Jenis-jenis Penyakit Anthrax

Jenis-jenis Penyakit Anthrax

Tahukah Anda penyakit anthrax ? Sebelum membahas lebih jauh penyakit anthrax, simaklah cerita singkat berikut. Saat musim gugur 2001, beberapa surat nan berisi bubuk putih misterius sampai di kantor senat dan di beberapa kantor media di Amerika Serikat. Kepanikan pun terjadi, bubuk misterius tersebut ternyata merupakan Bacillus anthracis yang berbentuk spora. Dan sahih saja, dampak spora tersebut 22 orang terinfeksi dan 5 orang meninggal dunia. Apa sih sebenarnya Bacillus anthracis itu?



Tentang Penyakit Anthrax

Bacillus anthracis adalah nama suatu bakteri nan menyebabkan penyakit anthrax. Bakteri ini mampu membentuk spora jika keadaan lingkungannya tak memungkinkan (istirahat). Itu sebabnya, spora dari bakteri ini sering digunakan sebagai senjata biologis ( bioweapon) nan dipakai buat membuat teror. Contoh nyatanya ialah teror nan menimpa senat dan media di Amerika Perkumpulan 2001 silam.

Penyakit anthrax ialah penyakit nan berpontensial fatal. Artinya, penyakit ini dapat menyebabkan kematian si penderita. Secara alami, bakteri Bacillus anthracis sporadis melakukan kontak langsung dengan manusia. Biasanya, bakteri ini hanya menyerang sapi, kuda, domba, dan kambing. Adapun jika menginfeksi manusia, penyakit anthrax hanya menimpa orang-orang nan berada di peternakan.



Jenis-jenis Penyakit Anthrax

Jenis-jenis penyakit anthrax dapat dibedakan berdasarkan tempat-tempat bakterinya menyerang.

  1. Cutaneous anthrax. Yaitu penyakit anthtrax nan menyerang jaringan kulit.
  2. Gastrointestinal anthrax. Yaitu penyakit anthrax nan menyerang perut dampak memakan makanan nan terkontaminasi bakteri anthrax.
  3. Inhalational anthrax. Yaitu penyakit anthrax nan menyerang saluran pernapasan dampak menghirup spora bakteri anthrax.
  4. Oropharyngeal anthrax. Yaitu penyakit anthrax nan menyerang tenggorokan dampak memakan makanan nan terkontaminasi bakteri anthrax.

Dari keempat jenis penyakit anthrax di atas, Inhalational anthrax adalah jenis nan paling mematikan dan cutaneous anthrax adalah nan paling banyak terjadi.



Penyebab Penyakit Anthrax

Penyebab penyakit anthrax ialah bakteri Bacillus anthracis. Cara masuknya ke dalam tubuh kita ialah dengan cara penempelan bakteri Bacillus anthracis langsung di kulit; mengonsumsi makanan nan terkontaminasi bakteri Bacillus anthracis; atau menghirup udara nan terkontaminasi spora bakteri Bacillus anthracis.



Gejala Penyakit Anthrax

Gejala nan terjadi saat menderita penyakit anthrax tergantung kepada jenis penyakit anthrax nan dideritanya.

  1. Cutaneous anthrax. Gejalanya berupa benjolan nan awalnya kecil dan kemudian membesar. Benjolan ini dapat sangat gatal. Masa inkubasinya (masa nan dibutuhkan dari sejak masuk hingga menjadi penyakit) ialah sekitar 5 -7 hari. Lalu, benjolan menjadi terisi cairan dengan diameter 1-3 cm. Lama-kelamaan, benjolan berair ini akan membentuk luka seperti lecet dengan bagian pinggiran nan kemerah-merahan. Di hari ke-7 hingga ke-10 terjadi pembengkakan kelenjar getah bening; sakit kepala; dan demam.

  2. Inhalational anthrax. Gejalanya pertama muncul di hri ke-1 sampai hari ke-7. Akan tetapi menghilang setelah 60 hari. Gejala nan terjadi pada inhalational anthrax biasa ialah berupa flu, sakit tenggorokan, demam, dan sakit otot. Adapun buat inhalational anthrax yang tak biasa (membahayakan), gejala dapat ditambah dengan sesak napas dan demam tinggi. Kematian dapat terjadi dalam 24-36 jam setelah gejala berkembang.

  3. Gastrointestinal anthrax. Gejala terjadi di hari ke-1 sampai ke-6 nan berupa kerusakan/borok lambung; borok lidah dan tonsil; sakit tenggorokan; hilang selera makan; muntah-muntah; dan demam. Gejala ini dapat ditambah dengan sakit bagian perut; muntah darah; dan berak darah. Dalam 2 hingga 4 hari; cairan akan mengisi rongga perut. Kematian akan terjadi di hari ke-2 sampai hari ke-5

  4. Oropharyngeal anthrax. Gejala nan terjadi berupa demam; pembengkakan kelenjar getah bening di leher; sakit tenggorokan nan berat; susah menelan; serta sakit lambung dan lidah.


