Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia

Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia

Tsunami ialah salah satu bala alam nan paling menakutkan. Peningkatan-peningkatan kewaspadaan terus dilakukan buat memperkecil korban dampak tsunami. Di antaranya ialah dengan memasang sistem peringatan dini tsunami di daerah-daerah rawan gempa nan berada di lepas pantai.

Yang paling baru ialah tsunami nan menimpa Pulau Mentawai, 26 Oktober 2010. Namun, bala tsunami nan paling dahsyat abad ini ialah tsunami nan terjadi pada tanggal 25-26 Desember tahun 2004.

Tsunami setinggi 25 meter itu terjadi dampak gempa bumi di bahari barat Sumatra atau Samudra Hindia, menewaskan lebih dari 250 ribu nyawa manusia. Dan, nan paling banyak korbannya ialah warga Aceh dan sekitarnya. Korban lainnya ialah negara-negara di pesisir Asia Tenggara, Asia Tengah, Asia Selatan, bahkan sebagian negara Afrika.

Setelah tsunami dahsyat Samudera Hindia pada bulan Desember 2004 tersebut, beberapa negara memperbarui sistem peringatan tsunami mereka dan mulai buat mendidik warga mereka tentang tanda-tanda peringatan tsunami dan apa nan harus dilakukan jika terjadi tsunami.



Asal Mula Tsunami

Tsunami berasal dari bahasa Jepang nan berarti gelombang laut. Tsunami dapat terjadi dampak beberapa sebab, yaitu gempa di dasar laut, tanah longsor dasar laut, jatuhnya meteor di laut, ataupun letusan gunung barah nan berada di dasar laut.

Tsunami ialah serangkaian gelombang nan disebabkan oleh tanah longsor atau gempa bumi besar baik di daratan maupun di dasar laut. Tsunami juga dapat disebabkan oleh meletusnya gunung barah nan berada di laut.

Kata tsunami itu berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu, nan berarti pelabuhan, dan nami , nan berarti gelombang. Jadi, tsunami ialah gelombang pelabuhan. Pertama kali, istilah tsunami ini muncul di negara Jepang di kalangan para nelayan.

Pada waktu itu, terjadi gelombang tsunami nan sangat besar dan para nelayan tak merasakan hal tersebut sebab sedang berada di tengah laut. Ketika mereka kembali ke daratan, ternyata mereka melihat sekitar pelabuhan rusak parah. Dengan kejadian tersebut, para nelayan mengambil konklusi bahwa gelombang tsunami hanya akan timbul di sekitar pelabuhan dan tak di tengah lautan nan dalam.

Tsunami datang sebagai rangkaian gelombang nan bisa terjadi dalam waktu lima menit sampai satu jam, ataupun jarak dalam waktu tersebut. Gelombang pertama belum tentu nan paling berbahaya. Ukuran gelombang bisa berbeda di lokasi nan berbeda. Gelombang tsunami nan sampai di daratan akan menyapu dan menghancurkan semuanya.

Terjadinya tsunami bisa diakibatkan sebab adanya gangguan nan membuat perpindahan sejumlah air. Gangguan tersebut bisa berupa gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, atau meteor nan jatuh ke bumi.

Akan tetapi, penyebab terjadinya tsunami sebagian besar diakibatkan sebab adanya gempa bumi nan terjadi di dasar laut. Beberapa tsunami di dalam catatan sejarah diakibatkan sebab letusan gunung, seperti tsunami nan terjadi di Selat Sunda sebab adanya letusan Gunung Krakatau.

Tsunami terjadi sebab adanya gerakan vertikal pada kerak bumi. Akibatnya, permukaan di dasar bahari menjadi berubah, permukaan dasar bahari menjadi naik atau turun. Hal tersebut mengakibatkan gangguan ekuilibrium air nan berada di atas permukaan dasar bahari tersebut.

Gangguan tersebut mengakibatkan terjadinya genre energi air bahari dan menyebabkan terjadinya tsunami berupa gelombang tinggi nan menghantam daratan.

Gelombang tsunami mempunyai kecepatan bhineka sinkron dengan kedalaman bahari di mana gelombang tersebut terjadi. Kecepatan gelombang tsunami bisa mencapai ratusan kilometer per jam.

Pada saat gelombang tsunami mulai mencapai pantai, kecepatan gelombangnya akan berkurang sekitar 50 kilo meter per jam. Akan tetapi, energi nan dibawanya akan merusak hingga beberapa meter.

Tinggin gelombangnya semakin naik, ketika mendekati daratan. Tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter sebab terjadi penumpukan masa air. Pada waktu tsunami mencapai pantai, maka gelombang tersebut akan menghantam daratan dan menyapu higienis semua nan ada di daratan. Sapuan dampak gelombang tsunami tersebut bisa mencapai beberapa kilo meter dari garis pantai.

