Perang Dalam La Perserikatan Primera

Perang Dalam La Perserikatan Primera

Menyaksikan kemenangan Spanyol di Piala Eropa seperti melihat kedigdayaan La Liga. Bagaimana tidak, dengan penuh percaya diri, para pemain Spanyol memberikan agresi nan begitu taktis. Para pemain itu begitu disiplin dan sangat tahu di mana ia harus menempatkan diri dalam setiap pergerakan. Permainan mereka begitu kental dengan gaya Barcelona. Tanpa adanya tempaan dalam La Perserikatan atau Perserikatan Spanyol , para pemain timnas Spanyol tidak akan dapat bermain seindah dan sedahsyat itu. Belum ada dalam sejarah skor dalam final 4-0! Ini ialah sejarah. Sejarah nan fantastis.



Kebanggan Bangsa Spanyol

Spanyol memang sedang terpuruk secara ekonomi. Rakyatnya berteriak sebab perekonomian nan membuat hayati mereka tak nyaman. Mereka tertunduk indolen menyaksikan kemiskinan nan semakin terlihat konkret di mana-mana. Tetapi, kalau sudah bicara tentang sepakbola, semua rakyat Spanyol dari semua golongan dan dari semua kalangan akan mengangkat kepala mereka. Mereka akan berbicara dengan sangat antusias. Mereka akan dengan bangga mengatakan bahwa timnas mereka ialah tim terhebat dan terkuat saat ini.

Timnas Spanyol ini bagaikan seteguk air di tengah padang pasir yang kering. Mereka mampu membuat semua anak bangsa Spanyol tersenyum riang dan sejenak melupakan kegetiran ekonomi nan sedang mereka rasakan. Jangankan bangsa Spanyol, para pendukung Spanyol dari seluruh global pun bersorak riang ketika menyaksikan final Piala Eropa 2012 nan begitu fenomenal itu. Gol demi gol dari timnas Spanyol bersarang di jala timnas Italia dengan tatapan tidak percaya dari pendukung timnas Italia. Sedangkan para pendukung Spanyol bersorak riang. Dari awal mereka percaya bahwa Spanyol akan menjadi Kings Of Europe .



Motivasi Para Pemain Hebat Main di La Liga

La Perserikatan Primera atau nan lebih familiar di telinga penduduk Indonesia dengan sebutan Liga Spanyol ialah kasta paling tinggi dalam persepakbolaan Spanyol. Sebagai kasta paling tinggi dalm kompetisi sepakbola Spanyol, perserikatan ini menjadi salah satu tujuan para pemain nan merasa mempunyai bakat hebat. Mereka akan berusaha buat dapat merasakan ketegangan dan ketatnya persaingan di perserikatan ini.

Malah ada pemain nan berani menurunkan harga transfernya dan bahkan mau membayar sendiri kekurangan uang transfernya agar dapat kembali merumput bersama dengan para pemain hebat lainnya di La Liga. Sebut saja salah satu pemain top Spanyol nan baru-baru ini datang ke Indonesia, Fabregas. Ia berani memberikan bonusnya buat menutupi kekurangan biaya transfer. Apa nan dilakukan oleh Fabregas memang tak sia-sia. Ia begitu ingin bermain lagi dengan pemain hebat seperti Andres Iniesta. Penampilan Fabregas di Piala Eropa tak mengecewakan. Ia merasa permainannya akan lebih terasah bila bersama dengan para pemain hebat lainnya.

Bagaimanapun kemampuan seseorang itu memang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Seorang nan sangat berbakat mungkin tidak akan dapat mengasah bakatnya bila tidak ada orang-orang nan mampu mendukungnya. Kalau talenta ditunjang dengan fasilitas termasuk juga orang-orang nan menjadi pesaing nan ada di sekitarnya, talenta itu akan mencuat ke permukaan dan akan menjadi sesuatu nan sangat hebat. Tanpa adanya pengasahan nan baik, talenta itu terkadang hanya akan menjadi sesuatu nan terpendam dan tidak tergali.

Pemain sepakbola Indonesia harus belajar manajemen diri dalam mengasah kemampuan. Fabregas ialah contoh nan baik. Ketika masih muda dan masih butuh dorongan pengasahan ketrampilan permainan, carilah orang-orang nan sekiranya dapat memberikan motivasi dan orang-orang nan mempunyai kemampuan lebih. Melihat sendiri seseorang nan mempunyai kemampuan hebat itu niscaya akan memecut semangat.



Perang Dalam La Perserikatan Primera

Terdapat 20 klub peserta nan berlaga dan berebut tahta kampiun di Perserikatan Spanyol. Masing-masing klub menerapkan gaya dan taktik permainan nan berbeda di setiap laga nan digelar. Perang startegi dan strategi ini tak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari bakat para pemain nan memang telah hebat. Para pemain nan hebat itu akan mampu menjalankan setiap instruksi nan diberikan oleh pelatihnya.