Pengobatan Penyakit Anthrax

Semua penyakit anthrax secara efektif bisa diobati dengan menggunakan antibiotik, seperti penicillin, doksisiklin, atau ciproflaksin.

Pada inhalational dan gastrointestinal anthrax, pemberian antibiotik harus segera diberikan pada saat penderita melakukan kontak dengan bakteri anthrax. Hal ini sebab pada saat gejala timbul, anthrax jenis ini tak merespon terhadap antibiotik. Perawatan di rumah sakit nan berfasilitas lengkap merupakan keharusan bagi penderita penyakit anthrax.



Pencegahan Penyakit Anthrax

Beberapa obat bisa mencegah penyakit anthrax setelah calon penderita berkontak langsung dengan spora bakteri anthrax. Jika Anda berisiko buat berkontak dengan bakteri anthrax, Anda dapat melakukan vaksinasi nan dilakukan dalam 5 suntikan selama 18 bulan. Dan jika Anda terkena bakteri anthtrax, Anda dapat langsung meminta antibiotik pada dokter.

Pencegahan penyakit anthtrax nan berupa penghindaran terhadap kontak dengan bakteri anthrax ialah tindakan nan lebih baik.



Penyakit Anthrax pada Anak

Sebenarnya gejala penyakit anthrax nan muncul pada anak-anak ataupun pada orang dewasa sama saja, yaitu demam, mual, panas tinggi, gangguan saluran pernafasan, mencret dan gangguan lainnya. Intinya, gejala penyakit anthrax pada anak sama seperti penyakit anak lainnya. Sementara itu, masa inkubasinya antara 1-5 hari buat tipe kulit, 2-5 hari buat tipe pencernaan, dan 3-4 hari buat tipe pernafasan, bergantung dari daya tahan tubuh setiap anak.

Jika anak divonis oleh dokter terkena penyakit anthrax, kita jangan langsung panik karena penyakit anthrax bisa dibasmi dengan mudah. Syaratnya, jika penyakit anhtarx pada anak ini sudah terdeteksi dari awal san belum mencapai stadium akhir. Pengobatan penyakit ini hanya dengan memberikan antibiotik secara bertahap sinkron kondisi tubuh si anak, yaitu jika antibiotik pertama tak bereaksi, akan diganti dengan antibiotik kedua dan seterusnya.



Musim Penyakit Anthrax - Ribuan Ternak Merapi Disuntik Vaksin

Merebaknya penyakit anthrax akhir-akhir ini, membuat banyak pihak waspada, termasuk pemerintah Kabupaten Magelang nan melaksanakan upaya inspeksi kesehatan populasi ternak di wialyah sekitar lereng Merapi. Untuk mencegah ternak terjangkit penyakit anthrax, salah satu upayanya ialah dengan penyuntikan vaksinasi, teruatama pascaerupsi Merapi nan menyebabkan kondisi kesehatan ribuan ternak menurun dan berpotensi terserang penyakit anthrax.

Dua forum nan terlibat dalam pencegahan penyakit anthrax ini ialah Perhimpunan Dokter Hewan (PDHI) dan Badan Nasional Penanggulangan Bala (BNPB) nan juga pernah memberi donasi ternak kepada warga di sekitar Merapi pascaerupsi. Ketua PDHI cabang III Jateng mengatakan bahwa sekitar 16 petugas terlibat dalam program peningkatan kesehatan ternak dan pencegahan penyakit anthrax, yaitu sebanyak tujuh dokter hewan dan sembilan tenaga medis.

Selain inspeksi kesehatan hewan ternak dan pencegahan penyakit anthrax, dilakukan juga pelatihan mengenai pengolahan pakan ternak nan diadakan di tujuh desa di tiga kecamatan. Dilakukan juga pelayanan kesehatan hewan buat mencegah penyakit anthrax nan diselenggarakan di 12 desa. Sementara itu, dananya berasal dari Badan Nasional Penanggulangan Bala (PNPB).

Selama erupsi Merapi berlangsung, terjadi penurunan taraf kesehatan hewan nan berpeluang melahirkan penyakit anthrax, khususnya di Kawasan Rawan Bala (KRB) III. Penyebabnya ialah sebab banyak ternak sapi, kerbau, kambing, dan domba, kekurangan makanan (terutama hijauan makanan ternak) setelah ditinggal para pemiliknya.

Selain status kesehatan ternak turun dan menyebabkan penyakit anthrax, taraf populasi ternak di sana pun menrurun pascaerupsi. Sebelum erupsi Merapi terjadi, teradapat kurang lebih 6000 ekor. Sekarang, hanya tersisa kurang lebih 4000 ekor. Sementara itu, ternak jenis lainnya seperti kambing atau domba pun jumlahnya menurun pascaerupsi. Sebelum erupsi, jumlah ternak ini mencapai 8000 ekor lebih. Sekarang, diperkirakan tersisa hanya 6000 ekor.