Selain itu, tanah longsor nan terjadi di dasar bahari juga bisa mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami sebab tanah longsor tersebut mengganggu air laut. Begitu juga dengan meteor nan jatuh ke bumi. Apabila meteor nan jatuh ke bumi ini cukup besar, maka potensi terjadinya tsunami sangat besar.

Tsunami nan paling banyak terjadi ialah dampak dari adanya gempa di dasar laut. Tetapi, tak semua gempa nan ada di dasar bahari akan menyebabkan tsunami. Syarat-syarat gempa nan dapat menyebabkan tsunami antara lain:

  1. Pusat gempa berada di dasar bahari dan ke dalamannya tak lebih dari 60 km.
  1. Kekuatan gempa lebih dari 7 skala richter.


Ciri-Ciri Terjadinya Tsunami

Pengetahuan tentang pengertian tsunami juga harus dilengkapi dengan tanda-tanda atau penyebab terjadinya tsunami. Agar dapat terhindar dari bahaya tsunami, kita harus mengetahui ciri-ciri gejala alam nan akan menimbulkan tsunami. Di antaranya ialah surutnya permukaan bahari setelah terjadinya gempa besar hingga terlihat dasar laut.

Biasanya setelah hal ini terjadi, maka gelombang air bahari akan menghantam dengan kekuatan sangat besar. Adapun penyebab dan tanda-tanda terjadinya tsunami antara lain sebagai berikut.



1. Gempa Bumi

Sebuah gempa lokal seringkali merupakan peringatan pertama tsunami. Jika kita merasakan gempa di daerah rawan tsunami, dan mendengarkan peringatan dari radio atau TV, kita bersiap buat pergi ke loka nan lebih tinggi.



2. Surut Samudera

Tanda lain dari tsunami ialah kenaikan tidak terduga atau surutnya air bahari dari ketinggian biasanya. Air bahari surut dengan cepat, terlihatnya dasar laut, terumbu karang dan ikan merupakan pertanda bahwa gelombang besar dalam perjalanan. Bila ini terjadi, kita harus segera pergi menuju tanah tinggi atau minimal 4 mil dari pantai.



3. Suara Gemuruh

Sebuah tsunami nan sedang mendekati menciptakan suara keras seperti sebuah kereta atau pesawat jet. Suaranya begitu bergemuruh. Jika Anda mendengar suara ini tanpa alasan apapun, kemungkinan besar itu ialah tsunami nan sedang mendekati daratan. Cepat siaga dan segera pergi ke dataran nan lebih tinggi atau daerah nan jauh dari pantai.

Jika melihat tanda-tanda seperti ini, kita harus mencari loka tinggi buat berlindung, di antaranya dengan naik ke atas bukit atau dengan menaiki gedung nan tinggi.



Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia

Sistem peringatan dini buat tsunami dipasang buat memberikan peringatan kepada warga akan datangnya tsunami. Di Indonesia sendiri, sistem peringatan dini tsunami dikembangkan oleh BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika) bersama dengan instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi non pemerintah, dan negara-negara donor.

Dengan sistem peringatan dini buat tsunami ini, diharapkan pemberitahuan tentang adanya bahaya tsunami bias, diberikan maksimal 5 menit setelah gempa bumi terjadi.

Sistem peringatan dini tsunami ini bekerja dengan cara merekam terjadinya gempa dengan menggunakan seismograf , yaitu alat pencatat gempa, nan kemudian hasil catatan gempa ini akan dikirimkan ke BMKG pusat nan ada di Jakarta menggunakan satelit.

Data ini kemudian diolah oleh BMKG menggunakan peralatan canggih dan apabila data nan dihasilkan memberitahukan akan datangnya tsunami, BMKG akan memberikan hasil pengolahan data ini kepada masyarakat melalui pemerintah daerah dan media.

Selain itu, peringatan tentang adanya bahaya tsunami juga dikirimkan melalui SMS, Faximilie, telepon, Ranet (radio internet), FM RDS (Radio Data System), dan juga melalui website resmi BMG, yaitu www.bmg.go.id .

Indonesia sebagai negara kepulauan sekaligus rawan bala tsunami harus mempunyai sistem ini. Mungkin sudah ada beberapa nan dipasang, tapi sejauh ini, belum berfungsi optimal.

Terbukti, tsunami di Kepulauan Mentawai belum dapat dideteksi buat diumumkan kepada masyarakat setempat. Akibatnya, datangnya tsunami tak disadari dan akhirnya memakan korban nan tidak sedikit. Lebih dari 100 orang meninggal dan 500 lebih orang dinyatakan hilang. Jadi, Indonesia harus lebih melengkapi atau memasang tanda peringatan tsunami nan lebih canggih.

Dari pengalaman di lapangan, media nan paling efektif buat memberitahukan peringatan dini tsunami ini ialah radio. Karena itu, masyarakat di sekitar pantai nan berpeluang sangat besar terkena tsunami ini disarankan memiliki radio FM nan dapat digunakan buat mengetahui adanya bahaya tsunami. Demikian sedikit uraian mengenai tsunami nan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. semoga bermanfaat.