akan mengundang cendawan nan disebut embun jelaga. Disebut embun jelaga sebab kotoran cendawan ini berwarna hitam dan berbentuk lembaran tipis mirip jelaga.

Kotoran dari cendawan embun jelaga ini akan menutupi permukaan daun sehingga permukaan daun tertutup oleh jelaga atau kotoran nan hitam. Sekilas memang tak ada pengaruh bagi daun nan tertutupi jelaga. Namun, lama-kelamaan tentu daun akan mengalami kerusakan parah sebab pasokan sinar matahari nan dibutuhkan daun buat proses fotosintes akan terhambat.

Akibatnya, secara perlahan tanaman akan kekurangan bahan makanan sebab daun nan menghasilkan atau mengandung zat hijau daun (klorofil) tak bisa berproduksi dan tak bisa membantu dalam proses fotosintesis . Jika dibiarkan terlalu lama, akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman soka sehingga tanaman ini akan menjadi malas buat berbunga.

Untuk mencegah kemungkinan terburuk tadi, agresi nan diakibatkan oleh hama semut ini haruslah dikendalikan atau diberantas. Pengendalian terhadap hama ini bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida seperti basudin atau dithane sinkron dengan anggaran pakai nan tertera dalam kemasan atau labelnya.

2. Kutu Perisai

Kutu perisai atau Aspidiotus sp terdiri atas dua jenis, yaitu berwarna putih atau bening dan berwarna hitam atau cokelat. Kutu perisai suka hayati bergerombol di bagian dasar tandan kembang atau di permukaan bawah daun muda. Larva kutu perisai berbentuk bulat mirip kura-kura sehingga disebut dengan kutu tempurung.

Kutu perisai menyerang tanaman soka dengan cara mengisap cairan nan terdapat dalam jaringan tanaman. Jaringan tanaman target kutu perisai biasanya berada di dalam pucuk daun muda maupun bagian pucuk batang lunak sehingga mengeluarkan cairan madu nan bisa mengundang kehadiran semut.

Jumlah kutu ini akan semakin meningkat selama terjadi musim hujan sebab kutu ini sangat menyukai cuaca atau kondisi lembap. Agresi kutu perisai ini bisa menyebabkan pertumbuhan kembang atau daun soka kurang sempurna. Bahkan, tak sporadis pula menyebabkan daun berguguran.

Untuk menghindari agresi nan lebih parah, maka keberadaan kutu ini harus diperhatikan dengan benar. Jika terlihat ada tanda-tanda kehadiran kutu perisai pada tanaman soka nan kita pelihara, kutu tersebut harus segera kita kendalikan atau basmi. Pengendalian paling efektif terhadap agresi kutu perisai bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida , misalnya Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC sinkron dengan anggaran nan tertera dalam kemasan atau labelnya.

3. Ulat

Ulat nan sering merusak atau menyerang tanaman soka ada dua jenis. Jenis pertama ialah ulat pemakan daun dan jenis kedua ialah ulat pemakan bunga. Ulat pemakan daun menyerang daun tanaman soka meskipun tak sampai menghabiskan semua bagiannya. Meski begitu, tetap saja ulat pemakan daun ini mengganggu sebab daun tanaman soka akan terlihat tak menarik sebab daunnya tak lagi utuh dan bopeng-bopeng.

Sementara itu, ulat pemakan kembang menyerang kembang soka sehingga bunga-bunga soka nan terinfeksi akan sulit membentuk buah. Agresi ulat pemakan kembang ini memiliki cici-ciri berupa bekas gigitan ulat pada kembang nan bisa mengakibatkan kembang menjadi layu, kemudian mati. Pemberantasan kedua jenis ulat itu bisa dilakukan dengan menyemprotkan insektisida secara sistemik atau disemprotkan secara menyeluruh ke bagian daun dan kembang tanaman soka.

4. Belalang

Belalang nan menyerang atau merusak tanaman soka ialah belalang berwarna hijau dan memiliki ukuran sangat kecil. Belalang bisa memakan habis seluruh bagian daun atau kembang dan hanya menyisakan tulang daunnya. Agresi belalang terhadap tanaman soka memang tak terlalu banyak, bahkan bisa dikatakan sedikit.

Namun, jika nan awalnya sedikit ini kita biarkan, bukan mustahil jumlah serangannya akan meningkat secara drastis. Untuk itu, perlu pengendalian nan serius terhadap gangguan hama ini. Cara pengendalian belalang penyerang tanaman soka bisa dilakukan dengan menyemprotkan insektisida secara periodik.



Penyakit Tanaman Soka

Di awal sudah dijelaskan jika tanaman soka termasuk ke dalam jenis tanaman hias nan tahan terhadap agresi penyakit. Namun nyatanya, terdapat beberapa jenis penyakit nan dapat menyerang tanaman soka. Berikut ini ialah klarifikasi mengenai penyakit-penyakit nan biasa menyerang tanaman soka.

1. Jamur Upas

Jamur upas merupakan penyakit nan biasa menyerang tanaman soka. Penyakit ini berupa jamur nan menutup bagian cabang atau ranting tanaman soka dengan lapisan berwarna merah jambu. Dampak agresi penyakit ini, cabang tanaman soka akan membusuk dan akhirnya mati.

Pengendalian penyakit jamur upsa bisa dilakukan dengan cara memotong bagian tanaman terinfeksi agar tak menyebar luas ke bagian lainnya. Selain itu, bisa pula dilakukan dengan menyemprotkan fungisida berbahan tembaga aktif seperti Cobox, Vitigran Blue, dan Cupravit OB 21 sinkron dengan anjuran.

2. Hawar Daun

Penyebab penyakit hawar daun ialah cendawan Rhizoctania solanu Kuhn . Penyakit ini menyerang daun tua nan terletak di dekat permukaan tanah. Gejala agresi penyakit ini ialah daun-daun membusuk secara tiba-tiba. Pengendalian penyakit hawar daun ini bisa dilakukan dengan cara menjaga kebersihan di sekitar lokasi penanaman soka dan memangkas bagian tanaman nan sudah terinfeksi.

3. Zat oksidasi Daun

Penyakit zat oksidasi daun merupakan jenis penyakit lain nan kerap menyerang tanaman soka di bagian daun. Agresi nan disebabkan oleh penyakit ini bisa mengakibatkan daun-daun tua tanaman soka menjadi berbintik-bintik seperti zat oksidasi pada besi. Panyakit zat oksidasi daun ini disebabkan oleh jamur Endophylim Ixorae gaum . Agresi penyakit ini bisa dikendalikan dengan cara menjaga kebersihan tanaman dan memangkas bagian tanaman nan sudah terinfeksi.

Nah, itulah pembahasan mengenai jenis hama dan penyakit tanaman soka. Dengan adanya pengetahuan ini, semoga pembaca menjadi lebih memahami tentang beberapa ancaman hama dan penyakit tanaman soka sekaligus cara terbaik buat mengendalikan atau membasminya. Semoga bermanfaat!