Oleh sebab itulah, para klub besar, seperti Barcelona dan Real Madrid, tidak akan segan-segan membeli pemain taraf dunia. Pemain taraf global pun akan merasa bahwa mereka benar-benar hebat kalau telah bermain di La Liga. Bagaimanapun berkumpulnya para pemain hebat ini membuat peta persaingan di medan pertempuran memperebutkan gelar La Perserikatan menjadi lebih seru. Jangan tanyakan bayaran nan diterima oleh para pemain top itu. Selain uang nan berlimpah, popularitas pun didapatkan dengan mudah. Para wanita terseksi dan tercantik di global pun menjadi tergoda buat mendekat.

Pemain sepakbola mana nan tak tergiur dengan apa yan telah didapatkan oleh para pemain nan merumput di La Liga? Uang, popularitas, wanita cantik. Semua itu ialah tujuan hayati nan dinilai sangat nikamt. Liburan mewah nan dilakukan oleh Ronaldo dan Fabregas pun tidak luput dari sorotan media. Para pemain sepakbola berwajah cukup tampan itu memang bagai gula nan menarik para semut termasuk juga kaum paparazzi mendatangi mereka.

Di liga-liga Eropa lainnya, peta kekuatan sebuah perserikatan biasanya hanya didominasi oleh beberapa klub raksasa saja. Jika di Perserikatan Inggris ada istilah The Big Four buat menggambarkan intervensi empat klub raksasa –MU, Chelsea, Arsenal, dan Liverpool- di sana, maka tak demikian dengan di La Perserikatan Primera.

Di La Perserikatan hanya terdapat dua klub raksasa saja nan mampu tampil konsisten di sepanjang tahun keikutsertaannya di perserikatan ini. Mereka ialah Real Madrid dan Barcelona. Sementara itu, klub-klub peserta lainnya sporadis sekali memiliki taraf konsisitensi nan sama dengan dua klub raksasa itu. Untuk urusan koleksi gelar kampiun pun kedua tim raksasa itulah nan paling banyak mengumpulkannya (Madrid 31 kali, Barcelona 20 kali).

Walaupun begitu, pertandingan nan dimainkan oleh kedua klub besar itu selalu menarik buat disimak. Apalagi saat ini, kedua tim mempunyai pemain nan dapat diadu satu sama lain. Mereka ialah Ronaldo dan Messy. Persaingan keduanya memang dibuat dengan sengaja oleh pihak media terutama buat meningkatkan rating pertandingan. Bahkan kehidupan pribadi kedua pemain bintang ini diperbandingkan sehingga ketika keduanya berjumpa di lapangan, emosi penonton seakan dibuat teraduk-aduk. Hal ini ternyata memang sukses menarik perhatian dan permainan kedua klub itu terasa sangat lengkap ketika emosi tadi berbaur dengan rasa puas menyaksikan ketrampilan kedua pemain di lapangan hijau.



Liga Spanyol, Tujuan Pemain Kelas Dunia

Tanpa bermaksud mendiskreditkan liga-liga lainnya, La Perserikatan ialah perserikatan nan dihuni oleh banyak pemain kelas dunia. Sebut saja, Zinedine Zidan, David Beckham, Christiano Ronaldo, Kaka, Ozil, dan banyak lagi lainnya. Selain Itu, bintang-bintang milik Barcelona nan tidak kalah mentereng, seperti Lionel Messi, David Villa, Andreas Iniesta, dan Xavi Hernandes semakin mempertegas kedudukan Perserikatan Spanyol sebagai tujuan pesepakbola dunia.

Diawali dengan era Los Galacticos-nya Real Madrid, baik jilid 1 atau pun jilid 2-nya, perserikatan ini berubah menjadi loka pestanya para pesepakbola global dengan kualitas terbaik. Tak hanya itu, pemain nan dalam beberapa tahun ke belakang bergelar pemain terbaik global pun seolah betah bermain di Perserikatan ini.



Permainan Ultra Offensive

Di Perserikatan ini Anda dapat menikmati taktik menyerang nan tak mungkin dapat dinikmati di perserikatan lain mana pun di dunia. Dulu memang taktik semacam ini pernah dipakai oleh Timnas Belanda dengan julukan Total Football -nya. Namun, taktik nan ada di La Perserikatan Primera ini jauh lebih efektif dan bervariasi dibanding Total Football -nya Belanda.

Ultra Offensive . Demikian sebutan buat taktik menyerang nan hanya mungkin dapat dimainkan oleh para pemain Barcelona di bawah arahah “arsitek” muda, Josep Guardiola. Tak tanggung-tanggung, empat striker dengan 2 pemain nan diposisikan sebagai pemain sayap siap mencabik-cabik setiap musuh nan dihadapinya.

Bagi instruktur lain, taktik ini memang terbilang taktik nan super gila, tapi tak buat Guardiola. Dengan dukungan pemain-pemain bertalenta tinggi, taktik ini seakan berjalan sempurna. Ada interaksi sinergis antara semua pemain di masing-masing lini. Dengan demikian, kemampuan bertahan tim ini pun sama baiknya dengan kemampuan menyerangnya.

Itulah sedikit citra tentang Liga Spanyol, liganya pemain global dengan taktik super gila salah satu klubnya.